22 - Masih Suami Istri

14.9K 756 310
                                    

Brak!

Shamaira beringsut mundur, dia menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya saat pintu kamar tiba-tiba di buka. Seorang pria yang tadi menjadi teman ranjang Shamaira pun bergegas pergi dengan memakai kilat pakaiannya. Shamaira tampak gemetar ketakutan, melihat siapa yang datang dengan tatapan setajam elang.

"Pelacur akan tetap pelacur, sudah ribuan kali aku peringatkan, tubuhmu hanya milikku!"

Shamaira ketakutan, apalagi saat pria itu semakin mendekat. Dia menarik selimut, juga menarik kaki Shamaira hingga terbaring terlentang di tengah ranjang. Jarinya yang panjang bergerak mengusap paha, naik dan menekan milik Shamaira. "Sudah berapa banyak yang masuk ke dalam sini selama aku pergi?"

"D-Drake,"

"JAWAB!"

Shamaira memejamkan matanya kuat-kuat, dia ketakutan tanpa di buat-buat saat ini. "Kau, satu-satunya pelacur lancang yang mengabaikan peringatanku, Shamaira. Kau tidak lupa dengan hukuman yang menanti jika kau berani mengabaikan perintahku kan?"

Sepasang mata yang semula terpejam, kini terbuka sempurna. "Drake! Aku mohon, jangan lakukan itu."

"Aku bisa melakukannya sekarang, Shamaira."

"Aku mohon, jangan .... Hukum aku saja, tapi jangan lakukan itu padanya!"

"Menghukum dirimu? Harus dengan cara apa lagi agar kau merasa kapok, hm?"

"Drake, aku mohon. Dia satu-satunya milikku yang sangat aku sayangi, aku mendapatkannya dengan susah payah, aku tak ingin kehilangannya."

"Cih! Bahkan kau berlagak dramatis tanpa tahu yang sebenarnya terjadi!"

Drake muak melihat wajah yang selama 6 tahun ini selalu mengganggu pikirannya, tapi dia tak bisa datang memberinya kecaman. Karena itu, Drake menitipkan yang mengganggu pikirannya ini pada kembaran tersayangnya. Tapi ternyata, meski sudah dititipkan yang mengganggu pikirannya ini tetap saja memberontak dan mengabaikan peringatan dirinya.

"Drake, kau bisa menggunakan tubuhku sesukamu seperti dulu. Kau─"

"Aku tak lagi minat pada tubuh yang sudah di sentuh banyak pria!"

Menusuk? Tentu saja.

Tapi Shamaira hanya bisa menundukkan kepala, "Maafkan aku. Tolong jangan mengganggu dia,"

"Merepotkan!"

Drake menyugar rambutnya, pria itu berbalik badan dan pergi meninggalkan Shamaira yang gemetar ketakutan. Baru merasa lega, Shamaira kembali di buat gemetar ketakutan saat peluru menembus pahanya. Wanita itu berteriak, tangannya menyentuh luka tembak di pahanya. "T-tolong!"

Drake? Pria itu tak melirik Shamaira sama sekali, dia pergi dengan tatapan tajam juga raut datar.

***

Amareia baru sadar, jika dia tidur dengan memeluk Dexter. Wanita itu merasa malu bukan main, dia pun pelan-pelan menjauh, duduk di pinggir ranjang sembari memijat pelipisnya yang berdenyut. Dia tidak bangun kesiangan padahal di buat begadang habis-habisan oleh Dexter. Pria itu benar-benar ingin melakukan 24 jam setelah berhasil membuktikan jika Amareia dan Dexter masih resmi sebagai suami istri.

Beruntung, Dexter masih memiliki simpati. Dia jadi mengurungkan niatnya melakukan itu selama 24 jam, kasihan pada Amareia. Setelah cukup mengumpulkan energi, Amareia berjalan menuju kamar mandi, dia membersihkan diri sembari berkali-kali menghela napasnya kasar melihat banyak sekali tanda di sekujur tubuhnya.

Dexter seperti orang kerasukan semalam, dia melakukannya seakan ingin balas dendam setelah bertahun-tahun menahan diri. Tapi itulah yang terjadi, Dexter memang bertahun-tahun tak merasakan nikmatnya bercinta, sekalinya merasakan lagi, dia tak bisa mengontrol diri atau memaksa dirinya untuk berhenti.

Jerat Takdir Dua MasaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora