Lima

785 79 23
                                    

Bangkok, Thailand, 2 September 2024

Claudia Naraha sedang memasangkan anting-anting di telinganya ketika bel apartemennya berbunyi. Masih pukul tujuh malam, satu jam lagi sebelum jam yang ditentukannya. Apakah Sarai yang gila konten? Atau Win yang suka cari perhatian?

Bel itu hanya berbunyi sekali. Claudia keluar, melewati ruang tamunya yang didekorasi untuk pesta ulang tahun kecil khusus empat orang. Dia melihat layar kecil disamping pintu, tidak ada siapapun didepan pintunya. Apa orang iseng? Ah, apartemen Siam paling aman di Bangkok.

Claudia membuka pintu, mengintip sedikit dan menemukan sebuah paper bag bertuliskan Dior di bawah. Kepalanya terjulur untuk melihat keluar, tidak ada orang. Claudia mengambil paper bag itu. Pikirnya, Miel Gillian pasti memberikan ini mengingat hari ini adalah ulang tahunnya dan pria itu sedang dalam perjalanan bisnis di Turki.

Paper bag itu dibawa masuk dengan hati senang. Akan dia pamerkan kalau sahabat-sahabatnya datang, jadi dia letakkan didekat meja untuk kue ulang tahunnya.

Bel berbunyi lagi. Claudia menatap pintu saat bel berbunyi untuk kedua kali. Ketika dia melihat monitor, dia terkejut Miel Gillian yang berada didepan pintunya. Wanita cantik itu cepat-cepat membuka pintu. Tidak lupa memberi senyum manis terbaiknya yang akhir-akhir ini digilai para penggemar. "Babe!" Claudia berseru. "Kupikir kamu kembali minggu depan."

Miel Gillian tampak menggigil. Pria itu memaksakan senyum tipis. "Aku kembali kemarin sore." Ujarnya serak. Memerhatikan Claudia dalam balutan gaun satin pas badan yang terbuka dibagian bahu, wanita itu menata rambutnya menjadi bergelombang, mengenakan perhiasan dan sedikit lebih banyak parfum.

"Syukurlah," Claudia menghambur memeluk Miel. Segera menggandeng pria itu kedalam apartemennya. "Aku kira aku akan melewatkan ulang tahun kali ini tanpa kamu. Teman-teman mengatur pesta ulang tahun untuk menemaniku hari ini. Syukurlah kamu disini sekarang." Claudia menjelaskan untuk pakaiannya dan ruang tamunya yang sudah tertata rapi.

"Ah," Claudia terkesiap ketika melihat paper bag itu. "Aku baru terima hadiahmu. Tapi belum aku buka. Kamu sudah datang lebih dulu."

"Hadiah?" Miel mengerutkan kening.

"Hm, itu. Aku baru terima satu atau dua menit lalu." Bukan dari Miel, ya?

"Bukan aku. Aku bawa hadiahku di saku." Miel Gillian meraba kotak kecil dalam sakunya. Ketika itu dadanya berdebar, dia tidak mengharapkan datang melihat sebuah pesta kecil akan dibuat disini, tidak juga mengharapkan Claudia dalam pakaian terbaiknya dan se-bahahia ini.

Claudia menatap paper bag itu, tersenyum miring. Senyumnya manis lagi saat dia menatap Miel. Ah, Miel adalah mahkotanya. "Mungkin Win, aku tidak akan kaget kalau dia menggunakan itu sebagai alasan banyak pasien. Tidak masalah. Karena kamu disini, haruskah aku katakan pada mereka aku menunda pestanya?" Claudia menatap Miel sambil menggigit bibir bawahnya. Dia rindu prianya dan ingin pesta ulang tahun yang intim, mendadak. Lenganannya meraba dada Miel yang berbalut kemeja dan mantel tebal. "Haruskah kita merayakannya? Disini atau diranjang."

Miel Gillian berwajah datar. Pria itu menggeleng cepat. "Jangan. Aku tidak akan lama, aku akan cepat." kamu akan butuh sahabatmu. Miel mengeluarkan kotak itu dari sakunya. Sebuah cincin berlian didalam kotak, cantik, berkilau.

Claudia Naraha berbinar, pupilnya melebar. Kedua tangannya naik ke mulut dan dia memekik tertahan. Wanita cantik itu melihat cincin, lalu wajah Miel Gillian. "Apa ini? Oh, hadiah ulang tahun yang berbeda. Bagaimana kamu bisa memikirkannya? Cantik sekali."

Miel tersenyum tipis. Mengambil tangan Claudia dan menyematkan cincin itu dijari manis Claudia. "Selamat ulang tahun, Clau. Aku berharap kamu mendapat kebahagiaan yang banyak dalam hidupmu."

Wicked Game [MILEAPO]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora