RENCANA MANUSIA

921 146 12
                                    



Terimakasih karena sudah meluangkan waktu untuk kenal.

****

"Anjing!" Ribka menggelengkan kepalanya, tak menyangka.

Kimmy dan Ribka baru saja mendengar cerita dari Erine tentang kejadian yang Erine alami tadi pagi, agak berat untuk cerita soal ini, namun mereka memaksa Erine untuk bercerita, kalau tidak Erine tidak akan menjadi sahabat mereka. ancamanya.

"Rin, gue bilangin nanti ke abang gue, ya?" ucap Ribka.

Erine menggeleng, tak setuju. "nggak usah, Rib"

"Ini udah jadi resiko kita jika berani jatuh cinta" lanjut Erine

"lain kali, lo harus lebih pandai menghindari patah hati" beritahu Kimmy.

Ribka meraih pundak Erine, merangkul sahabatnya itu. "kalau takdir abang gue buat lo, Aralie bisa apa?"

Perkataan itu harus di ingat oleh Erine, jika takdir sudah bertaka untuk kita bersama pasti semua orang akan gagal untuk mendapatkannya, jadi kita percayakan pada takdir saja, walaupun harus melewati rasa sakit, dan kecewa.

Kimmy mengangguk, setuju. "bener, tuh"

Akan ada masanya kita di beri bahagia yang lama, semoga bahagia yang akan datang itu manusia yang selama ini kita anggap spesial di diri kita.

Dari kejauhan ada seseorang yang berjalan menghampiri mereka di meja kantin, saat ini waktu istirahat. orang itu tinggi dan seragam yang tak rapi.

"boleh pinjam Erine nya bentar?"

Erine menoleh. "mau ngapain?"

"ikut aja dulu"

Setelah temannya mengiyakan, kini Erine mengikuti Lion berjalan dari belakang, sedikit was-was mau di bawa kemana dirinya itu oleh Lion.

Ternyata, Lion membawa Erine di tempat yang penuh dengan cerita mereka, warung belakang sekolah.

Sebelum Lion ingin berbicara, Erine terlebih dahulu mengeluarkan suaranya. "Lion, Gue nggak peduli, lo mau nyakitin gue seperti apa,"

"Selama gue udah bilang gue cinta sama lo, berarti gue akan cinta sampai kata cinta itu habis masanya" terang Erine.

Cukup lama Lion menahan bicaranya, kini kalimat ini yang pertama keluar. "gue sama Aralie gada hubungan apa-apa, gue nganggap Aralie itu adik dari Aderfia, adik dari Liam, gue cuma berperan sebagai kakak, dan anggota Aderfia lainnya juga begitu."

"nama lo di hati gue, ga akan tertimpa nama lain, Rin"

berhenti sejenak sebelum Lion melanjutkan bicaranya. "Lo abadi di dalam sini, Lo pembuka sekaligus penutup buat cinta gue"

Semoga kata yang keluar dari mulut Lion bukan sekedar kata, semoga Lion bisa menepati bicaranya, lagian laki-laki yang di pegang adalah omongannya.

"Rin,"

Erine menatap Lion, menaikkan kedua alisnya. "kenapa?"

ABOUT ERINE (orine)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt