Bab 17

232 24 6
                                    

21+

"Apa?"

Orochimaru, dengan tatapan yang serius dan sedikit kebingungan, menaikkan sebelah alisnya. Hilang? Bocah Uchiha yang sempat dia curigai itu hilang?

"Kapan?" Suara Orochimaru terdengar tegas saat dia meletakkan kembali cangkirnya dengan gerakan tegas. Dia merogoh tas kerjanya dengan cepat, mengambil buku catatan dan pena. Jarinya bergerak cepat mencari informasi terkait.

"Tadi malam," jawaban Itachi yang tenang menghentikan aksi pencatatan Orochimaru. Pria itu menatap Itachi dengan ekspresi serius, matanya tidak berkedip.

"Apa kau coba bermain-main denganku?" Suara Orochimaru terdengar tajam. Dia meletakkan pena dengan ringan di atas meja, tatapannya yang tajam terpaku pada wajah Itachi.

"Selama belum 24 jam, itu masih belum bisa dikatakan hilang. Uchiha, bisa saja bocah yang kau bilang hilang itu sedang bersama teman-temannya," jelas Orochimaru sambil menggeleng pelan. Dia lalu meraih kembali cangkirnya dan menyeruput isinya dengan ekspresi ragu.

"Aku sudah menelepon teman-temannya dan tidak ada yang tahu kemana dia pergi. Itu yang pertama, dan yang kedua, teleponnya juga tidak aktif," tambah Itachi dengan tampang khawatir yang tidak bisa disembunyikan. Orochimaru memperhatikan setiap kata dengan cermat, mencoba menyusun potongan informasi menjadi gambaran yang lebih jelas.

"Apa yang membuatmu berpikir bocah itu hilang?" Orochimaru menyandarkan tubuhnya lalu menatap Itachi dengan sebelah alis terangkat. Ruangan itu hening, hanya suara cangkir yang ditatapnya terdengar samar.

Itachi terdiam seksama, tatapannya terarah pada ujung cangkirnya, seperti mencari jawaban di dalam sana.

Pria maskulin itu kemudian menatap cangkir kopinya dengan serius, seakan tenggelam dalam pikirannya sendiri. Kepalanya sedikit condong, mengisyaratkan ketegangan yang terpendam di balik wajahnya yang tenang. Dia mempertimbangkan apakah harus memberitahu Orochimaru tentang semua informasi terkait yang dia tahu tentang gadis Haruno itu, tentang pembunuhan, dan tentang obsesi gadis itu. Dan kenapa dia bisa berpikir yang adiknya bisa hilang. Tetapi sebelum dia bisa memutuskan, Itachi mengangkat kepala dengan ekspresi serius, mengungkapkan keputusan yang harus diambil.

"Sasuke tidak pernah seperti ini sebelumnya. Aku yakin ada sesuatu yang terjadi padanya," ucap Itachi dengan suara yang rendah namun penuh keyakinan. Dia menarik napas dalam-dalam, menahan diri untuk tidak bercerita lebih lanjut. Meskipun penuh dengan kekhawatiran, Itachi menyadari bahwa semua informasi yang dimilikinya saat ini hanyalah dugaan yang kuat, belum cukup untuk membuat kesimpulan yang pasti. Tahap penyelidikan yang masih berlangsung membuatnya harus berhati-hati dalam menyampaikan setiap detail.

Orochimaru menaikkan sebelah alisnya, ekspresinya mencerminkan ketidakpuasan terhadap jawaban Itachi. Dia yakin ada sesuatu yang membuat Itachi sampai berpikir sejauh itu. Namun, Orochimaru juga menyadari bahwa pria Uchiha itu tidak ingin berbagi informasi lebih lanjut dengan dirinya. Itu terbaca jelas dari ekspresi wajah dan sikap Itachi yang lebih tertutup. Dalam hati, Orochimaru yakin bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Itachi.

Orochimaru menatap Itachi dengan ekspresi datar, matanya menyiratkan ketidaksenangan yang samar. Ia mengangguk-angguk lambat, seolah-olah merenungkan kata-kata Itachi. Tangan panjangnya yang pucat meraih buku dan pena dengan gerakan yang halus, sebelum akhirnya memasukkannya kembali ke dalam tas kerjanya yang berwarna gelap.

"Okay, baiklah," ucapnya dengan nada rendah, sementara itu tubuhnya bangkit dari kursi. Gerakan itu membuat Itachi mengerutkan dahinya dalam kebingungan.

"Kalau begitu, datanglah lagi setelah 24 jam berlalu. Itu pun kalau adikmu belum kunjung ditemui," lanjut Orochimaru dengan suara yang tenang namun menegaskan, menunjukkan tanda bahwa dia tidak berminat untuk membantu Itachi. Hal ini menyebabkan Itachi segera menahannya, memperkuat perasaan tegang di udara di antara mereka.

YANDERE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang