7

4.4K 555 133
                                    

Sepanjang perjalanan menuju rumahnya selepas mengantar Jaemin, Jeno hanya diam dengan pikiran terbagi. Mengingat bagaimana panasnya hubungannya dengan Jaemin membuat dia lupa bahwa dia baru saja menorehkan tinta pada rumah tangganya.

Sekarang yang tersisa hanya rasa takut.

Pria itu hanya menyandarkan sikunya pada jendela mobil dan mengusap dagunya seraya memikirkan nasib pernikahannya.

Dia kemudian menoleh ke sisi kirinya, melihat kursi kosong mengingat Jaemin yang tadi duduk di sana membuat dia menyadari bahwa aroma parfum Jaemin masih tertinggal, membuatnya merasa Jaemin masih duduk di sampingnya.

Pria itu tersenyum salah tingkah lalu menggeleng. Selalu hanya menghirup aroma parfum itu, dia salah tingkah sendiri. Mengapa Jaemin bisa memilih parfum yang manis itu, sangat cocok dengannya yang cantik dan menggemaskan. Apalagi pipi gembilnya serta senyum seperti bayi.

Telunjuknya menekan layar pada dashboard dan menyalakan radio.

Sebuah lagu berjudul “No more perfume on you” terputar dan dia hanya diam, meresapi setiap penggalan liriknya. Bibirnya mengulum seringai lalu menggeleng. Lagu yang tepat dengan kisahnya.


‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


Jeno masuk ke dalam toko dan hanya mendapati Seungmin, Ryujin dan Lia di sana. Tak melihat Jaemin.

Sudah hari ke dua sejak pertemuan itu, Jaemin belum masuk kerja. Apakah dia belum sembuh?

Jeno tak ingin ambil pusing, dia melakukan pekerjaannya, memeriksa perkembangan departemen store yang ia kelola, setelah urusannya selesai, dia akan kembali ke kantor pusat, menyibukkan diri dengan bekerja, bekerja dan bekerja lalu kembali ke rumah.

Dan menikmati waktu dengan keluarganya, maksudnya dengan suaminya.

Pria itu masuk ke kamar mandi dengan nafas terengah, dia mengusap wajahnya frustrasi lalu menyandarkan tubuhnya pada wastafel.

Bisa-bisanya dia teringat Jaemin saat bergumul dengan suaminya. Kepalanya menggeleng menepis ingatan malam itu. Zhang Hao sampai mematung bingung melihat suaminya tiba-tiba berhenti saat baru saja mulai bergumul dan berlari ke kamar mandi, karena Jeno tak pernah seperti ini.

Pria itu mengacak surainya, dan tak habis pikir saat tiba-tiba bayangan wajah kenikmatan Jaemin serta erangan kenikmatan pria itu memenuhi kepalanya, bahkan dia sempat membayangkan bahwa yang ia cumbu adalah Jaemin.

Ada debaran luar biasa yang membuat sekujur tubuhnya gemetar. Jika dia kelepasan, mungkin semuanya akan hancur.


‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


Jaemin sudah mulai masuk kerja setelah tiga hari libur untuk pemulihan diri. Meski selama masa liburnya, dia melewati hari yang cukup berat.

Dia terombang-ambing dalam kehampaan, menjalani hari yang bukan putus cinta, namun patah hati seperti putus cinta. Bukan hanya pada hatinya, tubuhnya juga sakit, remuk karena di gempur Jeno.

Pria itu cukup kasar di ranjang.

Jaemin marah, entah pada siapa, mungkin pada dirinya sendiri. Dia buta dan gelap mata, menawarkan satu malam dengan Jeno, berakhir terluka sendiri.

Perasaan itu, justru semakin menggebu.

Jika dia berbuat nekat malam itu, apa bisa dia nekat sekali lagi untuk mendapatkan Jeno?

Sekarang, hanya malu yang ia rasa jika bertemu Jeno.

Jaemin berdiri di tempatnya biasa, setelah beberapa hari masuk kerja, dia belum bertemu Jeno. Dan tak bisa dia bayangkan, seperti apa perasaannya dan di paksa bersikap biasa saja, padahal pernah berada satu ranjang dan berbagi Saliva serta menyatu dengan sangat panas.

The War of The Married [NOMIN]Where stories live. Discover now