[🍁] Daun musim gugur

1.5K 310 13
                                    


Beberapa minggu berlalu dan tibalah hari yang lain kala ayah serta anak perempuannya itu berdiri tepat di depan pintu masuk gedung utama kantor VOC.


"Ayah tidak tau kenapa kamu begitu bersikeras untuk dibawa lagi ke sini, tapi ayah ingatkan bahwa hari ini ayah hanya mengantar berkas, jadi tidak akan lama." Ucap sang ayah seraya menatap pada putrinya.


(Name) menelan ludah, dan menganggukkan kepalanya dengan cepat. Dia tidak yakin akan menemukan buku gambarnya dengan cepat jika ayahnya berkata seperti itu. Namun tetap saja, dia tidak boleh pesimis mengingat dia sudah bersusah payah membujuk ayahnya agar dia bisa ikut dengan ayahnya datang kemari.


Dilihatnya ayahnya membalikkan punggung dan masuk ke dalam gedung itu, meninggalkannya berdiri sendiri di sana.


Tanpa membuang waktu, ia segera membalikkan tubuhnya dan berlari pergi dari sana, kembali ke tempat bunga matahari itu.



Namun saat sampai di sana, langkah kakinya berhenti dan dia menutup mulutnya dengan kaget.



Rupanya bunga matahari itu sudah tidak ada di sana dan di depan jendela itu malah kosong melopong.


"Oh tidak.., ini buruk! Kenapa pula mereka memangkas habis bunga matahari itu?" Pekiknya.


Ia melihat ke sekeliling dengan panik, mencoba mencari petunjuk mengenai buku gambarnya.


Namun ada hal lain yang menarik perhatiannya, sebuah daun maple tergeletak di tanah. Matanya berbinar, setidaknya dia punya satu daun pengganti untuk koleksi daun musim gugurnya yang hilang bersama dengan buku gambarnya.


Hanya ketika ia melangkah untuk mengambil daun itu, ia menyadari ada satu lagi daun maple di depannya.



"Oh.. Di sini ada lagi" Gumamnya, seraya melangkah untuk mengambil daun maple itu.



Namun anehnya, ada lagi beberapa daun itu yang berjejer pada jalan di depannya, seakan mengarah pada suatu tempat.




"Wah. Ini jelas jelas ada sesuatu" Ucapnya curiga. Dia memang tidak sebodoh itu, akan tetapi ia tetap memilah daun daun itu seraya mengikuti kemana daun itu membawanya, karena didasari rasa penasarannya.




Dan kala itu dia sadar, daun daun itu mengarah pada sebuah rumah kaca yang terlihat penuh dengan berbagai jenis bunga.




"Woah!?" Pekiknya kagum. Ia malah menjatuhkan daun maple yang baru saja dia pungut dan bergegas masuk ke dalam rumah kaca itu.





Matanya berbinar melihat berbagai jenis bunga yang tertata rapi dan dirawat dengan baik di sana.




"Ini sangat indah!" Pekiknya.




Hanya ketika ia terpesona dengan keindahan bunga di sana, ia menyadari akan sesuatu. Bunga sebanyak dan seindah itu di sini tidak memiliki satupun kupu-kupu yang hinggap. Ini membuatnya merasa aneh.



Saat ia mengangkat kepala untuk melihat ke atas, di sadarinya ada banyak bingkai bingkai foto pada dinding kaca itu, yang beisi kerangka sayap kupu-kupu di sana.



Matanya terbuka lebar, dan dia menatap pemandangan di depannya dengan wajah horor.



'Apa yang---'



Namun saat itu juga, ada sebuah suara dari belakangnya yang bicara dengan menggunakan Bahasa Belanda yang tidak (Name) mengerti. "Sudah aku duga.., membuka taman bunga lebih mudah untuk menarik kupu-kupu datang daripada mengejarnya dengan jaring." Ucap sosok tersebut.





𝐌𝐲 𝐁𝐮𝐭𝐭𝐞𝐫𝐟𝐥𝐲  [Matthias X Reader VOC AU!]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora