31. Sembuh

240 28 11
                                    

HAPPY READING📖

Langit senja datang menyilaukan ruangan yang dijadikan markas lewat celah jendela yang dibuka. Mereka memandangi senja lewat jendela membuat mereka tersenyum.

Para geng motor X saling menatap lalu Tenggara berujar, "Kita pamit dulu ya? udah senja," ujarnya.

"Jangan pulang, kita sholat dan makan di rumah saya dulu," kata Tanah.

"Makan wah bener tuh, aku lapar," ujar Harta, mendengar itu mereka tertawa.

"Ya udah ayo kita ambil air wudhu dulu," ajak Hujan, membuat anggota inti X langsung melepas jaket kebanggaan mereka dan menyusahkan kaos hitam.

"Kali, ambil semua sarung anggota," perintah Tenggara.

"Kali? Aa napa manggilnya!" desisnya.

"Hm, ya udah sana ambil." Mendengar itu Kalingga langsung bergegas mengambil. Mereka memang menyiapkan sarung sewaktu-waktu masih dijalan adzan sholat berkumandang.

Tanah menoleh ke arah Bumi. "Bum, anterin saya menemui istri saya ya?" katanya, membuat Bumi mengangguk dan langsung menuntun Tanah.

"Saya ke rumah Abi sebentar ya?" izinnya, membuat para anggota X dan Hujan mengangguk.

Mereka berdua langsung berjalan menuju ke ndalem Abinya. Sesampainya di depan ndalem, Tanah tersenyum saat melihat istrinya sedang diluar seperti menunggu dirinya.

"Pulang juga kamu Mas," ujar Rain.

Tanah hanya tersenyum. "Ayo Mas, minum obat dulu. Sebentar lagi sembuh itu," katanya membuat Tanah mengangguk.

Bumi pun langsung memasuki ndalem, sembari menuntun Tanah. Tanah pun langsung meminum obat yang disediakan di meja.

Rain tersenyum saat bulatan kuning lainnya pecah setelah minum obat tersebut.

"Alhamdulillah Mas hilang juga," ujar Rain, sembari mengambil tisu dan mulai membersihkan nanah-nanah yang mengalir.

"Gimana Mas rasanya?"

"Enteng, tidak pegal dan tidak kaku."

"Alhamdulillah, kalo begitu," ucap Rain, ia sangat bersyukur karena suaminya diberikan kesembuhan.

Adzan maghrib berkumandang, Tanah dan Bumi langsung berpamitan untuk ke masjid.

Kini mereka semua telah berkumpul di ndalem keluarga Laut. "Ayo dimakan," ujar Laut mempersilahkan.

"Nggih Pak Yai," jawab Harta. Merekapun langsung memakan makanan tersebut.

"Berarti kalian membangun kembali X?" tanya Laut, tangannya mengambil buah kurma.

"Nggih Pak Yai, atas izin dari Abi ku," ujar Tenggara.

Laut mengangguk. "Ayo itu di makan buah kurmanya," ujarnya, membuat Harta dan Kalingga mengambil buah kurma tersebut.

Mata Laut berpacu pada Tanah. "Udah sembuh nak?" tanyanya.

Tanah yang fokus dengan buah kurma, menoleh. "Iya Abi, ini berkat doa Abi dan lewat perantara dokter Hasan," jawabnya.

MAS TANAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang