Bab 43. Menunda Resepsi

1.1K 109 2
                                    

Setibanya di kediaman Parman, semua anggota keluarga berhamburan menghampiri Abram menanyakan keadaan Fitiara. Tanpa mereka tahu yang sakit di sini bukan hanya Fitiara saja, melainkan juga Abram yang terlupakan.

"Kamu tidak apa-apa?" pertanyaan Parman Abram balas gelengan, raut wajahnya lesu tak ada semangat sama sekali. Parman memeluk menantunya, prihatin atas apa yang dia rasakan. Dan itu karena salahnya juga yang telah menyembunyikan fakta yang sebenarnya.

"Saya sangat mencintai istri saya pak, saya tidak bisa jika kami harus berpisah" terang Abram menangis, yang lain pun ikut menangis.

"Pak Abram bersihkan diri dulu lalu makan yah, dan istirahat saja dulu, nanti kalau istirahatnya cukup baru ke rumah sakit lagi" ujar Dhian, Abram mengangguk ki.

Abram meninggalkan mereka memasuki kamar Fitiara, kamar yang meski baru lama di tempatinya tapi memiliki banyak kenangan. Sebelum Fitiara menjadi istri nya hingga dia boleh menyentuhnya, semua itu terjadi di kamar berukuran 4x5 meter tersebut.

Abram membersihkan dirinya cukup lama di bawah guyuran air shower yang mengalir bersama air matanya yang ikut terjatuh.

Dia hanya berpakaian lalu membuang diri keatas tempat tidur yang meninggalkan aroma sangat kuat dari Fitiara. Lalu dia menatap layar ponselnya yang terpampang foto mereka berdua mengenakan baju pengantin. Masih segar di ingatan, rasanya dia baru saja mengucapkan ijab kabul, tapi kini istrinya bagai bukan miliknya lagi.

Pikiran yang bingung juga sedih itu menuntun mata Abram kian berat.

"Kasihan pak Abram" kata Dhian berada di ruang keluarga bersama Parman dan Mirna.

"Seharusnya kita memberitahukan keadaan Fitiara yang sebenarnya" sahut Parman hanya bisa menyesali.

"Fitiara tidak mau kak, dia takut pak Abram kecewa dan mereka berpisah nantinya" sahut Dhian

"Tapi kalau seperti ini sama saja mereka berpisah karena Fitiara tidak mengenali suaminya"

Kembali semuanya hening, tak tahu harus bagaimana.

Cring....!!!

Tidur Abram terganggu akan panggilan dari Abimana anaknya.

"Assalamualaikum," sahutnya

"Waalaikumsalam, bagaimana dad, besok sudah bertolak ke sini?"

Abram bangun mengusap wajahnya kasar mengingat beberapa hari lagi resepsi di kota akan dia gelar. Tapi bagaimana mungkin saat mempelai wanita tak mengingatnya.

"Abim, sepertinya resepsi itu harus di batalkan"

Abimana sontak terkejut.

"Kenapa dad? Tidak ada apa-apa kan?"

"Fitiara kecelakaan"

"Hah!"

Alina, Shizuni dan Lucas yang ada di sekitar mendekat merasa ada yang tak beres jika melihat raut wajah Abimana.

"Ada apa kak?" tanya Alina

"Fitiara kecelakaan"

Mereka pun syok. Lalu Alina mengunakan pengeras suara.

"Lalu bagaimana keadaan mom Fiti sekarang dad?" tanya Alina khawatir

"Sudah sadar tapi..."

"Tapi kenapa?"

"Fitiara tidak mengingat daddy"

"Mom Fiti amnesia" sela Shizuni

"Tidak, tapi ingatannya kembali.. Ternyata selama ini Fitiara amnesia. Daddy mengenal Fitiara yang amnesia. Dan sekarang dia tidak mengenal daddy"

Di Kejar Cinta Bos PamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang