2.2

13 3 0
                                    

"Semuanya terbagi menjadi tiga faksi. Yaitu Pihak baik, pihak jahat, dan pihak netral. Di pihak baik terdiri oleh kertas yang bertuliskan Angel, dokter, detektif,  dan Guard. Sementara di pihak jahat terdiri oleh kertas bertuliskan Demon, ghost charmer, Hypnotist dan dokter. Untuk pihak netral, ada Hacker, Poison master, and ahli forensik."

happy Reading y'all!
--------------------------+++++++---------------------------

Mereka semua kini tengah menyantap mie dengan santai didalam kamar Jungwon dan Sunoo, masa bodo lah jika bau mie memenuhi kamar tak berventilasi itu, untungnya pintu terbuka lebar.

"Kenapa gak di dapur aja sih kita makannya! Malah disini, bau mie kan jadinya."Protes Sunoo dengan mulut yang masih sibuk mengunyah.

"Telen dulu telen,"Jay langsung menggeser air kearah Sunoo.

Posisinya sekarang mereka sedang makan lesehan, dengan Riki yang duduk diatas kasur yang membuat kuah nya ciprat di kasur Jungwon.

"Iya tuh, pada gak mau di kamar masing-masing tuh takut kamarnya bau, emang kamar kita berdua gak bisa bau apa."Jungwon juga protes, kesal campur lapar, kesalnya jadi double.

"Eh bocah turun gak lu? Jangan ngotorin kasur gue elah!"Tegur Jungwon.

Para manusia yang menjadi pelaku numpang makan hanya bersikap bodo amat.

"Gak mau coba liat baik-baik emang masih ada tempat? Lagian di dapur aura nya suram banget,"Ucap Riki.

"Nah, kayak gak ada vibes dapur yang gue kenal gitu."Sambung Jake.

Jay hanya memasang wajah datar.
"Gue juga gak mood, di tempat masak mie nya tadi banyak darah."Ucapnya enteng membuat badan mereka semua mendadak kaku.

Reflek semua melihat kearah mangkok mereka yang hanya tersisa kuah mie saja.

"Bang? Serius?"Tanya Jungwon memastikan.

"Lu masak semua mie ini pake benda yang ada darah-darah yang asal nya gak tau darimana dan itu darah apa buat kita? Stop, You are joking!"Jake berseru tak percaya, ingin memuntahkan mie nya tapi sudah terlanjur.

"Yaelah panci nya gue cuci kali."Jawab Jay enteng.

"Anying pantesan lu gak makan!"Ujar Sunghoon sambil melihat mangkok Jay yang belum tersentuh isinya sama sekali.

"Apaan! Orang gue nunggu mie nya dingin kok."Bantah Jay.

Heeseung tidak peduli, ia lanjut menghabiskan semua isi mangkok nya hingga habis tak tersisa, berbanding terbalik dengan Sunghoon dan Sunoo yang sudah berlarian keluar kamar untuk memuntahkan isi perut mereka.

"Biasain aja, palingan ulah anak sekolah lain. Kita harus biasain mulai sekarang, karena pasti kejadian gini gak bakal datang satu dua kali doang, maybe ini bakal jadi adegan harian tiap mau makan."

Riki memasang muka jijik namun tetap meminum kuah mie nya, ingin mengikuti Heeseung sebenarnya namun mata nya segera ber air, rasa mual nya tidak berhenti. Rasanya seperti sedang meminum darah. Di tambah kuah mie buatan Jay yang agak kental, dan bau besi berkarat, lengkap sudah.

"Ew udah lah jangan dipaksa,"Ucap Jungwon jengah dengan tingkah Riki.

Jay masih memasang wajah datar lalu mulai menyantap mie nya, sebenarnya ia tidak ingin memberitahu mereka soal itu, tapi bagaimana lagi, seru sekali melihat mereka semua menderita.

"Harusnya gue nyumbang banyak ya, biar kita dikasih fasilitas lebih oke, masa panci cuman satu doang disini? Itu pun ada orang iseng yang naro darah, curiga darah nya si Jaemin anjir! Ini kita gak bakal mati kan? Dengar-dengar dari gosip Kamar nomor sembilan, darah nya Jaemin ada racunnya!"

Riki menjadi heboh sendiri setelah berteori tidak masuk akal.

atau mungkin masuk akal?

"Gak bakal lah."Sahut Jay.

"Lah mungkin aja woi? Atau mungkin itu kerjaan si Poison master? Dia yang bunuh Jaemin pake racun, racunnya yang masih ada di darah Jaemin dia olesin ke panci, dengan niat pengen semua orang yang makan buat dead? Terus dia bisa menang sendiri? Bingo! Si netral as a poison master, gak mau gabung di kubu manapun dan milih buat solo?"Lanjut Jake ikut berteori seperti Riki.

Jay yang baru saja akan menyuapkan mie ke mulut nya langsung berhenti.
"Keep your teori, jangan terlalu banyak bicara Jake, Riki. Sembunyi in aja semua kemungkinan yang ada di otak kalian, orang yang banyak bicara cepat die soalnya."

Heeseung mengangguk setuju.
"Dinding punya telinga, pernah dengar pepatah gitu? Jangan sampai ada yang nguping. Iyakan, Felix?"

Semuanya langsung melihat kearah pintu, tidak ada siapapun, namun bayangan seseorang sangat jelas.

Karena terlanjur ketahuan, Felix segera muncul dari balik tembok lalu masuk dengan santai.

"Calm guys, gue cuman mau datang minta maaf ke Sunoo."Ia langsung klarifikasi, bisa gawat kalau dia di keroyok, soalnya teman tawurannya si Hyunjin udah gak ada, sementara I.N sama Seungmin mah anak baik-baik.

"Btw segitu sayang nya ya lu ke gue? Sampe bayangan pun lu tau."Jujur Felix agak kaget, tapi langsung tersenyum maklum, siapa sih yang gak sayang dia?

"Bacot bekicot cocot, bau parfum lu yang kek bapak bapak itu kecium sampe sini."Ungkap Heeseung terlanjur kesal.

Jungwon langsung mengendus sekitar, lah iya, sejak kapan bau mie di kamar nya hilang?

"Ih buset, tadi bau mie, sekarang bau parfum basi. Bisa gak? Jangan mencemari lingkungan gue buat hidup?"Ketus nya.

"Lah gitu amat taik, kalian juga gak bakal mati kali cium bau gue,"Ujar Felix ikut kesal. Niatnya mau silaturahmi tapi malah diginiin.

"Udahlah pending aja maaf maafannya, udah kecewa berat gue."Ia segera berdiri lalu melenggang pergi.

"Kek anak gadis aja."Celetuk Riki disambut oleh gelak tawa Jake.

Jay berhenti makan, padahal baru beberapa sendok yang ia habiskan.
"Udahlah gak selera gue nyium bau parfum Felix."

"Alah bilang aja lu juga mual kan? Gimana? Enak gak rasa darah nya bang?"Ledek Jungwon.

"Rasa darah doang mah gak bakal bikin gue mual, emang parfum nya si Felix aja kek tai."Bantah Jay.

"Buset iya deh, semuanya hormat kepada pak duka Jay."

"Pulu puluu."












































"Masuk akal juga teori nya, jadi nanti malam bagusnya bunuh siapa lagi ya.."

SHUSST || Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang