DUA PULUH DUA

46 3 8
                                    

PERHATIAN!!!
Sebelumnya saya selaku penulis cerita ini memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan dalam penulisan, kesamaan nama tokoh,tempat dan latar. Semua itu diluar kesengajaan saya.
Perlu digaris bawahi,cerita ini hanya karangan yang bersifat fiktif belaka jadi jangan menganggap terlalu serius cerita ini.
Follow akun penulis sebagai bentuk penghargaan karya ini.
Tinggalkan jejak dengan spam komen dan vote kalian.
Terima kasih dan selamat membaca.
Tertanda Penulis : Nurul Syifa

***

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Aku mendoakan yang terbaik
Untukmu selalu."
-Aksara & Hujan-

***

"Boleh ya, Maaa???"

"Ntar Ara bakal jaga diri baik-baik, kok!"

"Mama percaya kak Aksa, kan? Kak Aksa pasti bakal jagain Ara, Maa!"

"Ayo dong, Maaa...! Ara pengen ikut nonton pertandingannya di Jakartaa!"

Arana terus saja memelas pada Jiha yang sedari tadi diam mendengarkan ucapan gadis itu. Arana tidak ingin usahanya sia-sia kali ini, ia harus ikut berangkat ke Jakarta menonton pertandingan futsal yang akan diikuti Aksara.

"Adira juga bakal ikut kok, Maa."

"Adira bakal jagain Ara."

"Ada bunda dan ayahnya Dira juga. Mereka sekalian liburan ke Jakartaa."

"Ara boleh ikut ya, Ma? Ara nggak bakal nyusahin dan jadi beban di sanaa, janjiii."

"Ara mau pergi ke mana?"

Sebuah sumber suara membuat Arana mau pun Jiha menoleh ke arah sumber suara. Seorang Arkana Ryano melangkahkan kaki mendekat ke arah mereka.

"Ara mau pergi ke mana sampai sebegitunya minta izin ke mama?" tanya Arkana lagi.

"Bukan urusan lu!" sewot Arana sembari membuang pandangan dari Arkana.

"Eh, Araa. Kok kayak gitu sama kakaknyaa??" Jiha menegur Arana, membuat gadis itu menggembungkan pipinya cemberut.

"Ara mau ke Jakarta, Ka. Mau nonton pertandingan futsal kakak kelasnya." ucap Jiha membuat Arkana membisu di tempatnya.

Melihat Arkana yang terdiam membisu, Arana semakin meliriknya sinis.

"Kenapa? Lu mau ceramahin gue? Ngelarang-ngelarang gue buat ke sana?"

"Lu nggak berhak ngelarang gue, Kak! Ingat, lu bukan kakak gue lagi! Lagipula, gue ke sana pake uang tabungan gue. Di sana bakal ada keluarga Adira juga yang bakal ngejagain gue. Jadi lu, nggak berhak untuk melarang gue pergi! Pergi atau tidaknya gue ada di keputusan mama, bukan lu!" sinis Arana membuat Arkana menunduk.

Aksara & Hujan (SEGERA TERBIT)Место, где живут истории. Откройте их для себя