37. Mengumpulkan Bukti

169 24 10
                                    

HAPPY READING💙

"Eh ya sudah berkumpul semua. Saya mau memberitahu kalau saya sudah tahu tanda OOU," kata Tanah membuat mereka semua sedikit lega.

"Seperti biasa OOU dituliskan menggunakan keyboard dvorak dan jika diartikan sebagai SSF dan pemikiran saya SSF itu adalah inisial nama seseorang yang mungkin sangat berarti bagi Rabbit," jelas Tanah.

"Kayanya pake keyboard itu terus dah," celetuk Harta.

"Ada makna penting kali," timpal Kalingga.

Tenggara yang sedari tadi diam, langsung menepuk pundak Tanah. "Eh itu kira-kira inisialnya siapa?"

"Nah itu, kita sampai sini aja nanti saya akan cari kasus berita pembunuhan beberapa tahun silam yang di lakukan Mr. Rabbit, kalian bisa cari juga di internet," kata Tanah.

"Mr. Rabbit? siapa itu?"

"Kalian cari tahu saja di internet, Mr Rabbit era 1978," ujar Tanah.

Kini Airlangga bertanya menatap Tanah dengan tangan yang ia taruhkan di depan dada. "Eh kamu kan belum lahir, kok tahu Mr Rabbit?" tanyanya mengangkat satu alis.

"Saya tahu karena diceritakan Abi, lalu waktu umur saya 15 tahun saya sudah melihat Mr Rabbit menyerang pesantren Abi saya," jelas Tanah.

"Wah gila tuh Rabbit, eh apa Rabbit sekarang itu keturunan Rabbit dulu?" tanya Harta.

"Iya, saya yakin sih itu keturunannya. Tapi, yang jadi permasalahannya itu, siapa Rabbit sebenarnya," jawab Tanah.

"Aku tahu Rabbit itu siapa," kata Hujan tiba-tiba.

"Siapa?" tanya Tenggara serius.

"Psikopatlah, siapa lagi!" kata Hujan membuat tangan Tenggara menyentil dahi Hujan.

"Gila! aku udah serius juga!" desusnya.

"Eh, ya udah kita pamit dulu," pamit Tenggara, seraya memasangkan jaket.

"Ihzar," ujar Tanah.

"Na'am," jawab Tenggara.

"Wah, wah, wah." Harta menggelengkan kepalanya tak percaya sembari bertepuk tangan. "Ternyata Pak Ketua bisa bahasa arab!" lanjutnya berseru.

"Ya bisalah, masa enggak bisa. Kan' itu bahasa arab buat sehari-hari," celetuk Tenggara.

"Eh ya udah, pamit ya. Assalamu'alaikum," ujar Tenggara.

"Iya, wa'alaikumsalam," jawab mereka bertiga.

Tenggara berjalan keluar dari gudang tersebut diikuti para anggotanya dari belakang.

~MasTanah~

Tanah menatap layar laptopnya, laptop menyala di gelapnya ruangan itu.

Istrinya sedari tadi sudah terlalap tidur, itupun ia keloni karena jika tidak sudah dipastikan istrinya akan terus menangis.

Saat ingin mengetikan sesuatu, Tanah teringat dengan sosok laki-laki dengan topeng kelinci di pemakaman.

FLASHBACK ON.

Tanah menatap gundukan tanah sembari merangkul istrinya, menguatakan Istrinya bahwa semua baik-baik saja.

"Udah ya sayang? kita ikhlaskan. Masih ingat kan? kita enggak boleh menangisi seseorang yang sudah meninggal, apalagi itu anak kita sayang," ujar Tanah.

MAS TANAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang