Bab 29. Semua Orang Panik

1.7K 124 11
                                    

Abram mondar mandir tak tenang di dalam kamar, di mana ponselnya masih pada telinganya. Pikiran pria itu mulai terisi kekhawatiran akan keadaan kekasihnya yang jauh dari pengawasannya.

Tak ingin berpikir lebih jauh, ia meminta pada Leni untuk di carikan tiket pesawat secepatnya.

"Di kursi mana pun, berapa pun saya tidak perduli" kata Abram pada Leni melalui telpon.

Abimana dan Shizuni yang melewati kamar Abram beristirahat berhenti lalu mendekat ke kamar tersebut.

Tok! Tok!

Abram mengedarkan pandangan ke arah pintu, melihat kehadiran anak dan menantunya.

"Ada apa dad?" tanya Abimana seraya mendekati ayahnya yang mengemas pakainya kedalam tas. "Bukannya kita berencana pulang lusa, sekalian urusan Lucas beres?" heran Abimana

"Daddy pulang duluan"

"Tapi kenapa dad? Ada apa?"

"Fitiara tidak mengangkat panggilan dari daddy, pesan juga tidak ada yang dia balas, tidak seperti biasanya, dia tidak pernah membiarkan panggilan daddy menunggu lama"

"Mungkin Fitiara ada kesibukan"

"Daddy memanggil sebanyak lima kali, juga mengirim banyak pesan, Fitiara pun tidak pernah jauh-jauh dari ponselnya"

"Dad, tenang" bujuk Abimana, sekali lagi ia melihat ayahnya benar-benar tak bisa tanpa Fitiara. "Daddy bilang dia tinggal dengan pamannya kan?"

Abram mengusap wajahnya kasar, bagaimana bisa ia melupakan paman dari Fitiara, sedangkan ia memiliki nomor kontaknya.

Abram segera mencari nomor kontak Amir dengan nama Amir Manager Pabrik. Lalu kembali ponsel pada telinganya selema beberapa detik.

"Assalamualaikum bos" sahut Amir

"Waalaikumsalam,. Pak Amir saya mau tanya, Fitiara kok tidak mengangkat panggilan dari saya? juga tidak membalas pesan-pesan yang saya kirim. Apa dia sibuk atau bagaimana?"

"Sebentar bos, saya hubungi istri saya dulu, soalnya saya di pabrik"

"Iya pak iya, di sambung tiga saja"

Amir cepat-cepat mencari nomor kontak istrinya. Saat ia menghubungi istrinya yang mana cukup lama berdering, di situ Abram bertambah risau, karena kedua wanita satu atap itu tak ada yang menjawab panggilan.

"Assalamualaikum pah" sahut Dhian

"Waalaikumsalam, mah papah sedang melakukan panggilan tiga dengan bos Abram"

Dhian sontak heran.

"Halo buk, ini saya Abram" sela Abram memberi tahukan.

"Iya pak, ada apa?"

"Fitiara tidak mengangkat panggilan dari saya, juga tidak membalas pesan saya, ada apa? Apa dia sibuk?"

"Fitiara tidak ada di sini pak, dia ijin keluar"

"Kemana?"

"Fitiara tidak bilang, dia hanya bilang ingin berjalan-jalan, Tapi tadi... Fitiara terlihat murung saat keluar, juga matanya sedikit bengkak, saat saya ingin tanya, dia sudah pergi"

Abram mulia di landa ke khawatiran, secepatnya ia ingin kembali pulang ke Indonesia.

"Buk tolong cari Fitiara, tolong bawa dia kembali pulang"

"Memang ada apa pak?"

Abimana pun menjadi khawatir juga risau, karena restu yang tak segera ia berikan membuat semua orang khawatir akan keadaan Fitiara yang kini entah di mana.

Di Kejar Cinta Bos PamanOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz