11

6.1K 555 76
                                    

Jaemin menggeliat dari tidur lelapnya, dia merentangkan kedua tangannya di atas untuk meregangkan tubuhnya. Perlahan matanya terbuka dan melihat jendela kamar hotel sudah terbuka.

Kepalanya celingukan tak melihat Jeno lalu dia melihat jam di ponselnya di mana waktu menunjukkan pukul sembilan pagi.

Pria mendudukkan tubuhnya dan melihat kamar yang sepi, hanya ada paperbag kecil dan hidangan sarapan di atas meja. Bibirnya mengulum senyum lalu dia beranjak dari ranjang untuk melihat.

“Kulihat kau sangat lelap, mungkin kelelahan, aku kembali lebih awal. Selamat menikmati.”

Bibirnya tersenyum saat membaca pesan dari secarik kertas di sebelah menu sarapannya. Jaemin putuskan untuk mandi lebih dulu setelah itu menikmati sarapannya kemudian bersiap untuk pulang.


‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


Sisi pakaian sebelah kiri bagian belakang tubuh si cantik terangkat, matanya menatap kaca toilet dan dengan hati-hati dia berusaha menempelkan koyo tepat bagian tubuh yang pegal.

Ceklek!
Pria itu tersentak saat mendengar suara pintu terbuka, dengan asal dia menempel koyo ke pinggangnya lalu menurunkan pakaiannya. Di dapatinya Seungmin masuk dan pria itu tampak bingung melihat wajah Jaemin pucat.

Tapi di detik berikutnya dia menghela nafas lega dan Seungmin pun tertawa kecil.

“Sedang apa?” Tanya Seungmin berdiri di samping Jaemin, mulai menyalakan kran dan membasuh tangannya.

Dia lihat beberapa bungkus koyo di atas meja wastafel membuatnya mengulum seringai.

“Mau kubantu?” Tawar pria itu membuat Jaemin menoleh kaget, dia lihat Seungmin menunjuk koyo di belakangnya.

“Ah ya boleh.” Jawab Jaemin.

Seungmin mengambil koyo sementara Jaemin mengangkat pakaian bagian belakangnya.

“Kau melewati malam yang panas sepertinya.” Ucap Seungmin bergumam seraya membantu memasang koyo di pinggang Jaemin.

“Ah itu, iya. Aku juga sangat mengantuk. Beruntung Manajer Hwang tadi mengijinkan aku masuk lebih lambat.” Jawab Jaemin lesu membuat Seungmin tersenyum mendengarnya.

“Kenapa tidak izin?”

“Aku sudah mengambil jadwal liburku kemarin.” Jaemin mengeluh dengan wajah pundung gemas.

“Minta pada Presdir. Dia bisa mengatur semuanya.” Sahut Seungmin menyandarkan tubuhnya pada wastafel membuat Jaemin menoleh kaget.

“Apa boleh?” Tanyanya membuat Seungmin tertawa kecil.

“Jika kau kekasihnya, dia pasti akan melakukannya. Kau tahu? Biasanya simpanan akan lebih di utamakan dari pada pasangan sah.”

“Begitukah?”

Seungmin menarik nafas dalam sebelum menjawab pertanyaan Jaemin, “Aku sering melakukannya, kadang aku meminta pada kekasihku untuk mengatur liburku dengan Manajer Hwang.”

“Wah, jadi hubungan kalian bukan rahasia lagi? Aku hanya khawatir jika ada yang tahu hubunganku dengan Presdir, semua akan berakhir.”

“Dia kalangan pengusaha, perselingkuhan adalah hal yang biasa. Dan mereka juga akan menyimpan rahasia itu selama... Berjalan.” Seungmin memberi isyarat tentang uang membuat Jaemin menganga.

“Wah...”

“Apalagi, kau simpanan Presdir. Kuasanya lebih besar. Gunakan kesempatanmu untuk mengendalikan Presdir.”

The War of The Married [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang