14

4.2K 743 70
                                    

Ceklek!

Jennie tersenyum sesaat setelah mendengar suara pintu kamar mandi terbuka, tapi beberapa saat kemudian senyumnya luntur begitu saja. Kaki yang sedari tadi Jennie ayunkan pun berhenti bergerak, dia membeku saat melihat Lisa melangkah hanya menggunakan handuk yang melingkar di pinggang dan sport bra saja.

Tetesan air di leher yang menetes dari rambut sebahu Lisa dan ABS Lisa membuat Jennie menelan salivanya dengan susah payah, ini kali pertama dia melihat Lisa berpenampilan seperti ini, jika di rumah Lisa selalu memakai bathrobe tapi sekarang?

"Ke mana Seulgi?" Tanya Lisa seraya meraih pakaian yang Seulgi bawakan.

Lisa menginap di rumah sakit semalam, Jennie melarangnya pulang karena ingin Lisa diam di sana, Lisa memang patuh karena merasa dia harus menemani Jennie sebagai tanda terima kasih karena Jennie sudah mendengarkannya bercerita sepanjang malam.

Pertanyaan Lisa hanya di jawab oleh keheningan, diamnya Jennie membuat Lisa heran jadi dia menoleh menatap Jennie yang sedang diam mematung dan terus menatapnya tanpa berkedip.

"Jennie Kim!" Tegas Lisa.

"Saya." Jennie mengangkat tangan layaknya murid yang sedang di absen oleh guru.

"Ck! Kenapa kau diam? Aku bertanya."

Jennie gelagapan seraya menoleh ke arah lain, dia kembali menelan ludah secara kasar dan merutukki kebodohannya dalam hati. Bagaimana bisa dia tidak mendengar Lisa bertanya padanya?

"Pagi yang terasa sangat panas. Bagaimana bisa aku horny hanya karena melihat dia seperti itu? Apa tipes membuat otakku tidak waras?"

"Astaga Jennie, ke mana Seulgi?" Tanya Lisa heran.

"Itu." Jennie kembali menoleh pada Lisa, "Aku menyuruh dia membeli sarapan untukmu." Jawabnya.

Lisa mengangkat kedua alis seraya mengangguk-anggukkan kepala, dia tidak bertanya lagi dan sibuk memakai pakaiannya, sementara Jennie memilih menoleh ke arah lain karena dia tidak mau Lisa sadar jika pipinya memerah.

"Hari ini aku akan ke perusahaan dulu. Jika kau sudah bisa berjalan, tolong lihat Nancy, kabari aku tentang kondisinya."

Jennie mengangguk seraya menenangkan detak jantungnya, dia memberanikan diri untuk menoleh pada Lisa, beruntunglah Lisa sudah memakai kaos dalam dan celananya jadi dia merasa tenang.

"Y-ya, nanti aku akan ke ICU."

Lisa mengangguk tanpa mengatakan apapun. Ingat jika Lisa memiliki luka, Jennie segera turun dari ranjang perawatan. Mendengar suara derit ranjang membuat Lisa menoleh, dia menggeleng saat melihat Jennie akan melepas kantung infus dari tempatnya.

"Mau ke mana?" Tanya Lisa.

"Menghampirimu. Aku ingin mengobati luka-luka mu." Jawab Jennie.

"Diam di sana." Perintah Lisa.

Jennie mengangguk tanpa mengatakan apapun, dia diam di tempat sementara Lisa segera meraih dasinya lalu dia berjalan menghampiri Jennie. Tiba di hadapan Jennie dia segera duduk dan memberi kode pada Jennie agar Jennie kembali duduk di tepi ranjang perawatannya.

"Ini sudah kering." Ucap Lisa, dia menunjuk luka di ujung alis sebelah kanannya.

"Lihat yang di tangan." Jawab Jennie.

Lisa mengangkat tangan kanannya, karena dia belum memakai kemejanya jadi Jennie bisa melihat jelas luka-luka di tangan kanan Lisa. Tanpa mengatakan apapun Jennie segera meraih kotak p3k dari atas meja lalu dia menaruhnya di sisi pahanya, tepat di sisi paha Lisa juga karena keduanya duduk berdampingan di tepi ranjang perawatan.

TO BE YOURS - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang