17 || Out?

1.5K 376 44
                                    

(Name) membuka mata perlahan, ia duduk dari posisi tidurnya dan mengusap area tengkuk yang masih nyeri.

Ingatan tentang tengkuknya yang dipukul kembali terbayang di kepalanya. Pukulan itu berat dan cepat, entah siapa yang memukulnya tadi, yang jelas (Name) merasa kesal.

Setelah meredam emosinya, (Name) melihat sekeliling, ia menyadari bahwa dirinya sudah berada di rumah.

'Perasaan tadi masih di rumah sakit. Apa Jungoo-ssi yang mengantarku pulang?'

(Name) turun dari tempat tidur dan berjalan menuju meja belajar tempat komputernya berada.

Ia harus tetap melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda karena gangguan Jungoo tadi.

"Semoga bisa dikirim sebelum deadline," gumamnya sambil melihat jarum jam yang menunjuk angka delapan.

(Name) menyalakan komputer dan terkejut saat melihat notifikasi email dari One MCN.

'Apa ini?' batinnya ketika mengklik email itu.

Tak butuh waktu lama, wajahnya langsung memucat begitu selesai membaca isinya.

.

[Kepada Yth,
Sdr. Yoo (Name)
Di Tempat

Perihal: Surat Pemutusan Hubungan Kerja

Dengan hormat,

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja Saudara dalam 3 (tiga) bulan masa percobaan ini, kami menilai bahwa Saudara tidak menunjukkan peningkatan dan perbaikan kinerja dari sisi kedisiplinan dan tanggung jawab pekerjaan sesuai dengan kesepakatan awal kontrak.

Sehubungan dengan hal tersebut, ONE MCN memutuskan untuk:

Memberhentikan (pemutusan hubungan kerja) atau tidak melanjutkan kontrak kerja sama dengan Sdr. Yoo (Name)...]

.

"Hah?!" (Name) tidak percaya apa yang barusan ia baca.

Pikirannya seketika kosong, ia mulai meragukan keaslian email ini. Tapi begitu mengecek ulang alamat email pengirimannya, (Name) merasa frustasi.

Ini asli.

Dia benar-benar diberhentikan.

"Gila… sial.. apa-apaan..." gumamnya kesal.

Walau telah memastikan berkali-kali, (Name) masih tidak bisa menerima keputusan ini begitu saja.

Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menelpon atasannya untuk memverifikasi hal ini.

"Selamat malam pak," sapa (Name) sopan.

"Selamat malam, ada apa nona Yoo?"

"Jadi begini pak, saya baru saja menerima email dari perusahaan tentang pemberhentian hubungan kerja. Apa itu benar?" tanya (Name) gugup.

"Oh, ya.. Saya juga cukup terkejut saat mendengar kabar itu dari HR, apalagi nona Yoo sangat tekun," jawabnya ramah.

"Tapi, bukankah tidak sopan jika pemecatannya dilakukan secara online? Saya harap bisa mendengar alasannya secara langsung kenapa pihak perusahaan memutuskan untuk memecat saya," balas (Name) tidak terima.

"Sayangnya keputusan itu diajukan oleh pemilik jabatan tinggi yang bahkan saya sendiri tidak bisa berbuat apa-apa, jadi saya harap nona Yoo bisa menerima keputusan ini dengan lapang dada," ucapnya menenangkan.

"Tapi pak—"

"Ah, dan untuk uang kompensasi akan dikirim ke rekening anda secepatnya, barang-barang nona Yoo yang ada di kantor juga akan dikembalikan besok siang dengan jasa kurir," potongnya tanpa rasa bersalah.

𝐁𝐢𝐠 𝐒𝐢𝐬 [ᴋᴇᴍʙᴀʀ ʟᴏᴏᴋɪꜱᴍ]Where stories live. Discover now