𝓢𝓪𝓽𝓾: 𝓑𝓮𝓻𝓰𝓮𝓻𝓪𝓴 𝓢𝓮𝓬𝓮𝓹𝓪𝓽 𝓚𝓲𝓵𝓪𝓽

472 60 51
                                    

•Mei, MMXXIV•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•Mei, MMXXIV•

Happy Reading, Dulur-Dulur.

With Love,

Harumi

◇사랑하다◇

Tepuk tangan terdengar riuh di dalam aula Amaranthine Hotel tatkala Priyaduta menyelesaikan pengutaraannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tepuk tangan terdengar riuh di dalam aula Amaranthine Hotel tatkala Priyaduta menyelesaikan pengutaraannya.

Pagi menjelang siang ini, ia diundang sebagai tamu kehormatan sekaligus pembicara di acara tahunan The Ladies' Territory, salah satu media besar yang secara khusus membahas fesyen dan kecantikan.

Pria itu menyampaikan informasi seputar bisnis kreatif di bidang kecantikan serta pentingnya menggiatkan pendaur-ulangan kemasan produk kecantikan yang telah habis digunakan.

Netra abu-abu itu meliar, sebisa mungkin menatap para hadirin yang hadir, senyuman manis terukir indah di wajah rupawan itu ketika pandangannya berserobok dengan netra bermanik cokelat terang milik Gayatri.

Sementara gadis itu mengulas senyum canggung, detik kemudian menundukkan kepala.

Malu sekali. Ia tertangkap basah memandangi Priyaduta begitu dalam.

Sejujurnya, sejak tadi secara diam-diam Gayatri mengagumi pahat rupawan pria berusia 36 tahun itu.

Setelah menganggukkan kepala sebagai tanda terima kasih kepada para hadirin, pria berbalut kemeja batik berwarna cokelat itu berderap menuruni panggung.

Tak lupa untuk sekali lagi memusatkan netra pada gadis cantik yang masih betah menundukkan kepala.

Pria itu tersenyum tipis, lalu duduk kembali di tempat. Detik berikutnya, seorang gadis muda yang mengenakan seragam berwarna hitam berpadu merah muda menghampiri, kemudian memberikan segelas jus jeruk, sebotol air mineral, dan sepiring kudapan di atas meja.

Pria itu mengucapkan terima kasih, kemudian langsung saja membuka penutup botol air minum, namun gerakannya terhenti saat pranatacara memanggil nama itu. Nama yang sangat familier di dalam kepala.

Berani Mencinta, Berani TerlukaWhere stories live. Discover now