trauma 6

49 29 12
                                    

MARI BERTEMU VII DAN DIPTA

Let's start entering the theater LANGIT KITA

🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲
Tuk
tuk
tuk

Suara ketukan pensil pada meja. Dipijat pangkal hidungnya dengan pelan. Saat ini vio sedang berkutat dengan PR matematika. Sudah 20 menit berlalu. Sebagian nomer rampung dikerjakannya dengan mudah, meninggal beberapa soal yang memerlukan penguraian panjang dan susah. 

Drittt
Dirtttt

Vio berdiri mendekati ranjang. Diliriknya ponsel bergetar.Raka calling.

Raka adalah teman vio ketika SMP dulu. Kemudian pisah saat keduanya masuk ke SMA yang berbeda. Rumah mereka juga masih satu komplek yang sama. Dan orang tua raka merupakan ketua Rt di komplek ini.

"Halou vio.." sapa raka dari sambungan telepon.

"Hmm, kenapa?" tanya vio

"Hehe Lo sibuk nggak ? " Tanya raka

Vio berpikir sejenak, diliriknya PR matematika yang tinggal beberapa nomer lagi.

"Nggak sih, kenapa ka?" Ucap vio

"Temenin gue ke fotocopyan bentar aja kok, Mau ya?" Tanya raka

"Iya udah oke, tapi lo ijin dulu ke nyokap gue"

"Itu mah udah, orang nyokap lo lagi di rumah gue" ucap raka. Terdengar kekehan songongnya.

Vio teringat tadi ibunya memang mengatakan akan kerumah bu Rt saat keduanya di meja makan.

Vio meraih cardigan coklat miliknya yang tersampir di ujung ranjang kemudian memakainya

"Oke deh, yaudah lo sini jemput gue"ucap vio sambil menutup pintu kamarnya dan menuju kedepan rumah.

Setelah menunggu sebentar motor yang di kendarai raka terlihat. Keduanya pun melesat meninggalkan area kompleks menuju jalan besar.

Jarak tempat tinggal mereka ke tempat fotocopy tidaklah terlalu jauh. Hanya menempuh kurang lebih 10 menit perjalanan menggunakan kendaraan.

Setelah tiba vio langsung turun begitupun raka. Penjaga toko fotocopy pun sigap menyambut raka yang sudah menyerahkan flashdisk kecil berwarna putih. Sepertinya raka sedang mencetak dokumen.

"Yaudah, nanti kalo udah wa saya aja ya bang" ucap raka.

"Sip" ucap bang karyo

Raka berjalan menghampiri vio yang duduk diatas motor miliknya.

"Kesitu dulu yuk, masih dikerjain punya gue" ucap raka menunjuk sebuah angkringan yang berada di dekat jalan besar. Vio mengangguk dan mengikuti langkah besar milik Raka.

Keduanya duduk bersebelahan. dihadapan mereka tersaji berbagai gorengan,sate satean  dan beberapa minuman kemasan.

"Bang es kopi goodbye sama es teh ya" ucap raka pada penjual yang masih muda itu.

"Sip" ucap bang iwan.

Raka memalingkan wajahnya menatap vio yang sedang memakan sate telur puyuh.

"Sejak smp dulu selalu itu jajan yang lo pilih"ucap raka

"Pokoknya kalo ke warung bang iwan musti wajib sate telur ini" ucap vio dengan pipinya yang menggembung karena telur puyuh. Tangan raka terulur mengacak puncak kepala vio.

"Ouh iya gimana sekolah lo, aman?"tanya raka

"Hm, aman. lo tenang aja"ucap vio

"Lo yakin vi? Nggak ada yang lo sembunyikan dari gue" ucap raka memastikan

Langit KitaWhere stories live. Discover now