44 - Mewujudkan Impian

8.7K 553 333
                                    

"SIALAN!"

Prang!

Shamaira melempar ponselnya tepat menghantam televisi di kamarnya saat melihat semua saluran televisi menayangkan berita perceraian dirinya dengan Dexter Vance Mason. Begitu banyak yang menyiarkan, membuat Shamaira benar-benar murka. "Aku tidak mau di anggap bercerai denganmu, Dex. Aku tidak mau! Argh!!!"

Shamaira menarik rambutnya sendiri dengan frustasi, dia pergi menyambar kunci mobilnya di atas meja, berjalan cepat meninggalkan kediamannya dengan kecepatan tinggi menggunakan mobilnya. Selama perjalanan, raut wajahnya begitu penuh dendam. "Semua ini gara-gara wanita jalang itu! Amareia, akan aku pastikan kau hancur sampai ke akar! Aku tak akan membiarkanmu bahagia lebih lama lagi!!"

Mobil yang Shamaira kendarai tiba di parkiran sebuah kelab malam, wanita itu turun, dia duduk di kursi depan meja bartender, memesan beberapa gelas minuman dengan kadar alkohol tinggi. Shamaira terus meminumnya, tak peduli jika dirinya bisa saja mabuk atau bahkan tak sadarkan diri. Shamaira hanya ingin melampiaskan semua kekesalan di hatinya.

Dia tak terima, ketika dunia akhirnya tahu jika dirinya dan Dexter sekarang, sudah tak lagi memikirkan hubungan. "Sialan! Aku tak terima! Demi Tuhan, Amareia, aku membencimu!! Kau harus hancur! Kau harus mati! Kau tidak pantas hidup setelah menghancurkan kebahagiaanku!!"

Emosi yang terlalu menggebu, membuat Shamaira melayangkan gelas ke sembarang arah, pecah tepat saat menghantam lantai. Beberapa orang yang hampir terkena pecahan, tersentak kaget. "Apa yang dia lakukan? Apa dia sudah hilang kewarasan?!"

"Hei! Bukankah dia Shamaira Dante? Mantan istri Tuan Mason,"

Mendengar ada yang menyebutnya mantan istri Tuan Mason, Shamaira semakin tak terkendali. Dia mendekati wanita yang bicara, menarik rambutnya tanpa aba-aba hingga si wanita tak bisa menghindari. "Akh! Apa yang Anda lakukan?!"

"Harusnya aku yang tanya! Apa yang kau katakan?! Aku tidak pernah bercerai dengan Dexter!! Tutup omong kosong kalian!!"

"Kau gila! Jelas-jelas Tuan Mason sudah memberi klarifikasi tentang berakhirnya hubungan kalian, jangan terlalu keras kepala! Kau hanya mempermalukan diri sendiri!"

Jambakan semakin kuat seiring wanita itu berani melawan ucapan Shamaira, "Aku bilang tutup omong kosongmu!! Aku tidak pernah bercerai dengan Dexter!! Hanya aku istrinya! Hanya aku!!"

"Akh! Sial! Kau terlalu tidak tahu malu!"

Beberapa pekerja kelab langsung bergegas memisahkan keduanya, mereka mengamankan wanita yang tadi di Jambak Shamaira juga menarik Shamaira menjauh agar tak semakin membuat kekacauan di kelab ini. "Nyonya, saya harap Anda bisa pergi sekarang sebelum kami mengusir Anda dengan kasar."

"Kalian siapa berani mengusirku?! Aku ini istri Dexter!! Aku bisa membuat kalian semua jadi gelandangan!!"

Para pekerja kelab yang tahu perihal perceraian Dexter dan Shamaira mengabaikan ucapan Shamaira yang menurut mereka ngawur. Mereka pun tetap menarik Shamaira keluar dari kelab malam, "Anda harus pergi dari tempat kami, Nyonya."

Shamaira semakin mencak-mencak saat pintu di jaga beberapa pria agar dirinya tidak bisa menerobos masuk, dengan wajah memerah menahan amarah, Shamaira kembali ke mobilnya. Dia memukul kemudi dengan kuat, "Aku tidak ingin diceraikan!! Dex, apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu bertahan di sisiku? Aku tak ingin melepaskanmu begitu saja setelah susah payah mendapatkanmu!"

"Semua ini karena Amareia! Jika dia mati, Dexter pasti kembali ke diriku kan?"

Shamaira mengepalkan tangannya di kemudi, "Amareia. Kau akan merasakan kehancuran kariermu lalu mati dengan tragis, aku bersumpah, kau akan merasakan keduanya dalam waktu dekat!!"

