08 - Kembaran Dexter

14K 876 229
                                    

"Satu hari tanpa Mommy, kenapa rasanya seperti satu dekade?"

Aysele menelungkupkan wajahnya di antara telapak tangan yang terlipat di atas meja, wajahnya sangat lesu, dia seperti begitu tersiksa jauh dari orang tuanya. Hal sama juga di rasakan oleh Aillard, tapi dia tidak kekanak-kanakan seperti Adik kembarnya. "Kau terlalu payah, Aysele. Mommy hanya menemani Daddy agar Daddy tidak terperosok,"

"Kenapa harus terperosok? Memangnya Daddy main ke jurang? Daddy kan bekerja di kantor," Aysele cemberut. Dia sarapan dengan makanan yang sudah di tentukan, tapi dia rindu di paksa makan wortel oleh orang tuanya. Memang aneh, saat di paksa terus memberontak, tak di paksa, malah menginginkan.

"Kamu tidak akan paham, Aysele. Intinya, semakin sering Mommy ikut kemana pun Daddy pergi, kamu jangan mengganggu! Jangan merengek! Kamu bukan anak kecil! Biarkan Mommy menemani Daddy, itu yang paling aman."

"Kau bicara apa sih, Aillard? Aneh sekali,"

"Ck! Dasar bocah,"

"Kau juga!"

Aillard memutar bola matanya malas, pria kecil itu membuka bukunya dan melihat pekerjaan rumah yang belum dia kerjakan. "Aysele, kerjakan tugasku. Aku malas,"

"Ih! Enak saja! Kerjakan sendiri!"

"Gantian, jangan aku terus yang mengerjakan tugasmu!"

"Dasar pamrih!"

Aysele merebut buku Aillard, meski bibir maju beberapa centi, dia tetap mengerjakan tugas Aillard. Yang tanpa disadarinya, Aillard mengukir senyum tulus. Aku bahagia bisa melihatmu ceria dan polos seperti ini lagi, maafkan aku dan aku janji akan menjagamu juga keluarga kita ini. Aku menyayangimu, Daddy, dan Mommy.

***

Suara dentuman musik yang memekang telinga dengan aroma alkohol yang pekat terasa di sebuah ruang VVIP. Di antara banyaknya orang, seorang wanita dengan belahan dada rendah tampak tertawa sembari beradu gelas dengan yang lainnya. "Cheers untuk rencana kita! Pokoknya, kita harus sukses!"

"Cheers!"

Mereka tertawa, menikmati pesta malam ini sebab rencana plan b mereka sudah mulai di jalankan. Seorang pria dengan kemeja yang semua kancingnya terlepas, berpindah duduk ke samping seorang wanita yang memakai gaun pendek di belahan dadanya. "Shamaira, kau yakin rencanamu akan berjalan sempurna?"

"Kau meragukan aku? Sudah berapa kali aku bilang, aku pasti bisa menghancurkan pernikahan mereka. Hanya dengan sekali jentikan jari, mereka akan hancur, Chesner."

Dale Chesner, pria bermata sipit itu menghela napas kasar. "Aku memiliki firasat buruk,"

"Apa maksudmu?"

"Kau tahu? Aku mengikuti semua kehidupan Amareia, dia berbeda. Dia bukan lawan yang mudah untuk kau jatuhkan," Dale Chesner menyampaikan kekhawatirannya. Dia sempat percaya dengan rencana Shamaira Dante tapi kini, rasa keraguan menyeruak di dadanya.

"Lalu, kau akan menghentikan rencanaku? Maaf, Chesner. Tidak ada seorang pun yang bisa menghentikan aku, rencanaku sudah matang!"

"Shamaira! Kau yang bisa saja di jatuhkan oleh Amareia!"

"Kita lihat! Siapa yang akan jatuh sebenarnya?!"

Shamaira marah karena Dale Chesner seperti meragukan kemampuannya, dia pun pergi keluar ruang VVIP dengan langkah sempoyongan. "Dexter, kau milikku. Hanya milikku, tidak ada wanita lain yang boleh memilikimu selain aku. Hanya aku!!" Shamaira terus meracau, dia menabrak siapa pun yang ada di depannya termasuk seorang pria dengan tato elang di punggungnya.

Jerat Takdir Dua MasaWhere stories live. Discover now