6 🔞

4.9K 499 105
                                    

Jam digital di atas nakas menunjukkan pukul empat pagi, Jeno baru saja naik kembali ke ranjangnya selepas buang air kecil, dia pandangi Jaemin yang tidur miring menghadapnya dengan lekat.

Ia selami wajah damai itu, membuatnya tak sadar mengulum senyum. Tangannya kemudian bergerak menyentuh pipi Jaemin, merasakan betapa lembutnya kulit pipi itu, lalu jemari besar itu bergerak, meraba tengkuknya kemudian pundak, lalu punggungnya turun terus hingga terhenti di bokongnya.

Telapak tangan besarnya meremas bokong sintal pria Leo itu, kemudian memberikan pijatan kecil, sementara si empu masih tampak lelap, mungkin kelelahan, mengingat dia sampai berteriak tadi malam dan memohon meski hanya satu ronde.

Mengingat bagaimana seksinya Jaemin tadi malam, dengan desahan nyaris seperti teriakan yang frustrasi dan penuh kenikmatan, serta tubuh yang terlonjak dan ekspresi kenikmatan yang seksi, membuat penisnya kembali tegang.

Dia dengan cepat menyibak selimut yang membalut tubuh Jaemin, mendorong kain tebal itu hingga jatuh ke lantai. Lalu satu tangannya menarik paha Jaemin agar melingkar ke pinggangnya.

Tangannya menuju ke selatan tubuhnya, mengurut penisnya yang menegang sempurna, merasakan jarinya basah akibat cairan precumnya. Lalu dia tuntun penisnya menuju anal Jaemin.

Mengingat percintaan mereka baru saja usai beberapa jam yang lalu, lubangnya pasti masih longgar sehingga dia tak perlu melakukan penetrasi.

Dia terus merapatkan tubuh mereka karena posisi yang sulit untuk memasukkan penisnya, tangannya menahan satu kaki Jaemin agar tetap berada di pinggangnya sementara dia berusaha mendorong penisnya saat kepala penisnya bertemu anal Jaemin.

Argtthh

Sshh arghh

Jaemin tengah terlelap, terlonjak kaget dan sontak terbangun saat merasakan sesuatu yang besar menembus analnya, berbaur dengan geraman kenikmatan Jeno.

“Presdir...” Lirihnya parau.

Jeno tersenyum dan langsung menyambut Jaemin dengan sebuah kecupan. Tangannya yang semula menahan paha kanan Jaemin di pinggangnya, langsung tertuju mengusap pipi pria itu, dapat dia rasakan wajah Jaemin menghangat, pasti memerah karena rasa sakit yang tiba-tiba saat melakukan penyatuan.

Pria Taurus itu mulai menggerakkan pinggulnya pelan, memompa penisnya di anal Jaemin, merasakan kembali jepitan rektum itu memanjakan batang tegaknya, sementara Jaemin yang belum terbiasa, hanya bisa meremas bisep Jeno.

“Mmhh Daddy.”

“Yaahh seperti itu, Sayang. Daddy menyukainya, sshh ketat Sayang. Aku suka sshh.”

Ringisan Jaemin, berbaur dengan geraman kenikmatan Jeno, gerakan pinggulnya mulai cepat seiring dengan anal Jaemin yang mulai licin, dan penis Jaemin pun mulai menegak, membangkitkan gairahnya lagi.

“Aaah Daddy oohh seperti itu, mmhh Daddy more more ahh”

Jeno mengulum seringai melihat bagaimana Jaemin kenikmatan akan tusukannya, dia langsung menghentikan gerakan pinggulnya dan mengubah posisi, membuka paha Jaemin agar mengangkang, lalu dia mengukung pria itu dan bergerak cepat.

“Ooohh mmhh, aahh Daddy nikmat, aahh yeaah Daddy, deeper oh deeper, feels good, oh my God, Daddy, gimme more”

Desahan kenikmatan Jaemin itu yang membuat Jeno ingin menjadi buas, dia suka saat suara erangan kenikmatan itu terus menerus menusuk gendang telinganya, membangkitkan gairahnya sehingga kian menggebu.

The War of The Married [NOMIN]Where stories live. Discover now