chetyre

6 1 0
                                    

"I don't go by the rule book... I lead from the heart, not the head." - Diana, Princess of Wales


Art : Empress Elizabeth, ca. 1756-61, Pietro Rotari


"Good morning Madam. Saya Olga, apakah boleh saya masuk?" Suara datang dari balik pintu besar di kamarku. Sang empu mengenalkan dirinya sebagai Olga. Menurut ingatan Alexandrina ialah Olga Sokova, seorang lady in waiting milik Alexandrina.

"Come in."

aku berjalan mendekat ke arah pintu, kemudian pintu terbuka menampilkan seorang gadis yang kira kira berumur di awal 20 tahunan, berambut brown chestnut yang di jepit ke belakang agar tidak menganggu pekerjaannya, wajah berbentuk oval dengan sepasang mata berwarna coklat. Seragam khas maid berwarna putih dan hitam melekat di tubuhnya.

"Selamat pagi Madam. Bagaimana malam anda? I hope you had wonderful night," Salam Olga padaku sembari memberi hormat. "Aku mendapat kan mimpi yang indah semalam Olga, terimakasih sudah bertanya," Jawabku sambil menggaruk hidungku yang tak terasa gatal.

"Apakah tuan muda menangis tadi malam, Madam?"

"Syukur lah tidak, Ia hanya menangis tadi pagi. Sepertinya ia merasa lapar, kau bisa membawa kan sarapan ku dan paul di kamar, aku akan sarapan disini," Mendengar hal tersebut, Olga lalu menepuk tangannya dan maid lainnya (yang sepertinya telah bersiap di balik pintu) masuk sambil membawa tray berisikan makanan. Di atas tray terdapat bacon, ham dan roti pastry untukku dan untuk paul disediakan biskuit, puree buah dan sayuran dan secangkir susu.

Selanjutnya, Olga dan maid yang membawa tray tadi mulai menyiapkan tempat untukku makan, seperti membawakan meja, kursi dan kursi bayi untuk paul. Setelah semua sudah di tata rapi giliran diriku yang duduk, paul telah di ambil alih oleh Olga dan di dudukkan di kursi bayi.

Olga menyiapkan sarapanku, meletakkan potongan ham dan beberapa strip bacon di piringku, lalu kemudian mulai menyuapkan paul. Aku makan dengan tenang, ku pikir makanannya akan terasa hambar mengingat tempat ini berlatar di sekitar abad ke 19, surprisingly, makannya cocok dengan lidahku.

Dulu saat berada di zaman modern, aku akan menghabiskan sarapan ku di minimarket terdekat sambil membaca koran untuk menemani kesepian ku. Ah, ini membuatku merindukan koran.

Sebelum mengeluarkan suara untuk meminta Olga untuk membawakanku surat kabar, fokusku berhenti di surat kabar yang terletak di tray di sampingku. Alexandrina ternyata memiliki kebiasaan menikmati gosip terpanas di court sambil minum teh di pagi hari.

Setelah satu tegukan teh, ku tarik surat kabar tersebut dan mulai membacanya dengan serius. Di halaman pertama memuat kabar terkini, seperti perselingkuhan Kaisar dari negara tetangga dan oh, berita pernikahan dari Duke of Konstantin, seorang bangsawan yang berasal dari negara asal Alexandrina, Bultemargen.

Teh di depanku telah tandas tetapi mataku masih setia tenggelam pada kalimat dan paragraf panjang yang dimuat di surat kabar. namun ketenangan itu di ganggu oleh celotehan dan tawa si kecil, tentu saja kau tidak bisa mendapatkan ketenangan kapanpun saat kau hidup dengan seorang bayi.

"Nggg mumu bla maaa iii" Paul bersuara acak sambil memukul mukulkan tangan nya di atas meja, kakinya juga turut andil dalam membuat susah Olga, kaki gemuk tanpa alasnya di goyang kan dengan brutal, Lemak di bagian pahanya tampak bergoyang lembut, hingga Olga harus meletakkan mangkuk berisi puree untuk memegang kursi bayi Paul agar sang tuan muda tidak terhempas karena ulahnya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Ending Before The Beginning : Cold Hearts, Royal BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang