Bab 3 "Ku mohon padamu, menetaplah lebih lama."

8 2 0
                                    

"Kini, semuanya telah selesai, baik masanya, perasaanya, hubungannya dan perasaannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kini, semuanya telah selesai, baik masanya, perasaanya, hubungannya dan perasaannya."
-Arisha Hasna Melody


-Desember Kala Itu-



September 2011

"Parah banget anjir, lo ghibah nggak ngajak-ngajak!" seru Haikal heboh sambil menenteng tas kresek berisi cilok depan sekolah langganannya itu.

Yesha dan Tia yang melihat kedatangan lelaki Bandung itu berdecak malas, "Ck! Sorry, ya! Kita lagi nggak ghibah! Kita cuman melakukan studi kualitatif mengenai perilaku manusia dengan menggunakan metode focused group discussion!"

Haikal memincingkan matanya dengan ekspresi meledek, "Dih! Ayo pulang, Nak! Goblokmu sudah kelewat batas, Allah malu punya hamba kayak kamu."

"BUMI GONJANG-GANJING, MUKAMU KAYAK ANJING!" umpat Tia tepat di depan wajah menjengkelkan itu.

Sebenarnya, keduanya masih akan terus berdebat jika saja Arlea tak membuka mulut sampai-sampai membuat seluruh anggotanya berlari ketakutan. "Hitungan ke tiga kalian nggak masuk ruangan, jangan harap bisa pulang jam lima!"

Satu jam sepulang sekolah, belasan manusia tampak berjejer rapih di dalam ruang rapat OSIS. Sore ini, mereka selaku panitia acara akan membahas tentang kegiatan classmeet, seraya mengecek kondisi lapangan dan tak lupa menyediakan papan skor untuk berbagai macam perlombaan yang akan diadakan esok hari.

"Nanti papan skornya jangan lupa di taruh di sebelah meja wasit. Spidol sama penghapusnya juga jangan lupa di siapin," perintah Arlea menegaskan.

"Haikal! Nael besok nggak bisa hadir, dia ada acara keluarga. Makanya, besok lo yang jadi wasit di perlombaan hadang putra, ya?"

"Hah?"

Nael yang berada tepat di samping lelaki itu pun bergerak untuk menoyor kepala Haikal, "BUDEG ANJIR!" geramnya.

"Gue nggak budeg jancok! Gue denger ya, babi! Cuman memang bagi gue, ngomong 'hah' adalah style tersendiri dalam seni berkomunikasi." Jawabnya santai, lalu kemudian tertawa sendiri sampai terbatuk-batuk karena tersedak cilok.

Nael menggeleng kecil, tangannya ia gunakan tuk mengusap dadanya yang lapang. "Astaghfirullah, kadang gue udah berusaha untuk jadi manusia kalem, tapi tetep ada aja manusia goblok yang mancing ke-toxican yang telah merasuk di relung jiwaku ini!" ucapnya lirih, mengundang gelak tawa seisi ruangan.

"Lo berdua kalau gue bacain ayat kursi, ayatnya gue baca, terus kursinya gue lempar ke muka lo pada, kira-kira too much nggak, ya?" celetuk Arlea kesal.

Nael memincingkan matanya sebal, "Coba deh gue tanya, kalau mata lo gue colok pake linggis, nangis nggak?" tanyanya.

Mendengar itu, membuat Arlea semakin berapi-api. "Gini nih, kalau waktu kecil di adzaninnya lewat spotify!" celetuknya jengah.

DESEMBER KALA ITU (ON GOING)Where stories live. Discover now