29.sebuah Fitnah

5.7K 377 16
                                    

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم

Happy reading
.
.
.
.

Pagi Sabtu ayla memutuskan untuk pergi ke ndalem karna hari ini jadwalnya ia piket di Ndalem, ayla hanya seorang diri lantaran Zia sedang tidak enak badan, jadi hari ini hanya dia yang piket di ndalem kemana Aqila?, dia sedang mencuci baju.

"Assalamualaikum" salam ayla saat memasuki ndalem

"Walaikumsalam" jawab dua Santriwati itu, yang sepertinya mereka juga sedang melaksanakan piket di ndalem, kedua santriwati itu bernama Putri dan Anna

"Kak lantai bawah udah kami sapu jadi tinggal di pel aja, lantai atas aja juga sama tinggal di pel" ujar Anna

"Ohh, gitu yah, yaudahh aku pel lantai atas aja kalo begitu yah" ucap ayla, Anna dan putri hanya mengangguk dan tersenyum kepada Ayla

Setelahnya ayla pun naik ke lantai atas untuk meng pel lantai nya.
Beberapa menit kemudian ayla pun sudah selesai meng pel lantai atas ia pun turun kebawah, terlihat di bawah umi kulsum yang sedang berbicara pada putri dan Anna dengan raut wajah panik.

"Kenapa umi?" Tanya ayla

"Ini nak gelang kesayangan umi hilang, apalagi itu gelang pemberian Abah buat umi nak" jawab umi kulsum

"Coba umi inget inget lagi, naro nya tadi dimana"

"Sudah umi cari tapi tidak ada nak, di antaran kalian bertiga tidak ada yang melihat gitu tadi saat bersih bersih" ketiga gadis itu menggelengkan kepala pelan

"Ohh jadi ini gelang umi, lumayan Nih buat bales dendam"batin seseorang yang sedang menguping dari luar pembicaraan umi kulsum, Ayla, putri dan juga Anna

"yasudah nak, kalo kalian liat, tolong kembaliin sama umi yah,"

"Iya umi kalo kita liat, kita pasti langsung kembaliin sama umi kok" ucap ayla

"Ada apa ini umi?" Tanya ning Dira yang baru saja masuk dari arah pintu

"Ini Ning, gelang kesayangan umi ilang" ujar Ayla

"Saya gak bicara sama kamu"

"Sabar ay sabar, kalo gak ada umi ni perempuan udah gue ajak berantem dah"batin ayla

"Ning kamu jangan bicara seperti itu terhadap ayla" peringat umi kulsum

"Hehe, maaf umi" sandiwara Ning dira

"Apa benar gelang umi hilang?" Tanya ning Dira

"Iya Ning, umi lupa naro, apalagi itu gelang kesayangan umi dari Abah" jelas umi kulsum

"Diantaran kalian benar tidak ada yang melihat" ketiga gadis itu hanya menggeleng

"yaudah umi, nanti aku bantu cari yah" ujar ning Dira, umi kulsum hanya mengangguk

"Umi, ay pamit ke asrama dulu yah" pamit Ayla

"Kami berdua juga umi, pamit yah, Assalamualaikum" ujar putri berpamitan

"Walaikumsalam" jawab umi kulsum dan ning dira, setelahnya ketiga gadis itu pun pergi dari sana kembali ke kamar asrama mereka masing masing.

****

"Assalamualaikum" ucap Ayla sebelum memasuki kamar

"Walaikumsalam" jawab Zia yang sedang rebahan di atas kasur

Cahaya Cinta [END]+[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang