Bab 1 "Sebenarnya, kita ini apa?"

14 3 0
                                    

"Dan bahkan, aku sendiri dibuat bingung oleh rasa itu sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dan bahkan, aku sendiri dibuat bingung oleh rasa itu sendiri."
-Kaivan Nadi Hadikala

-Desember Kala Itu-

"Kalau tiba-tiba gue jatuh cinta sama orang lain dan itu bukan Nadi, salah nggak?" tanya Melody kepada ketiga sahabatnya itu.

Arlea yang tengah mencocol kentang goreng dengan saus sambal itu menoleh, "Of course nggak, lah! Kenapa memangnya?" jawabnya.

Yesha tertegun, sedikit tak setuju dengan jawaban gadis di sampingnya itu. "Tapi... semua orang udah tahu kalau kalian berdua itu sama-sama suka. Maybe? Perilaku Nadi menunjukkan kalau dia juga suka sama lo. Jadi, kalau tiba-tiba Melody suka sama orang lain selain Nadi, bukannya orang-orang bakalan berpikiran aneh, ya?" imbuhnya.

Arlea, gadis dengan rambut cepol itu menggeleng kuat. "Lo lupa? Selama ini kita tahu kalau mereka berdua memang dekat, tapi dua-duanya sama sekali nggak pernah menyatakan apapun dan juga tidak terikat apapun. Jadi, apa yang lo harapkan? Nadi bukan milik Melody, begitupun sebaliknya, Melody bukan milik Nadi. Nggak salah dong, kalau Melody take a chance with someone else, karena dia sama Nadi sama sekali nggak terikat?" tuturnya serius.

Tia yang pada dasarnya hanya diam, kini ikut menanggapi. "Bener! Lagian menurut gue, kita nggak akan bisa jadi temen buat orang yang kita suka. Karena pasti, di setiap sesuatu yang dia lakuin buat kita itu selalu bikin kita berharap kalau dia juga punya perasaan yang sama kayak kita, even thought the reality is not like that."

Yesha menghembuskan napasnya jengah, merasa pusing dengan cerita hubungan tanpa status milik sahabatnya itu. "Padahal dari awal gue udah bilang, jangan sampai lo berurusan sama Nadi." Katanya lelah.

Melody memincingkan matanya, "Hah?!? Kapan lo bilang?!? Ada, kah?" tanyanya sambil mengingat-ingat.

Yesha mendelikkan matanya kesal, "Tai! Lo lupa? Awal-awal lo pindah, gue udah cerita banyak soal Nadi, ya?!?" sungutnya emosi.
Melihat kawannya itu emosi, Melody barulah tersadar. "Iya, gue lupa." Sesalnya lirih.

Tia terkekeh, baginya wajah lusuh Melody sangat lucu sekarang ini. "Duh, emang boleh se-hts ini?" ledeknya membuat alunan tawa menyeruak.

Cukup lama tertawa, Arlea kini kembali memfokuskan pandangannya pada Melody. "Ngomong-ngomong, lo pernah nggak sekedar ngobrol sama Nadi perihal hubungan kalian berdua?" tanyanya penasaran.

Melody mengangguk, "Lo semua tahu, kan? Kalau gue tipe orang yang sama sekali butuh validasi akan sesuatu. Jadi, udah jelas kalau gue bukan tipe orang yang mau bertahan dalam hubungan tanpa status, tapi kalau lo minta gue untuk tunggu sampai lo mau take a chance with me, gue bakaln nge-iya in, contohnya waktu gue sama Malik." Melody diam sebentar untuk menyeruput ice cappucino yang dirinya pesan.

Setelah minuman itu mengaliri kerongkongannya, ia kemudian melanjutkan. "Udah dua kali gue nanya ke Nadi, kenapa dia suka bertahan di suatu hubungan tanpa punya niat untuk terikat satu sama lain." Lanjutnya.

DESEMBER KALA ITU (ON GOING)Where stories live. Discover now