Jaemin duduk dengan tenang, berhadapan dengan sang kekasih di dalam bilik bianglala yang mulai bergerak naik, dia pandangi pria bermarga Jung itu dengan intens, di bumbui senyum tipis.
Dia putar lagi kecemburuan Jeno beberapa saat yang lalu membuatnya terpikir akan satu hal.
Jika Jeno merasa cemburu, apakah Jeno juga menyayanginya?
Sebenarnya ada banyak pertanyaan di benak Jaemin selama menjalin hubungan gelap dengan atasannya itu. Dia mencoba menyelami perasaan Jeno yang membingungkan. Di satu sisi, dia merasa Jeno pasti hanya ingin tubuhnya, tapi di sisi lain, beberapa tindakan yang Jeno lakukan juga seolah menunjukkan mereka memiliki perasaan yang sama.
Pria itu hanya berakhir memalingkan wajahnya, menatap pemandangan malam dari kaca jendela bianglala dengan senyum.
“Kenapa kau tersenyum seperti itu?” Tanya Jeno sesaat setelah menyadari bahwa kekasihnya tersenyum.
Yang di tanya tentu saja terkejut, senyumnya pudar tergantikan ekspresi bingung.
“Apa yang membuatmu tersenyum seperti itu? Kau memikirkan pria tadi?” Tanya Jeno memajukan wajahnya menelisik sang kekasih.
Pria Leo itu jelas saja menggeleng, membantah tuduhan kekasihnya.
“Kenapa terus saja membahas pria itu? Dia hanya menyapaku.”
“Apa yang kalian bicarakan di belakangku?” Tanya Jeno menuntut.
“Aku tidak tahu, aku tidak mengerti bahasa inggris.” Jawab Jaemin. “Kenapa kau terlihat sangat marah, Hyung?” ia bertanya kemudian membuat Jeno menghela nafas.
“Kau kekasihku, jelas saja aku tak suka, bahkan bagaimana dia berusaha menggodamu dengan senyum cabul itu.” Jeno mengomel di sepanjang kalimatnya.
Jaemin tertawa kecil, seperti ada yang menggelitik hatinya mengetahui kekasihnya tengah cemburu. Kedua tangannya kemudian naik dan menangkup kedua pipi Jeno.
Netra hitam itu bertemu membuat tengkuk Jeno meremang, ada sebuah desiran di hatinya membuatnya mendadak tak berani menatap netra yang berbinar cerah itu. Jaemin dapat melihat bagaimana iris hitam itu terus bergerak berusaha menghindari kontak mata dengannya.
Dan suasana berubah menjadi serius.
“Hyung...” Panggilan lembut itu pun turut mengubah atmosfer di antara keduanya.
“Jika kau cemburu, aku adalah orang yang paling merasakan kecemburuan itu.” Ucapnya. “Bahkan saat bersamaku, kau menyebutnya ‘suamiku’ tanpa mau tahu perasaanku. Di depanku, kau berbicara dan tersenyum dengannya.” Lanjutnya membuat Jeno terpaku.
“Aku memberikan kau waktu juga untuk bersamanya, tapi kau tidak mau tahu perasaanku setiap kali melihat interaksimu dengannya. Bukankah ini tidak adil?” Di akhir kalimatnya, Jaemin mengerucutkan bibirnya dan memasang wajah cemburu namun di bumbui candaan.
“Aku tahu aku hanya selingkuhan, tapi aku juga punya hati.” Ujarnya lagi.
Jeno terlalu egois dan sibuk dengan dirinya sendiri. Dia tak memikirkan perasaan Jaemin. Kini pria itu juga merasa bersalah setelah Jaemin mengungkapkan perasaannya.
Sang dominan tersenyum simpul lalu menggenggam tangan Jaemin yang semula menangkup pipinya.
“Aku minta maaf. Aku tidak peka.” Ucap Jeno lembut.
“Kita juga sedang menikmati waktu kita sampai harus jauh-jauh ke Amerika. Jadi aku rasa, kita benar-benar harus fokus pada kita berdua saja.” Tutur Jaemin.
“Kau benar.” Jeno menyetujui dengan senyum.
Sang submissive membalas senyuman kekasihnya, keduanya kemudian bersandar dan menikmati bianglala yang berputar. Menikmati keindahan malam dalam suasana tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The War of The Married [NOMIN]
Fanfiction"aku tidak perduli jika Presdir tidak mencintaiku. Tapi, jadikan aku milikmu malam ini" Na Jaemin inspired by : - One of The Girls (song) - The World of The Married - Hyeri, Ryu Jun Yeol, Han Sohee cw / cheating, m-preg BOYS LOVE AREA!!!