13. Angelnya semesta

13 2 1
                                    

Brum, Brum, Brum

Suara demuran motor terparkir dipekarangan rumah, Bumi berjalan membuka pintu utama sambil mengucapkan salam sebagai mana yang sering ia lakukan, salam yang tak terdengar jelas, salam yang tak berbait serta salam secepat kilat.

"SAMLEKOM."

"Nggak usah teriak-teriak bang, satu kampung udah gosipin kamu kalau salam udah seperti rentenir kelaparan uang." Ucap Laena kepada Bumi.

"Yang bener Bun? Bangus lah akhirnya Bumi jadi seleb juga, udah cocok jadi Rafi Ahmad belum Bun?."

"Nggak! Kamu lebih bagus jadi Aktor Korea sama China."

Mulai, Laena mulai membahasa aktor pavorite-nya kepada Bumi.

"Ata mana Bun? Belum pulang? Jam segini sepedahnya nggak ada." Tanya Bumi.

"Ouh itu, Ata pergi main kerumah Angel, sekalian nanti pas udah mandi tolong jemput Ata, terus antar dia ke alfamart, katanya mau beli mogi-mogi tapi Bunda bilang nunggu Abang pulang dulu."

"Lah nggak takut anaknya diculik bun? Itu Ata pergi main kerumah Angel sendirian?!." Ucap Bumi.

"Mana ada jaman sekarang penculik nyulik anak kecil, sekarang penculik lagi sibuk memburu bakat sama prestasi yang terkubur didalam jati diri."

"Bisa aja bunda yang satu ini, jadi pengen macarin sekalian aja." Goda bumi kepada Laena.

****

Semesta dan Angel sedang bermain putri raja di taman belakang rumah Angel. Taman itu sangat indah dan estetik bagi Angel dan Semeta yang sedang berfantasi di kawasan istana yang mereka bayangkan.

Sedari tadi Angel tidak lepas dari pensil warna dan buku gambar, ia menggambar sketsa mahkota raja dan ratu sesuai kelihaian tangannya dalam menggambar.

Srek, srek, srek,

Gambar itu dipotong oleh Angel menggunakan gunting, lalu memberikan lem pada ujung setiap gambar mahkota itu.

"Ata sini." Teriak Angel kepada Semesta yang sedang sibuk sendiri didekat tanaman bunga milik ibunya.

Semesta berlari menghampiri Angel sambil membawa beberapa bunga yang ia petik dari sana, mata Angel melebar melihat bunga kesayangan ibunya dirusak seperti itu.

"Ata, nanti kalau mamah aku marah gimana?." Tanya Angel cemas kepada Semeata.

"Jangan dibilangin aja, bude marah kalau tau." Jawab semesta yang langsung duduk di samping Angel.

Angel memberikan mahkota itu kepada Semesta dan menyuruhnya untuk dikenakan, setelah di pakai Angel mulai membuat pedang bohongan dari dus yang ada disana.

"Ata coba pake ini biar kayak raja."

Semesta berlari menjauh, kedua tangannya ia simpan diatas pinggang lalu mempraktikan layaknya seorang kesatria dari kerajaan manhwa.

"Aku Semesta, Raja dari seluruh Raja di ketujuh planet yang ada." Angel cengir kuda melihat Semesta seperti itu.

Semesta memberikan rangkaian mahkota bunga yang telah ia buat dari tumbuhan merambat dan dihias menggunakan bunga orane dan putih yang dia curi dari kebun bunga milik ibu Angel.

Bumi datang kerumah Angel untuk menjemput Semesta yang belum pulang sedari tadi.

Tak, tak, tak.

Demi ketujuh planet, alam semesta beserta isinya, pemandangan apa ini yang sedang Bumi saksikan dari balik pintu, Bumi itu usil dia memnafaatkan pamandangan ini untuk dijadikan meme guyonan pada keluarganya.

"BUDE, ANGEL  SAMA ATA PACARAN."

****

"Ngel, lo mau pacaran sama bocah tuyul sempak spiderman kayak dia?." Tanya Bumi kepada Angel.

Bumi duduk diantara mereka berdua yang sedang asik bermain raja ratu.

Angel melirik Bumi bingung.

"Pacaran? Ata bukan pacar Angel, kata mamah, Angel nggak boleh pacaran, tapi kalau sama Ata boleh, kata mamah Ata baik, lucu."

Bumi menganga tak berkedip memandangi mereka berdua bergantian.

"Kalian masih bau minyak telon ege, nggak boleh pacaran, nanti aja kalau udah SMA, cari pacar yang cakep, royal, tajir melintir, baik nggak itungan, rilet sama pasangannya, perkasa kayak bang Bumi, jangan kayak Ata, siadonan kue."

"Liat aja ya bang, kalau udah besar nanti ata mau jadi jagoan."

"Jangan! Abang nggak suka liat lo jadi jagoan cil, jadi diri sendiri aja kualitas hidup nya juga lebih malah." sanggah Bumi kepada Semesta.

"Denger ya Angel, lo masih kecil jangan main cinta-cintaan, si Ata mah kalah jauh sama pria sejati diluar sana, dia masi ingusan, bau minyak telon, mandi aja masih dimandiin, badannya bau bedak cussons, meksi bude setuju pacaran sama dia yang sekarang, belum tentu bude bakalan setuju dengan Ata versi dewasa nanti, cari pasangan itu bukan cari yang baik tapi cari yang ngereatin lo layaknya ratu bukan babu. Halah bocil-bocil, bisa-bisanya gue nasehatin kencur bau telon kayak kalian."

Wajah Semesta memerah padam napasnya juga memburu mengeluarkan asap tebal, matanya berkaca-kaca, renggorokan Semesta sakit seperti dicekik.

"HUAAAAAA..... BUNDAAAAAAA.... ATA DI BULLY ABANG... ABANG NGGAK SAYANG ATAAAA.... DADDYY."

Semesta menghamburkan derat air mata, lalu berlari meninggalkan mereka berdua ditaman belakang. Baru saja dibicarakan, langsung terdapat bukti nyata.

'Tuh kan?" kata Bumi.

****

mau dublle up ga?

Bumi KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang