Part 02

2.4K 184 1
                                    

☞ KEIZARO S2 ☜





"Kevan, kamu mau kemana lagi sih sayang? Ini acaranya sudah mau mulai loh!" Liza melihat putra sulungnya yang hendak meninggalkan taman belakang, yang dimana saat ini sudah di dekorasi dengan sedemikian rupa untuk merayakan hari ulangtahun si bungsu dari keluarga mereka.

"Kevan mau panggil Keizaro, Ma. Hari ini kan juga hari ulangtahunnya, jadi seharusnya dia juga ada disini bareng kita!" Jawab Kevan, membuat Kenan menatapnya dengan kesal.

"Ngapain dipanggil, sih? Bikin rusak suasana aja!" Sungut remaja itu, membuat si kepala keluarga menatap tajam kearah putra sulungnya.

"Kevan, jangan bikin masalah! Adikmu lagi happy, mood nya malah dirusak sama kamu!" Ujar Theo dengan nada tegasnya.

Kevan tertegun, dikehidupan dulu, pesta perayaan ulang tahun Kenan dilangsungkan dengan penuh bahagia, tanpa ada cek cok seperti ini karena tidak ada yang membahas tentang Keizaro.

"Ya sudah kalau begitu, Kevan nggak ikut acara ini. Kevan mau temani Kei saja dikamarnya." Tidak! Kevan tidak ingin membuat kesalahan yang sama lagi, dia tidak ingin kehilangan adiknya untuk yang kedua kalinya, dia ingin memanfaatkan kesempatan kali ini dengan sebaik mungkin.

"Kevan, kamu ini kenapa sebenarnya? Salah makan apa kamu?" Liza memandangi putra sulungnya dengan tatapan tajam.

"Ma, aku ingin keluarga kita lengkap. Keizaro juga anak kalian, dia adik aku, dan dia adalah kakaknya Kenan. Terlebih lagi, hari ini juga hari ulangtahunnya yang ke tujuh belas tahun. Dan ulang tahun yang ke tujuh belas sudah seharusnya dirayakan dengan baik, dan bahagia, bukannya membiarkannya sendirian didalam kamarnya..." Kevan memandang lirih semua keluarganya, berharap bahwa mereka akan luluh.

"Tapi dia sudah bukan lagi bagian dari kit-"

"Tapi Mama yang ngelahirin dia! Dia darah dagingnya Papa. Dia juga tinggal di mansion ini, mereka semua saja tidak ada hubungan darah dengan kita, tapi karena mereka juga tinggal di mansion ini, kalian juga mengundang mereka!" Ujar Kevan sambil menunjuk para pekerja yang ada disana.

"Ya udah deh, kak! Pergi! Panggil aja dia kesini, daripada kakak ribut terus sama kita, bikin pesta ini makin hancur aja!" Gerutu Kenan.

'Maaf dek, kakak nggak maksud..."










♛KEIZARO S2♛











Dengan langkah cepat Kevan kini berjalan untuk menuju ke kamar Keizaro, dia harus bisa membawa pemuda itu untuk bergabung dengan keluarganya yang lain.

"Kei..." Kevan mengetuk pintu kamar pemuda itu, namun dirinya tidak mendapatkan balasan sama sekali. Dia mencoba untuk memutar gagang pintu, dan ternyata pintu kamar itu tidak terkunci.

Ceklek...

Pandangannya mengedar keseluruh penjuru ruangan, namun tidak mendapati sang pemilik kamar, tapi...

♪ Andai ku jadi bintang, bintang hatimu.
  Andaikan ku jadi awan, kau pelangi ku.
  Meramaikan dunia
  Cinta sahabat, mewarnai hidupku... Ooh...
     
♪ Sahabat yang sejati, itulah kita...
  Biarkan ku menari, di derasnya hujan
  Tak ku rela kau terluka, biarlah aku...

♪ menggantikan sulitmu...♪

Suara petikan gitar, dan suara merdu Keizaro terdengar dari bagian balkon kamar itu. Dengan segera pemuda itu melangkahkan kakinya kesana.

"Gue emang payah... Bukannya bikin mereka sayang, malah bikin mereka makin benci sama gue," mata Kevan seketika memerah, mendengarkan lirihan itu.

"Coba bilang ke gue, apa yang bisa bikin kalian sayang sama gue? Selama ini gue emang selalu terlihat tidak peduli, tapi sebenarnya jauh didalam hati gue, gue juga butuh kasih sayang kalian. Gue nggak sekuat yang kalian liat, gue rapuh. Kenapa kalian masih nggak bisa ngerti juga?"

Kevan menggeleng ribut kala melihat pemuda itu menangis, tidak! Sudah cukup dulu dia telah membuat adiknya itu banyak menangis, sekarang sudah tidak akan dia biarkan hal itu terjadi lagi.

Dengan cepat dirinya menuju sang adik, dia memeluk tubuh yang terlihat rapuh itu dengan air mata yang sudah mengalir.

"Bilang ke gue kalau ini nyata, kak. Bilang ke gue kalo Lo datang dan peluk gue ini, bukan cuman sekedar mimpi..." Lirih anak itu sambil membalas pelukan Kevan dengan erat, menyalurkan semua emosi yang ada pada dirinya.

"Enggak, dek! Ini bukan mimpi! Ini kenyataan! Maaf... Maaf... Maaf dek. Mulai detik ini, kakak akan selalu ada sama kamu, jangan nangis lagi, yah?" Kevan melonggarkan pelukan mereka, dapat dia lihat wajah sembab itu kini telah pucat.

Dengan kedua ibu jarinya dia menghapus sisa-sisa air mata yang ada dipipi sang adik.

"Jangan nangis, ini hari bahagia kamu loh! Ayo siap-siap, kita bakal rayain ulang tahun kamu sama Kevan bersama-sama!" Keizaro menatap nanar pemuda yang ada didepannya saat ini.

"Jangan bercanda deh, kak. Mana bisa? Aku kan nggak di undang," Keizaro menundukkan kepalanya, sambil sesekali sesegukan.

Dengan jarinya Kevan mengangkat dagu sang adik dengan lembut, " undang? Kamu adalah salah satu peran utama dalam pesta ini, jadi bagaimana kau mendapat undangan, hm?" Keizaro menatap Kevan dengan lirih.

Benarkah yang ada didepannya saat ini adalah Kevan kakaknya? Jika iya, kenapa dia sangat baik padanya? Kevan adalah orang jahat, yang selama ini selalu melukainya, entah itu batin, maupun fisik.

"Tunggu apalagi, hm? Ayo...." Dengan tidak sabaran Kevan segera menggendong tubuh sang adik untuk segera bersiap-siap, membuat sang empu terkejut karena perlakuan Kevan yang tiba-tiba itu.

"H-hey... A-pa-paan ini!'

(。・ω・。)ノ♡


"Kalian lama banget, sih! Sengaja mau buat aku nunggu?!" Keizaro menundukkan kepalanya, mendengar bentakkan sang adik. Jujur, dia merasa sangat bersalah karena sudah membuat mereka semua menunggu.

"Ma-af..." Cicitnya pelan.

"Nggak ada waktu, buat minta maaf!" Ujar Liza dengan tatapan tajamnya.

"Kalian ini kenapa, sih? Salah kalian sendiri, kenapa nggak kasih tau Keizaro kapan waktu nya untuk mulai, jadi jangan salahin dia kalau dia datang terlambat. Lagipula, dia juga berulangtahun hari ini!" Kevan membela adik pertamanya yang terlihat sudah disudutkan.

Tangan kekar itu mencoba untuk meraih tangan yang terlihat lebih kecil, dan menggenggamnya.

Dingin...

Satu kata yang bisa menggambarkan, apa yang dirasakan oleh Kevan saat menggenggam tangan kurus itu.

"Tuan muda, kue nya datang!" Bi Lili datang dengan membawa sebuah kue yang berukuran sedang, dengan bertuliskan nama Keizaro, dan angka tujuh belas di atas kue itu.

Mata Keizaro terlihat berkaca-kaca, apakah dia sekarang sedang bermimpi? Rasanya sangat nyata, namun terlihat seperti mimpi. Jika seandainya saja dia saat ini tengah bermimpi, maka dia ingin terus tidur saja, tidak ingin bangun. Ini adalah ulangtahun pertamanya yang dirayakan bersama dengan keluarganya, apalagi dengan suatu hal yang selalu istimewa dan selalu ada disetiap ulang tahun, yaitu kue ulangtahun.

"Semuanya sudah siap, jadi ayo kita mulai acaranya!" Seru Kevan.

Acara di sore itu pun langsung saja dimulai, dan dirayakan secara meriah.

Walaupun hanya Kevan dan bi Lili yang berada dipihaknya, menganggapnya ada, dan memberikan ucapan selamat serta doa yang terbaik untuk nya, namun Keizaro begitu bersyukur, dan tak terhitung rasa bahagianya. Senyuman manis nya seketika terlukis diwajahnya, perasaan hangat dan bahagia menyelimuti hatinya saat ini.

Sedangkan disuatu sisi, kini seorang pemuda yang berdiri tepat disampingnya tersenyum hangat ke arahnya.

'Senyum terus kayak gini yah, dek. Kakak pokok nya nggak mau liat kamu nangis lagi, kakak pengen bikin kamu bahagia, semampu yang kakak bisa. Kakak sayang sama kamu, Keizaro Richardo Zavior.'






















To Be Continued

KEIZARO Season 2❥Where stories live. Discover now