. h a p p y r e a d i n g .
Dentuman musik terdengar begitu keras di iringi guliran lampu kelap kelip yang turut meriahkan suasana club malam ini.
Banyak makhluk hidup di tempat ini yang tanpa malu menggoyangkan badannya, menari-nari di tengah bersama-sama sesuai ketukan lagu yang di putar.
Bukan hanya itu, masih banyak pula makhluk lainnya yang terlihat mabuk, meminum segelas cairan memabukkan tanpa memperdulikan apapun.
Begitupula dengan seorang pemuda menawan, yang memiliki proporsi tubuh yang sangat gagah yang kini telah meminum banyak alkohol dengan kadar rendah.
Pemuda itu menoleh kala seseorang menepuk pundaknya dan duduk di sebelahnya.
"Ternyata gini tingkah ketua osis di luar sekolah."
Lingga mendengus. "Gak usah bahas ketua osis, gue muak." Ucapnya sembari kembali meneguk alkohol.
"Kalau gue bahas adek gue, lo muak gak?" Tanya pemuda yang tak kalah tampan dari lingga itu.
"Gak. Kalau tentang aca gue dengan lapang dada bercerita." Jawab nya dan meletakkan gelas alkohol yang sedari tadi di minumnya.
Mendengar jawaban lingga, sontak pemuda di sebelahnya terkikik geli.
"Cassandra, not aca."
"Gue kenal nya aca. Gue belum kenal sisi Cassandra nya dia." Balas lingga lagi lagi membuat pemuda itu terkikik.
"Makanya buruan pacarin. Biar lo tau setiap sisi Cassandra." Ujar nya membuat lingga tersenyum.
"Termasuk sisi tubuhnya?"
Tatapan yang tadinya santai, kini menajam. "Lo mau gue bunuh pakai gaya apa?"
Lingga terkekeh. "Bercanda. Gue juga gak berani macam-macam sama aca."
"Kenapa?"
"Adek lo ganas. Bahkan lebih ganas dari lo, deon." Jawab lingga apa adanya.
Bagi lingga, aca itu ganas. Terbukti dari bagaimana gadis itu berhadapan dengan javier selama ini.
Deon, pemuda yang diketahui sebagai abang aca itu tertawa.
"Didikan keluarga gue memang gak pernah gagal." Deon membusungkan dadanya, mendadak bangga karena tingkah adiknya.
"Tapi menurut gue, aca termasuk gagal." Celetuk lingga menghapuskan semangat deon seketika.
"Gagal kenapa? Tadi lo bilang dia ganas."
"Yang gue tau, keluarga Lo itu berdarah dingin, buat ngerasain iba atau kasih sayang itu sulit. Tapi aca, dia gagal. Dia jatuh cinta sama orang lain, jatuh sejatuh jatuhnya. Mungkin aca masih bisa ngontrol dirinya, tapi kalau dia gak bisa ngontrol, mungkin dia bakal jadi cewek yang bodoh cuman karna cinta." Jelas lingga membuat deon terdiam.
"Menurut lo, gue gagal ya sebagai abang?" Tanya deon tiba-tiba.
"Gagal. Karna lo udah tega ngebiarin adek lo disakiti sama cowok gak bertanggung jawab kaya javier." Jawab lingga semakin membuat dada deon terasa sesak.
"Gue kangen cassa. Pengen peluk cassa kecil gue, pengen ke makam nyokap bokap bareng cassa." Lirih deon mengalihkan pandangan nya yang kini sendu ke arah lain.
Lingga terkekeh sejenak. Jarang-jarang melihat deon yang biasanya arogan menjadi semenyedih kan ini.
"Datengin rumah cassa. Bawa dia pulang terus kurung. Jangan biarin dia jumpa lagi sama javier. Javier itu jarum yang terlalu tajam buat cassa." Ujar lingga yang kini juga mengalihkan pandanganya ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAVIECAS [ SEGERA TERBIT ]
Teen Fiction"Gak usah ngancurin hidup gue." - Javier nalendra Aditya. "Gue gak nyakitin lo, jadi kenapa lo hancur?" - Cassandra Zahra Aqila. "Dengan adanya lo di hadapan gue, itu sama aja ngehancurin hidup gue." - javier nalendra Aditya. ••••••• Javier itu luk...