11. Dipukul Lagi?!

68 7 0
                                    

Biasakan vote terlebih dahulu sebelum membacanya‼️‼️‼️

"Mau seburuk dan senakal apapun kelakuan anakmu jangan pernah sekalipun kamu memukulnya. Itu bisa merusak mentalnya dan bakal membuatnya trauma. Dan juga mau bagaimanapun dia adalah anakmu."

Malven Adler Alfaranza Mahendra

🌺🌺🌺

Aven💞 : Na, keluar bentar. aku mau kasih sesuatu yang berguna buat kamu.

Sebuah pesan masuk keponsel Haruna membuat gadis itu langsung mengecek isi pesan yang didapat diponsel baru yang diberikan Malven kemarin.

                 Una💐 : gak ah, males. Takut kelihatan nanti kalau Una nembus, Aven.

Aven💞 : Ini aku bawain pembalut buat kamj. Dan juga tadi aku habis beli rok baru untuk kamu juga.

Haruna pun berpikir sejenak. Bagaimana caranya keluar dari kelas, sedangkan roknya terkena darah dan kalaupun ia berdiri pasti akan sangat jelas terlihat Dimata para manusia yang melihatnya.

Arneza menatap Haruna yang tengah merenung membuat dirinya bingung. Ada apa dengan gadis itu?

"Kenapa, woy?" tanya Arneza mengibaskan tangannya didepan wajah Haruna hingga membuat Gadis tersebut tersadar.

"Jadi gini, Malven beliin aku pembalut. Aku mau keluar, tapi takut kelihatan darah yang ada dirok."

"Nih, pakai jaket gue aja."

"Nanti jaket kamu kotor."

"Gapapa, nanti dicuci."

Haruna pun tersenyum senang dan merasa berhutang budi kepada Arneza. Gadis itu segera menerima jaket dari uluran tangan Arneza. Arneza terlihat santai saja saat jaketnya dipakai oleh Haruna untuk menutupi cairan merah di roknya.

Jaket berlambang tengkorak bersayap yang ditusuk pisau itu pun dililitkan ke pinggangnya supaya tidak kelihatan jelas noda merah dirok miliknya. Haruna benar-benar merasa berhutang budi kepada Arneza yang berbaik hati meminjamkan jaketnya.

"Pak, saya izin ke toilet!" Haruna seraya mengangkat tangannya meminta izin.

Guru yang tengah menuliskan materi dipapan tulis itu berbalik badan dan menatap Haruna seraya membenarkan letak kaca matanya.

"Yaudah, jangan lama." Sang guru pun mempersilahkannya.

Setelah berpamitan kepada gurunya, gadis dengan rambut yang tengah dikuncir itu segera mengacir kearah Malven yang berada didekat toilet. Dirinya bisa melihat Malven yang menunggu kedatangannya dengan penuh kesabaran.

"Aven!" Haruna langsung memeluk tubuh Malven membuat Malven langsung tersenyum dan mengelus kepalanya.

Setelah melepaskan pelukan, Lelaki itu segera mengasihkan pembalut dan temannya kepada Haruna. Haruna tersenyum lebar dan merasa berhutang budi juga kepada Malven. Lelaki itu rela ke supermarket membeli semua barang ini hanya untuk dirinya.

"Makasih, Aven. Aven cowok peka banget!"

"Iya. sama-sama, sayang."

Gadis itu langsung memasuki toilet dan mengganti seragamnya. Sedangkan Malven berlalu pergi menuju kelasnya.

             🌺🌺🌺

"Gue mau kasih cokelat ke Una deh. Dia kan lagi datang bulan pasti mood-nya berantakan. Kalau gue kasih cokelat dia bakalan senang." monolognya.

MALVENHARUNA [On Going]Where stories live. Discover now