07:48 am.
૮₍ ˶ᵔ ᵕ ᵔ˶ ₎ა
Pagi-pagi sekali rumah kediaman Winata sudah kedatangan tamu yang tidak di undang.
"Daddy and mommy, i'm back," seru seorang perempuan berambut panjang di kepang sambil berlari masuk ke dalam rumah untuk menemui sang pemilik rumah. Sementara itu, 2 temannya yang lain menggelengkan kepala melihat kelakuan jahannam temannya.
"Bukan teman gue," kata si rambut panjang dikuncir kuda. Teman sebelahnya yang berambut sebahu agak kecoklatan menyahut, "Bukan teman gue juga."
Diana berjalan dari dapur menghampiri teman-teman Resha di ruang tamu, "Loh? Kalian udah pulang? Kok bisa barengan?" cecarnya. Melihat kedatangan Diana, si berambut panjang dikepang atau panggil saja Klara, lebih tepatnya Klarabela Anzela langsung mendekat dan memeluk Diana diikuti oleh kedua temannya. "Rindu deh Klara sama mom," ucapnya.
Si rambut panjang dikuncir kuda bernama Nomi Falecia melepas pelukannya, "Resha dimana mom?" tanyanya. Diana memutar bola matanya, "Kamu kayak gak tau gimana Resha," ucapnya acuh. Nomi manut-manut, "Pasti masih tidur," imbuhnya.
Sedangkan si rambut sebahu agak kecoklatan, panggil saja dengan nama Zaslin Neraska.
Melerai pelukannya dengan Klara dan Zaslin, Diana pun membalas acungan dua jempol pada ucapan Nomi.
"Kami izin bangunin Resha ya, mom?" ucap Nomi meminta izin. "Gak ah, gue mau ikut mom masak di dapur aja," sahut Klara.
Bahunya disenggol oleh Zaslin yang kebetulan berdiri di sampingnya, "Ikut lo sama kita, entar kalau lo ke dapur yang ada malah ngerusuhin mom," ujarnya. Klara berdecak kesal namun, kemudian ia tetap mengikuti Nomi dan Zaslin yang berjalan ke kamar Resha sesudah berpamitan dengan Diana. Setelah perginya teman-teman Resha, Diana kembali pergi ke dapur.
Klara berjalan cepat saat sudah hampir tiba didepan kamar Resha. Begitu sampai dipintu kamar Resha, ia langsung membuka pintu kamarnya dengan kuat. Atau bisa dikatakan bahwa Klara mendobraknya.
Brak! "Sh*t! Tolol!" umpat Zaslin menatap nyalang pada Klara yang tidak peduli akan tatapannya. Hebatnya, suara sekuat itu tak membangunkan sang tuan putri. Tetapi, jelas saja, ia begadang tadi malam dan baru tertidur pukul 3 am, sedangkan sekarang masih pukul 7 am, berarti dirinya baru tidur selama 4 jam.
Nomi serta Zaslin masuk ke dalam kamar menyusul Klara yang sudah duduk anteng di depan televisi sambil mengotak-atik stik ps yang juga berada di meja televisi tersebut. Nomi pun mendekati Klara dan ikut duduk disampingnya, lalu ia mengambil stik ps satu lagi untuk ikut bermain bersama Klara. Kalau mereka berdua asik main ps, sementara Zaslin mengambil duduk di kasur, ia meraup kasar wajah Resha dengan tangan yang sudah dibasahi oleh air minum diatas nakas.
Kemudian dirinya menarik paksa Resha agar duduk, and yeah! Berhasil. Kini Resha sudah terduduk namun, masih belum membuka matanya. "Bangun tolol! Kebo banget lo pantat!" semburan Zaslin membuat dua manusia yang tadinya sedang asik bermain ps tersebut pun terkekeh, "Tahan Lin, jangan marah-marah dong," ucap Klara disela-sela kekehannya.
Zaslin tak mendengarkan ucapan Klara, dirinya tetap berusaha membangunkan sang tuan putri. Diusapnya kembali wajah Resha tapi, hasilnya masih sama, sang empu tetap tak juga membuka matanya. Lelah menahan bobot tubuh Resha, Zaslin pun menjatuhkannya begitu saja lalu ia mengambil segelas air dan langsung menyiramkan ke wajah Resha. "Bangun pantat!!" geramnya.
Resha terbangun dengan gelagapan, tangannya terlentang seperti menyari sesuatu tapi, entah apa. Nomi dan Klara yang mendengar geraman Zaslin juga siraman air reflek menoleh ke belakang, tepatnya kepada Zaslin serta Resha. Mereka berdua mengulum bibir rapat-rapat agar tawanya tak menyembur saat melihat wajah kebingungan Resha juga wajah jutek Zaslin.
Semakin ditahan bukannya semakin mereda, justru malah semakin ingin diledakkan, "Monyet! Komuk lo berdua kek monyet cok!" ujar Klara yang sudah tertawa terbahak-bahak. Nomi ikut tertawa namun, tak terlalu keras.
"Bacot lo, diam!" ketus Resha, diakhir kalimat ia menguap lebar, sebelum bibirnya kembali mengatup rapat sebuah tisu dimasukkan paksa kedalam mulutnya. "Baj*ng*n!" makinya seraya memukul sang pelaku yang tak lain adalah Zaslin, "Punya dendam apa lo sama gue hah?! Baru balek udah menganiaya gue."
Sang pelaku mengedikkan bahunya, hal tersebut menyebabkan Resha rasanya ingin mencabik-cabik wajah cuek Zaslin.
"Lo semua pada ngapain dikamar gue? Kenapa juga pada pulang cepat? Bukannya lo pada bilang mau liburan sebulan dua bulan? Ini belum ada setengah bulan aja lo semua udah pada balek," cecar Resha menggunakan nada malas. "Gak suka banget kayaknya lihat kita pulang, yak?" sahut Nomi.
"IYA!" ujar Resha ngegas.
"Buset, santai kawan," ucap Klara.
Pembicaraan mereka tak berlanjut lantaran pintu kamar diketuk, mereka berempat kompak menolehkan kepala kearah pintu. Sialan! Batin Resha.
Resha berdeham untuk menormalkan keterkejutannya. Tiga pasang mata menatap dirinya dan orang diambang pintu secara bergantian. Tidak berapa lama manik mata Klara terpaku pada seseorang itu, dirinya pun bertanya, "Siapa lo? Kok berani ke kamarnya Resha?"
Orang yang berdiri diambang pintu tersebut tak menjawab pertanyaan Klara, retinanya terfokuskan pada satu objek yaitu, Resha, sang istri.
૮₍ ˶ᵔ ᵕ ᵔ˶ ₎ა
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon (Pasutri) [PRE ORDER]
Teen FictionJudul sebelumnya: My Husband is My Ex-Crush DILARANG KERAS PLAGIAT‼️ JANGAN JADI SIDERS, YA READERS YA‼️ HASIL PEMIKIRAN SENDIRI‼️ ••• Seorang perempuan berusia 19 tahun terpaksa menjalin kasih dengan seorang pria berumur 20 tahun atau lebih tepatny...