***

Kabar yang menyebar dengan cepat langsung memenuhi tiap laman berita, mereka bersyukur akan perceraian Dexter dan Shamaira lalu di susul kabar Dexter dan Amareia yang rujuk. Kebahagiaan itu turut di rasakan oleh si kembar, mereka menonton televisi, melihat berita yang menyiarkan secara langsung sebuah wawancara. Di jelaskan dengan benar, jika Dexter dan Shamaira memang sudah bercerai.

"Akhirnya, wanita itu lepas dari kehidupan Daddy." Aysele sampai berkaca-kaca saking dia bahagia melihat berita yang ada.

Aillard pun merasakan hal serupa, akhirnya, sang Ibu mewujudkan apa impian dirinya dan Aysele. Ingin memiliki keluarga yang harmonis kembali, Ibunya menepati janji untuk mewujudkan semua yang dirinya inginkan. Aillard semakin bersyukur, karena kembali ke masa lalu, takdirnya benar-benar berubah. Dirinya dan Aysele tidak akan merasa kesepian atau tertekan lagi.

"Aillard, berita mengatakan, Mommy dan Daddy rujuk kembali. Apa itu benar?"

Aillard terdiam sebentar, "Aku rasa memang benar. Daddy juga selalu pulang ke rumah kita ini, Daddy dan Mommy pasti benar-benar rujuk."

Tiba-tiba, Aysele menangis. "Ya Tuhan, terima kasih banyak telah mengabulkan doa Aysele. Aysele janji akan jadi anak baik yang mematuhi ucapan Mommy dan Daddy. Sekali lagi, terima kasih, Tuhan."

Melihat Adiknya menangis bahagia, Aillard menarik sang Adik ke dalam dekapannya. "Terima kasih juga sudah mau bersabar, Aysele. Maaf jika kebahagiaan rasanya terlambat datang,"

Membalas pelukan Kakaknya, Aysele menggeleng. "Kebahagiaan tidak pernah terlambat datang, Aillard. Kebahagiaan selalu datang di waktu yang tepat, aku selalu percaya hal itu."

Di belakang, keduanya tidak menyadari jika ada Amareia yang menatap punggung mereka dengan mata berembun saat mendengar obrolan si kembar. Hatinya sangat tersentuh, mendengar keduanya yang begitu bersyukur mendapat kabar jika orang tuanya rujuk kembali. Tak lama, Dexter merangkul pinggang istrinya dan mengecup keningnya dengan lembut.

"Jangan menangis, sayang." Bisik Dexter karena tak ingin mengganggu suasana kedua anaknya.

"Aku menangis bahagia, Dex. Aku bahagia, melihat anak-anak kita bahagia seperti sekarang." Amareia membalas berbisik dengan memeluk Dexter dari samping.

Dexter mengecup puncak kepalanya cukup lama, "Mulai sekarang, aku akan berusaha mewujudkan semua impian anak-anak kita, kamu mau bantu kan, sayang?"

Dengan cepat, Amareia menganggukkan kepala. "Tentu saja, impian anak-anak adalah simbol kebahagiaan mereka dan kebahagiaan mereka adalah kebahagiaanku juga."

"Kita ke anak-anak ya,"

Dexter dan Amareia mendekati kedua anak mereka, keduanya memeluk si kembar bersamaan membuat tangis Aysele semakin pecah, begitu pula dengan Aillard yang tak bisa menahan tangisnya. Dexter mengecup puncak kepala ketiga kesayangannya bergantian, "Kalian prioritas Daddy. Kebahagiaan kalian yang utama, jika kebahagiaan kalian bisa merasakan keharmonisan keluarga kembali, Daddy janji akan mewujudkannya sekarang juga."

Ketika pelukan terlepas, si kembar dengan kompak menatap Ayah mereka. "Daddy, jangan melukai hati Mommy lagi, cukup sekali. Kami tidak bisa melihat Mommy terluka, lebih baik Daddy melukai kami dari pada melukai Mommy."

Air mata Amareia semakin deras turun mendengar ucapan kedua anaknya, "Aillard benar, Dad. Jangan lukai hati Mommy lagi, kami ikut terluka jika Mommy terluka."

Dan Dexter meraih kedua tangan si kembar, menggenggamnya bersamaan. "Daddy akan membuktikan, tak akan ada lagi tangisan selain tangis kebahagiaan. Kalian mau bantu Daddy membahagiakan Mommy?"

"Mau!"

Amareia tertawa kecil, dia mengusap air matanya di pipi lalu merentangkan kedua tangan. Si kembar mau pun Dexter langsung menyambut dirinya dengan pelukan erat, "Mommy menyayangi kalian semua."

"Kami juga! Love you, Mom."

"Love you too, sayang."

***

300 komentar untuk selanjutnya!!

Bye sengkuuu

Jerat Takdir Dua MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang