[🌻] Buku Gambar dan Bunga

1.7K 291 15
                                    


Tenggelam dalam keseruannya, gadis kecil itu asik dengan gambarannya, kupu-kupu, dan bunga yang ada di sana, seakan tenggelam dalam dunia kecilnya sendiri.


Hanya selang beberapa saat, ia mendengar ada suara dari kejauhan yang memanggilnya.



"(Name)!!"



Ia terkesiap dan langsung berdiri dari tempatnya dengan terkejut. Ia kenal jelas, itu suara ayahnya!



Tanpa membuang buang waktu dia langsung mengemasi barang-barangnya dan bergegas pergi dari sana, menyusul ayahnya.



"Ayah!" Panggilnya dari kejauhan.


Ayahnya menyambut kedatangan (Name) dengan kerutan di wajahnya seraya melipat tangan. "Dari mana saja kamu? Sudah ayah bilang jangan berkeliaran." Ucap sang ayah.



"Um, aku.." Ucapnya gelagapan. (Name) menggosok tengkuknya dengan canggung, mencoba memikirkan alasan yang tepat untuk selamat dari amarah ayahnya. "Oh, aku tadi pergi ke toilet. Di sebelah sana.." Tunjuknya ke arah dia datang sebelumnya.



Ayahnya menghela napas berat dan langsung menggandeng tangan putrinya itu seraya berjalan pergi dari sana. "Seharusnya kamu menunggu saja sampai ayah datang baru ayah akan mengantarmu ke toilet. Tadi kamu malah berlarian di area pribadi keluarga Herhardt." Ucap sang ayah sambil berjalan pergi bersama putrinya.



"Herd--apa?" Ulangnya bingung. Bagi (Name) itu kata kata yang sulit untuk diucapkan. Herhardt tidak seperti nama lokal yang umumnya ada di Indonesia.



"Herhardt." Jawab ayahnya. Ia tetap menatap ke depan seraya melanjutkan ucapannya. "Hanya keluarga itu yang memiliki tempat pribadi di sebelah gedung utama VOC." Tambah sang ayah.


(Name) hanya menganggukkan kepala, meski pada kenyataannya dia tidak mengerti apa yang sedang ayahnya bicarakan. Selebihnya, dia hanya penasaran pada kedatangan orang-orang asing sebelum ini. Dia hanya menatap ke arah ayahnya sambil dengan polosnya bertanya.



"Tapi ayah, tadi aku melihat ada pria dengan nama Matthias yang disambut dengan sangat keren. Siapa dia?" Tanya (Name).




Ada seja sejenak, sebelum ayahnya menjawab ucapan putrinya. "Matthias Von Herhardt. Beliau adalah orang yang penting di tempat ini. Ayah dapat menjelaskan dengan detail, tapi sepertinya kamu tidak akan mengerti." Ucap sang ayah.



"Tidak. Coba jelaskan saja, ayah. Aku sangat penasaran." Ucapnya menuntut, dia benar benar penasaran pada sosok yang kedatangannya begitu disambut di sana.



Ayahnya menghela napas dan menggelengkan kepalanya atas perilaku putrinya itu. "Baiklah, dengarkan ini... Matthias Von Herhardt, putra tunggal keluarga Herhardt, adalah salah satu dari 5 keluarga yang memiliki nama besar di Belanda." Ucap sang ayah.



Ada jeda di sana, sebelum ayahnya melanjutkan ucapannya. "Ayahnya beliau punya kendali besar di kantor pusat VOC di Amsterdam. Secara pribadi, beliau sendiri memiliki banyak catatan prestasi di akademi militer pada usianya yang baru saja menginjak 18 tahun. Dan saat ini, beliau diutus ke sini sebagai perwakilan langsung untuk mengurus perdagangan VOC di Nusantara, bertepatan pada pusat administrasi dan perdagangan VOC di Castle Batavia, Kota Tua. " Jelas sang ayah.


Rahang (Name) terbuka lebar kala mendengar ucapan itu. Walau dia tidak begitu mengerti, namun sepertinya pria bernama 'Matthias' itu benar-benar luar biasa di tempat itu.



Ia terdiam sepanjang jalan pulang seraya menggandeng erat tangan ayahnya. Bagi gadis kecil yang belum mengenal dunia yang besar itu, pria seperti Matthias adalah bagian dari keajaiban. Pria itu tinggal di istana dengan mendapat perlakuan seperti pangeran yang hidup dengan sendok emas. Bagaikan kisah dalam cerita-cerita novel yang dia baca, pangeran yang memiliki segalanya.



𝐌𝐲 𝐁𝐮𝐭𝐭𝐞𝐫𝐟𝐥𝐲  [Matthias X Reader VOC AU!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang