00. Prologue

13.9K 945 39
                                    

Lautan lepas menjadi pemandangan, cahaya merah dari senja yang indah, lampu-lampu gantung berwarna emas, dekorasi setiap sudut venue, serta bunga-bunga yang tersebar di lantai dan motif glamor di setiap meja dengan sulaman kainnya membuat venue pernikahan bertema outdoor itu terlihat sangat luar biasa indah, romantis, dan sangat menakjubkan.

Tempat itu sudah dipenuhi oleh sekelompok keluarga kecil, sahabat, dan tamu-tamu dari kalangan elit yang mengenakan jas dan gaun elegan serta perhiasan dari brand-brand ternama.

Semua orang yang hadir sudah berdiri, mereka tersenyum dan ikut berbahagia untuk dua mempelai yang akan segera terikat oleh janji suci pernikahan. Raut wajah bahagia pun tercetak jelas, menghiasi wajah rupawan mempelai pria yang sudah berdiri di atas altar.

Saat musik pengiring pengantin terdengar, mempelai pria berbalik untuk menyambut mempelai wanita yang akan segera menjadi istrinya, kedua sudut bibirnya terangkat menciptakan senyum yang terlihat sangat manis dan berseri-seri.

Selain para tamu dan mempelai pria, tentu senyum manis dan raut wajah bahagia pun tercetak jelas menghiasi wajah cantik mempelai wanita. Mata tajam namun indah si mempelai wanita terus menatap dalam mata hazel calon suaminya.

Diiringi oleh alunan musik yang beralun syahdu, mempelai wanita melangkah untuk menghampiri calon suaminya seraya menggandeng lengan seorang pria muda yang tidak lain adalah adik kaki-kakinya, keduanya terus tersenyum hingga akhirnya mereka sampai di hadapan mempelai pria yang datang menjemput calon istrinya.

"Lalisa Bruschweiler Manoban, aku Kim Jung-ha menyerahkan kakak perempuanku, Jennie Kim, padamu. Di dunia ini, selain eomma, dia adalah wanita yang sangat ingin aku jaga dan sangat ingin aku bahagiakan. Karena itu, tolong jaga dan bahagiakan dia. Jangan pernah menyakitinya. Jangan pernah membuatnya menangis karena terluka. Cintai dia dengan sepenuh hatimu. Mulai hari ini, aku mempercayakan dia padamu." Ucap Jung-ha seraya menggenggam genggaman tangan Jennie dan Lisa.

"Aku menerima Jennie dari mu. Terima kasih untuk rasa percayamu. Aku akan menjaga, membahagiakan, dan mencintainya dengan sepenuh hatiku."

Jung-ha tersenyum dan mengangguk, tanpa mengatakan apa pun dia membiarkan Jennie di bawa oleh calon suaminya. Karena akan menjadi saksi, Jung-ha melangkah menghampiri Min-ho yang akan menjadi saksi dari sisi Lisa.

Setibanya di altar, Lisa dan Jennie segera berdiri berhadapan. Di saksikan oleh keindahan matahari yang sudah bersiap untuk tenggelam, kedua mempelai yang sedang berbahagia itu bergantian mengucapkan janji pernikahan mereka. Setelah itu mereka memasang cincin pernikahan dan melakukan pemberkatan.

"Mulai hari ini dan untuk selama-lamanya, kalian sudah resmi menjadi sepasang suami istri yang sah."

Suara tepuk tangan terdengar menggema di area venue pernikahan itu. Sorakan meledek dari teman-teman pun turut terdengar, membuat pengantin yang sedang berbahagia terkekeh malu tanpa bisa mengatakan apapun.

Tidak ingin menyia-nyiakan keindahan senja sore ini, sebelum acara berlanjut pada pesta resepsi. Pengantin, keluarga dan teman memilih untuk berfoto bersama terlebih dahulu. Semua bergantian dan memberikan senyum terbaik mereka di setiap jepretan foto yang di ambil.

"Aigo~ bagaimana bisa kau mendahuluiku, Lisa?" Tanya Jisoo seraya merangkul bahu Lisa meski dia harus sedikit berjinjit.

"Aku menggunakan jalur kanan untuk mendahului." Jawab Lisa, dia tertawa setelah berbicara.

"Kau terlalu lambat, Jisoo-yaa. Aku tidak mau tahu, besok kita menikah." Sebal Rosé.

"Siap, tuan putri." Jawab Jisoo seraya mencolek ujung hidung mancung kekasihnya.

"Sudahi perbincangan kalian manusia-manusia tidak memiliki hati, kasihanilah aku yang jomblo abadi ini. Ayo kita berpose saja." Omel Seulgi.

"Mr Kang, dokter Bae juga jomblo abadi." Ucap Jennie seraya menunjuk Irene yang sudah berdiri di sisi kirinya.

"Dokter Kim." Tegur Irene malu, dia mencubit pelan lengan Jennie.

Jennie hanya tertawa tanpa mengatakan apa pun, Seulgi dan yang lain pun tertawa setelah mendengar perbincangan kecil Jennie dan Irene. Karena fotografer sudah siap, Jennie segera menggandeng lengan kiri Lisa dan memberikan senyum terbaiknya. Setelah semua siap, sesi foto para sahabat pun segera dilakukan.

1, 2, 3, dan lebih dari 5 foto mereka ambil dengan berbagai macam pose. Setelah sesi foto selesai, seorang petugas WO melangkah menghampiri Jennie dan Lisa, dia memberikan satu pasang merpati putih pada Jennie dan Lisa untuk mereka terbangkan.

Setelah Jennie dan Lisa siap untuk menerbangkan merpati putih di tangan mereka, pembawa acara segera menghitung mundur dan memberikan aba-aba.

"1.. LEPAS!"

Jennie dan Lisa kompak melepaskan burung merpati itu, suara tepuk tangan semua orang mengiringi kepakan sayap sepasang burung merpati yang kerap dianggap memiliki simbol kedamaian, cinta dan kebebasan. Jennie dan Lisa percaya dengan filosofi itu, dilepaskannya sepasang merpati di hari pernikahan mereka jelas memiliki harapan baik untuk kehidupan pernikahan mereka.

Setelah sepasang merpati terbang semakin jauh, Jennie segera menoleh pada Lisa. Begitupun dengan Lisa, dia menoleh dan menatap wajah istrinya. Keduanya sama-sama tersenyum dan kembali saling menggenggam.

"Hi suamiku."

Lisa diam tidak menyahut sapaan istrinya, tapi dia segera mengecup kening Jennie membuat semua orang kembali memekik heboh dan senyum Jennie semakin lebar.

'Aku tercipta dalam waktu untuk mengisi waktumu, dan mulai saat ini, seluruh waktu dalam hidupku akan aku gunakan untuk mendampingi dan mencintaimu, Lalisa.'

___
Tbc
Bandung, 19-April-2024

TO BE YOURS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang