31

2.2K 314 45
                                    

✧-----------------✧
Sekarang anak anak hanya bisa berdiam dirumah karena salju belum kunjung reda. Mereka membuat coklat panas, dan beberapa cemilan. Untuk menghilangkan rasa bosan mereka, mereka bermain petak umpet karena rumah itu cukup besar dan banyak tempat untuk dijadikan tempat bersembunyi.

Rion hanya melihat anak anaknya bermain. Rion merokok duduk duduk di sofa saja sambil melihat ponselnya, sampai dia mendengar sebuah ketukan pintu. Rion beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu dan membuka nya.

"Siapa-" Perkataan Rion terpotong saat melihat siapa yng ada dibalik pintu ini, ini orang yng ada ditaman tadi bersama anaknya. Tapi tadi orang ini menggunakan sebuah masker namun Rion dibuat terkejut saat orang ini tidak menggunakan masker. Satu kata di pikiran Rion sekarang.... "Caine?".

"Oh.. kamu yng di taman tadi? Aku mau mencari kakek Ismo.. apakah ada?"

"Kakek ya ... Dia sedang keluar untuk membeli sesuatu"

"Aku mau meminta sedikit beras"

"Kau tidak punya?"

"Aku tidak ada cukup uang untuk membelinya"

Rion terkejut lagi mendengar nya, lalu dia mengangguk kecil.

"Masuk saja dulu,diluar dingin"

Orang itu dan anaknya masuk mengikuti Rion yng pergi ke dapur.

"Oh ya.. aku lupa menanyakan sesuatu.. siapa nama-"

"MAMI!?" Tiba-tiba saja Echi berteriak membuat ucapan Rion terpotong. Teriakan Echi mengundang anak anak lainnya datang.

"Hah itu mami??" - Key

"Mami!" - Mia

Dan banyak respon lainnya dari anak anak.

"Hey hey, sudah. Kalian membuat nya bingung. Maafkan anak anakku"

"Semuanya anakmu?? Banyak sekali"

"Ah tidak tidak, mereka bukan anak kandungku. Aku mengangkat mereka menjadi anakku"

"Ohh... Kukira..."

"Jangan berpikir aneh' ini yng kau minta" Rion memberikan sekantong beras itu pada orang ini.

"Terimakasih! Kalau begitu aku pulang dulu" orang itu pergi dan keluar rumah.

Dan beberapa saat kemudian Ismo datang membawa beberapa belanjaan.

"Ismo.. gw mau bicara"

"Tumben, ngapa Yon?"

"Siapa orang tadi?"

"Oh dia? Dia sering kesini sih minta lauk atau beras. Karena aku kasian ya aku kasih aja"

"Namanya?"

"Hm.. namanya.. eee Caine.. Caine Chana"

Rion dan anak anak lainnya langsung diam.. bagaimana mungkin? Kalau itu benar istrinya berarti anak itu...

"Aku mau ketemu mami" funin berlari keluar.

"Ikut!" Echi me mengikuti funin.

"Eh dingin diluar!!" Mau tidak mau Rion mengikuti mereka karena mereka tidak menggunakan atribut apapun diluar masih dingin. Melihat Rion yng berlari keluar mengikuti funin dan Echi akhirnya anak anak lainnya juga ikut mengikuti mereka.

✧-----------------✧

Funin dan echi terhenti saat melihat orang yang diduga Caine Chana itu sedang dimarahi oleh seseorang berbaju hitam jas, ada 3 orang disana.. lalu orang ini hampir dipukul , funin dan Echi akan menghampiri itu tapi sudah didahului oleh Rion yng menahan tangan itu agar tidak terkena pria berambut merah ini.

"E-eh.."

"Diam saja disana, aku yng akan mengurus orang orang ini."

"Tapi .."

"Apa yng kalian mau?"

"Dia tidak membayar hutang nya ini sudah lebih dari 3 bulan."

"Berapa hutang nya? Dan dari mana kalian berasal?"

"Hutang nya sekitar 10 jt, dan kami dari kelompok Mafia. Boss kami sudah menagihnya"

"Mafia??" Rion tertawa. Mafia seolah sudah menjadi asupan keseharian nya. "Dah todong mereka, ges"

"Gini aja deh, gw bayar hutang nya dan lu jangan balik lagi ke sini. Sampe gw tau kalian nginjekin kaki disini.. ilang palalu bertiga"

Anak anak menodong 3 orang ini.

"Apa apaan ini? Jngn bermain main dengan kami."

"Gw ga minta lu buat ngomong kk gitu. Tinggal ambil uang gw lalu pergi. Tunggu gw tf, todong terus ye. Gerak bunuh"

Rion membuka ponselnya dan mentransfer uang sejumlah 20jt.

"Udah, pergi kalian Dari sini sebelum gw berubah pikiran"

Mereka bertiga langsung menaiki mobil mereka dan pergi menjauh. Lalu Rion berbalik dan berjongkok dihadapan orang itu.

"Caine.. namamu Caine?"

"I-iya"

"Caine.. kau tau aku?"

"Huh?"

Rion memakaikan cincin yng dipakai Caine dahulu.

"Kau ingat aku?"

Caine berkedip beberapa kali tidak berkata apapun.. setelah beberapa saat kemudian dia langsung memeluk pria bersurai ungu ini.

"Rion."

"Caine.."

"Bagaimana bisa kau ada disini.. dan bagaimana kau.."

"Pi mending bawa kerumah kakek dulu deh, kasian kedinginan"

Rion menggendong Caine di tangan kanannya dan tangan kirinya untuk menggendong anak kecil itu. Dan berjalan menuju rumah Ismo.

"Buset si bapak"

"Kuat bet kuat itu mah"

✧-----------------✧

Rion dan yng lainnya berkumpul di ruang tamu.

"Bagaimana kau bisa sampai disini?"

"Em.. aku kurang tau tapi sesuai cerita makomi.. saat dirumah sakit. Sebenarnya rumor aku meninggal itu memang bisa dianggap salah. karena dokter bilang aku masih memiliki sedikit detak jantung dan bisa dibilang masih sekarat. Dan karena itu dokter langsung memberikan oksigen dan alat alat lain yng makomi tidak tau namanya. Setelah itu dokter bilang pasien ini akan di transfer ke luar negeri untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut. Dan aku dikirim kemari semua biaya sudah ditanggung makomi dan aku diberi tempat tinggal disini, tapi seiring berjalannya waktu uang semakin menipis karena aku tidak bekerja disini.. dan makomi belum memberikan ku pemasukan uang"

"Bajingan itu... Tapi kenapa kau tidak menelpon ku?"

"Aku tidak tau dimana ponselku berada"

"Jadi aku-"

"Mama" anak kecil itu sepertinya haus dia hampir menangis.

Caine menggendong anak itu dan memberinya susu yng ada di tas kecilnya.

"Oh ya.. aku belum memberitahu mu. Kalau.. anakmu selamat dan dia sudah sebesar ini."

Rion terdiam seolah mulutnya terbungkam semua perasaan mengalir bercampur dalam dirinya.

"Mama?"

"Itu ayahmu hampiri dia"

Anak kecil itu turun dari pangkuan Caine dan berjalan ke Rion, menaruh tangan mungilnya di paha Rion.

"Aya"

Rion langsung menggendong anak itu memeluk nya dengan erat.

"Omagawr" anak anak yng lainnya tidak bisa menahan senyuman mereka

"Nama?"

"Chen El Kenzo"
✧-----------------✧

.......

The Beginning Where stories live. Discover now