Note : Author mohon bila mau komen nama member di kolom komentar, tolong dengan nama aslinya ya. Author tidak suka melihat sebutan juki, mphi, tetet, dan lain sebagainya. Terima kasih.
Jeon Jeongguk dan Kim Taehyung sedang duduk di antara anak mereka, Jeon Jaekyung, tepat di hadapan kepala sekolah Sieben Senior High School.
Sang kepala sekolah menatap keduanya dengan wajah yang tegang sekaligus khawatir karena ia harus menyampaikan berita buruk tentang anak mereka.
"Ya, selamat pagi, tuan Jeon dan Kim. Sebelumnya saya mau berterima kasih karena sudah menyempatkan waktu kalian untuk datang dan mengurus permasalahan Jaekyung." Ucapnya dengan senyuman lebar.
"No problem, what did he do?" Tanya Jeongguk langsung to the point.
"Jadi, saya harus menginformasikan bahwa Jeon Jaekyung terlibat perkelahian dengan teman sekelasnya hingga mereka terluka seperti ini." sang kepala sekolah menatap Jaekyung prihatin.
Wajahnya babak belur, ujung bibirnya berdarah, dan bajunya sudah sobek sedikit karena saling tarik menarik dan membanting satu sama lain.
"Well, did you win?" Taehyung menoleh ke arah anaknya dengan pandangan datar.
"Pftt, of course I am, he's dead DEAD." Jawab Jaekyung sinis.
"Oh, so, that's why you're calling us here? Because our son won the fight?" Wajah Jeongguk berubah menjadi semangat.
"Benar, namun anak itu masuk rumah sakit, jadi tentunya itu bukan kabar baik untuk anda, tuan Jeon." Kepala sekolah itu benar-benar kaget melihat reaksi kedua orang tua Jeon Jaekyung.
"Now let me ask my son first before you blame him because our son would never start a fight,"
"Wajahnya memang menyebalkan, he got that from his dad, tapi saya yakin kalau ada sesuatu yang menyulut Jaekyung tentunya,"
"And my suspect is his opponent started it." Sebelum sang kepala sekolah dapat melanjutkan ucapannya, Taehyung sudah memasang badan terlebih dahulu untuk membela anak kesayangannya itu.
"Alright, Kyung-ie, why did you guys fight?" Taehyung menatap anaknya lagi.
Jaekyung diam sejenak, menatap sang kepala sekolah dingin karena ia tahu kalau pria itu akan habis kalau ia membuka mulutnya.
"He said appa is a faggot."
Seketika mata Jeongguk melebar dan mulutnya menganga, sementara Taehyung langsung berdiri sembari menggebrak meja sang kepala sekolah.
"What in the world?"
"AND YOU BLAME MY SON FOR BEATING THAT DAMN—what's his name again, sweetie?"
"Shin Kwangsun." Jawab Jaekyung.
"THAT DAMN SHIN KWANGSUN FOR CALLING ME A FAG?"
"Now you're the one who's dead, dead, just like him, Mr.Principle." Taehyung menunjuk wajah sang kepala sekolah dan menatapnya bengis.
"In that case, Mr.Principle, I cannot help you." Jeongguk mengendikkan bahunya dan melipat tangannya di depan dada.
That Shin Kwangsun telah menghina suami cantiknya dan mengatainya faggot? Ia pantas mendapat amukan anak mereka.
"Pulang, kita akan pergi ke direktor sekolah!" Taehyung menyambar tasnya dan menarik tangan sang suami untuk berdiri, diikuti oleh Jaekyung.
"No, please, Mr.Kim, kita bisa bicarakan ini baik-baik dan saya bisa memberi hukuman pada Shin Kwangsun—"
"Shut up before I make a scene!" Potong Taehyung dan keluar terlebih dahulu bersama Jeongguk.
Sementara Jaekyung yang masih berdiri di ambang pintu hanya dapat tertawa menyebalkan dan berkata, "Kau kira kau bisa menjebakku hanya karena kau tidak menyukaiku dan keluargaku? Better luck next time, Mr.Principle." Jaekyung memberi hormat pada sang kepala sekolah, menjulurkan lidahnya, dan hilang di balik pintu.
Satu bulan kemudian, he's no longer the principle of Sieben Senior High School and Shin Kwangsun is having a hard time finding a univesity that want to accept him after his insult towards the Jeon and Kim family.
