21. Lose My Breath

313 80 122
                                    

Felix menggunakan telepon umum untuk menghubungi Hyunjin.

"Maaf, Hyun----"

Belum selesai dia bicara, tiba-tiba telepon yang digenggamnya direbut.

"Jangan pernah hubungi Felix lagi," tekan Seungmin pada Hyunjin.

Felix berusaha merebut kembali teleponnya. "Aku belum selesai ngomong, Min."

Seungmin mengulurkan tangan, menahan badan Felix agar tidak mendekat, melanjutkan pembicaraan. "Gue muak sama kalian. Kakak lo itu sudah seenaknya datang ke rumah, ngatain kondisi ekonomi keluarga gue bahkan juga nabok abang gue!" serunya lalu membanting gagang telepon kembali ke tempat. Memutuskan panggilan.

Mulut Felix sedikit terbuka, menatap heran. "Masa Kak Minho kasar begitu?" tanyanya tidak percaya.

"Orang-orang modelan mereka itu kebanyakan memang bermuka dua, Lix."

"Tapi Hyunjin beneran baik, Min. Dia tulus."

"Izinkan aku pergi dulu ... yang berubah hanya tak lagi kumilikmu~"

Seungmin menggumamkan lagu Tulus-Pamit dengan vokalnya yang merdu.

"Bukan Tulus yang itu!" ketus Felix. "Tapi, apa alasan Kak Minho begitu cuma karena kita berteman sama mereka?"

"Sudahlah, Lix." Seungmin merangkul Felix. "Cukup sadar diri, memang seharusnya gak berteman sama yang levelnya jauh di atas kita. Ntar dikira kita dekat sama mereka karena hartanya aja."

*****

Han melepas kacamata hitam yang dikenakan, mengedarkan pandang ke penjuru kafe. Sebelumnya dia telah direkomendasikan oleh salah satu ajudan konglomerat mengenai rekan intel yang sangat andal. Hari ini mereka sudah sepakat untuk bertemu. Dihampiri pemuda memakai jaket bercorak kulit kadal hitam duduk di dekat jendela.

"Hm ... Binchang, 'kan?"

Changbin menurunkan kentang goreng yang sudah siap dimasukkan ke mulut, sedikit mendongak pada laki-laki yang berdiri di sebelahnya, menatap datar. "Changbin. Gue CHANG-BIN!"

"Oh iya, maaf, Bang." Han menepuk pundak Changbin agar emosinya reda lalu duduk di berseberangan. "Gue, Han Jisung," lanjutnya memperkenalkan diri sembari menyodorkan kartu nama.

"Jisung member NCT atau Wanna One?"

"Wanna be with you," celetuk Han lalu disambut gelak tawa. "Lo asik juga yak." Dia mengambil sebuah foto untuk ditunjukkan. "Nih, orang yang gue maksud."

Changbin tersedak sampai kopi yang diminum keluar sedikit dari hidung, terkejut, wajah Bang Chan terpampang di foto tersebut. "Memangnya dia ngelakuin kejahatan apa?"

"Dia sudah nyembunyiin Felix, putra Kepala Distrik 9," bisik Han.

"Bukannya putra Kepala Distrik 9 sudah jadi anak angkat konglomerat itu?"

Han melahap kentang goreng dari piring Changbin. Si empunya ingin menegur tapi karena wajah Han serius, dia pun membiarkannya. "Jeong In, dia diduga menyalahgunakan identitas orang lain. Hm, sebenarnya gue juga masih belum tau kebenaran dari tebakannya Minho. Tapi dia bilang, ini Felix yang asli."

Ditunjukkan satu lembar lagi yaitu versi cetak dari foto yang pernah dikirimkan Hyunjin pada Minho saat dia jalan-jalan bersama Felix.

Changbin berusaha menjaga sikap agar tidak mengundang curiga bahwa yang diperkenalkan adalah orang-orang terdekatnya.

"Siapa yang ini? Kok cakep banget," tunjuknya pada foto Hyunjin.

Dark SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang