33

2.1K 295 25
                                    

Tengah malam Rion baru saja bangun, dan melihat Caine dan Chen masih tidur. Rion tersenyum kecil dan mengelus kepala Caine. Rion keluar kamar dan menuruni tangga,lalu melihat ke ruang tengah yng dimana anak anak masih belum tidur dan banyak camilan berserakan, minuman juga.

"Hoy" - Rion menekan suaranya saat semuanya langsung terdiam melihat kearah nya.

"Udah jam berapa ini? Tidur sana. Beresin tuh semua Bungkusan cemilan, minuman nya juga"

Semua anak anak langsung mematikan tv dan pergi kekamar masing masing.

"Hadeh.. anak anak"

Rion hendak pergi membuat kopi tapi langkah nya terhenti saat mendengar teleponnya berdering, Rion membuka ponselnya dan mengangkat telepon itu.

"Yon, gw mau bicara. Lu bisa ke tempat ini ga ke garasi merah depan Alta"

"Knp malem malem?ujan lagi"

"Udah sini aja, gw mau ngomong penting"

"Yaudah"

Rion pergi mengambil jaketnya dan pergi ke garasi rumah mengambil mobilnya, lalu pergi ke garasi merah depan Alta di lantai paling atas. Rion memarkirkan mobilnya dan turun memakai payungnya.

"Ngapa Cell?"

"Gw mau ngomong, kalau gw mau berhenti kontak sama kelompok lu. Gw udah mau nikah"

".... Kebetulan aja nih ye ,gw inget Garin ngomong sama gw didepan gw sama Caine dan anak anak. Lu dengan santainya ngomong lu mau minta putus karena udah ada tunangan? Bener?"

"Ya.."

"Gini aja nih ya, sebenarnya gw gamau marah malem malem apalagi ujan kk gini. Wow.. lu berhasil bikin gw diem buat beberapa saat Cell. Alasannya apa gw tanya, selain alasan lu mau nikah. Ada hubungan lu sama fraksi lain?"

"Gk ada, gw cuma mau nikah trus hidup bebas"

"Klasik." Ucap Rion langsung menusuk perut Marcell.

Marcell jatuh ke lantai dan terbatuk, Rion membuang payungnya dan berjongkok.

"Once a family always a family Cell. Susah banget kah kau fahami itu? Dari awal gw udah bilang ,masuk susah keluar lebih susah lagi. Lu ada gak rasa bersalah dikit aja ke Garin? Trus dari tampang lu aja bohongnya keliatan banget."

"Ugh- "

"Kalau lu emng gaada rasa sama anak gw dari awal, jangan nyatain perasaan palsu Lu itu. Akhirnya lu kena sendiri dampak nya. Lu udah tau gimana bahayanya ada hubungan sama gw hah? Lu orang pertama yng jadi relasi di tnf dulu, seharusnya lu lebih paham, ck hahhh. Nambah pikiran aja, yaudah kalau lu mau keluar dari relasi silahkan, tapi kalau gw Sampe tau rahasia keluarga gw bocor ke kanpol.. gw gantung pala lu" Rion berdiri dan memasuki mobilnya dan menjauh dari tempat itu.

✧-----------------✧

Paginya Rion sedang meminum kopi tapi dia terhenti saat mendengar Chen menangis. Rion meletakkan kopinya dan pergi kekamar lalu menggendong Chen. Rion dapat melihat Caine masih tidur, mungkin dia sedang kelelahan.

"Ututu Chen haus kah?"

"Pa...pi"

Rion mengambil dot di meja samping kasur dan memberikan nya pada chen. Akhirnya Chen berhenti menangis dan mulai tenang. Rion hendak menurunkan Chen kekasur karena dia ingin pergi mandi, namun Chen malah ingin menangis lagi saat Rion akan menurunkannya. Karena Rion tidak ingin membangunkan Caine jadi Rion menggendong Chen lagi.

"Ya sudahlah"

Rion membawa Chen kekamar mandi, sekalian Rion mandi dia juga memandikan Chen.
~~~~~~~~~

Caine bangun melihat sekitarnya tidak ada Chen dan Rion, ini membuat Caine panik dia langsung berdiri,tapi saat Caine akan keluar kamar dia terhenti saat mendengar pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan Rion yng bertelanjang dada dengan handuk di bawahnya sedang menggendong Chen yng sudah segar dan sudah menggunakan baju yng baru.

"Mama!"

"Oh.." Caine langsung menghampiri mereka berdua dan mengambil Chen dari Rion.

"Kok ga bangunin aku ,Rion?"

"Kamu tidur nya tadi nyenyak banget aku ga tega bangunin"

"Oh"

Rion memeluk punggung Caine dan menaruh kepalanya di sela sela leher Caine.

"Rion, pake baju dulu"

"Bentar sayang.."

✧-----------------✧

Mwehehe mau delapan belas ples kah Kelen?

The Beginning Where stories live. Discover now