L U L|twelve

2.1K 216 21
                                    

"Zee" teriak Chika dengan keringat di keningnya

Brak

Pintu kamar di buka dengan kencang oleh Zee, ia langsung berlari menghampiri Chika dengan wajah khawatir

"Sayang kenapa?" Tanya Zee panik mengecek kondisi Chika

Chika masih mengatur nafasnya tak lama Aran ikut masuk kedalam kamar bersama dengan Gracia
"Chika sayang kamu kenapa?" Tanya Gracia khawatir

Bukannya menjawab pertanyaan Gracia Chika justru Lang melempar bantal pada Aran

"Aran brengsek" kesal Chika menangis

"Lah? Gue salah apa lagi anjir?" Kaget Aran tak tau apa apa

"Zee usir dia aku ga mau liat dia hiks aku benci sama dia" ucap Chika menangis

"Ran kamu apain Chika?" Tanya Gracia mengintimidasi

"Astaga ga ngapa ngapain loh aku" ucap Aran

"Suruh dia pergi Zee aku benci dia" ucap Chika

"Aku ngobrol dulu sama Aran, kamu sama mama dulu ya" ucap Zee

Zee menarik baju Aran untuk keluar dari kamar Chika

"Apaan anjir?" Aran menepis tangan Zee

"Lo ngapain?" Curiga zee pada Aran

"Ya Allah Zee gue ga ada ngapa ngapain dia anjir" ucap Aran

"Jujur sama gue" marah Zee menarik kerah baju Aran

"Gue berani sumpah gue ga ngapa ngapain anjir" ucap Aran

"Zee" Chika datang menghampiri Zee dan Aran disusul oleh Gracia di belakan Chika

"Aku mimpi buruk, maaf" ucap Chika menunduk merasa bersalah

"Tuh denger" ucap Aran menepis tangan Zee ia merapihkan kembali bajunya yang sempat berantakan karena di tarik oleh Zee

"Aku mimpi Aran suka aku, terus dia ngelakuin hal ga senonoh ke aku terus kalian berantem, dan berakhir Aran meninggal dan kamu koma" ucap Chika takut

"Anjir mimpi apaan itu Cok, gue mana demen Ama Lo" ucap Aran heran

"Yauda si namanya juga mimpi" kesal Chika

"Lagian si Lo selingkuh azab itu" ucap Aran membuat zee menatapnya tajam

"Ma Aran pulang duluan maa ada rapat" Aran berlari meninggalkan ruang tengah namun di kejar oleh Zee

"Ngomong sekali lagi Lo" teriak Zee mengejar Aran

"Maaf Zee, lagian bini Lo aneh anjir gue mana nafsu Ama bodynya yang kaya triplek gitu" ucap Aran

"Anj*ng salah ngomong lagi gue" ucap Aran semakin kencang berlari

"Berhenti ga Lo" ucap Zee

"Gue berhenti nanti gue di tampol ga mau" ucap Aran

Setelah berlari berputar putar di halaman depan rumah akhirnya Aran kembali berlari masuk kedalam dan berlindung di balik tubuh Gracia

"Zee, Aran udah ya cukup" ucap gracia menatap dua anaknya dengan kesal

"Dia yang mulai" ucap Zee

"Bini Lo yang mulai" ucap Aran tak mau kalah

"Ampun Zee damai kita damai" ucap Aran mengangkat kedua tangannya ke udara

"Udah udah, jangan ribut lagi aku yang salah maaf" ucap Chika pada Zee

"Kamu ga salah" ucap Zee

Mereka duduk di ruang tengah sedangkan Gracia memilih untuk membuatkan mereka makanan, Chika menjelaskan semuanya yang ada di mimpinya mulai dari ia yang tak sengaja bertemu Aran hingga kejadian yang paling Chika takut kan itu.

"Jadi di mimpi Lo gue Ama Zee buka Ade Abang?" Tanya Aran digelengi oleh Chika

"Ckckck makannya chik-" Aran tak jadi melanjutkan perkataannya karena Zee yang sudah menatapnya tajam

"Udah gapapa itu cuma mimpi" ucap Zee

"Aran ga suka kamu ko, dia seleranya yang body spanyol" ucap Zee

"Wah parah jadi maksud Lo body Chika ga ada apa apanya Zee? Parah Chik" ucap Aran mengompori

"Aranjing" kesal Zee melempar bantal sofa pada Aran membuat sang empu hanya terkekeh geli

"Gitu Zee?" Ucap Chika menatap sinis pada Zee

"Ga gitu Chik jangan dengerin dia" ucap Zee

"Gue kalo jadi Lo udah Pundung si, ga mau ngasih jatah setahun" ucap Aran langsung kabur ke dapur

"Sialan Lo" teriak zee kesal

"Emang body spanyol kaya gimana si?" Tanya Chika dengan wajah datar

"Selera kamu yang kaya gitu?" Lanjutnya

"Engga selera aku mah kamu" ucap Zee langsung memeluk Chika

"Jangan dengerin dia, selera aku cuma kamu walaupun kamu bukan Indomie kamu tetep seleraku" ucap Zee membuat Chika terkekeh

"Kayanya aku masih di hantui rasa bersalah aku Zee" gumam Chika pelan

"Apa?" Tanya Zee mendongak menatap Chika

"Engga, gapapa" ucap Chika mencium kening Zee

•••••••

Malamnya Zee mencari keberadaan Chika namun tak bisa menemukan nya dimana mana ia mencoba menelepon Chika juga tak di angkat oleh Chika

Zee akhirnya pergi kerumah aya karena ia pikir Chika tengah berada di rumah Aya namun ternyata disana juga tak ada keberadaan Chika

"Dia ga bilang ke kamu?" Tanya Aya

"Engga" ucap Zee khawatir

"Zee pulang dulu kalo gitu, siapa tau Chika udah ada dirumah" ucap Zee diangguki Aya dan pucho

Sesampainya di rumah tetap saja ia tak bisa menemukan keberadaan Chika.

Namun saat duduk di sofa ia melihat selembar kertas berwarna putih di atas meja, Zee mengambil kertas itu dan membukanya

'hai Zee, kalo kamu baca surat ini berarti aku udah pergi, Zee kasih aku waktu ya? Kasih aku waktu untuk sembuh dari rasa bersalah aku di masalalu, setelah mimpi itu aku sadar betapa membekasnya rasa itu maaf aku pernah ngehianatin kamu, zee tolong tunggu aku ya? Aku ga akan lama aku janji, tapi kalo kamu lelah untuk nunggu aku kamu bisa kirim pesan ke aku untuk menyerah setelah itu kamu bisa pergi ninggalin aku dan mencari pasangan hidup yang baru untuk mendampingi kamu nantinya, Zee aku cinta sama kamu dan akan tetap seperti itu, maaf aku pergi maaf aku ninggalin kamu sendiri, aku punya kabar bahagia kamu bisa buka kotak kecil yang warna biru tapi jangan nangis ya? I love more zee'

Zee membuka kotak biru kecil yang ada di meja itu juga ia semakin tak kuasa menahan tangisnya saat melihat isi dari kotak itu, sebuah testpack bergaris dua menandakan Chika tengah hamil anaknya.

Zee menangis ia mengusap wajahnya gusar tak tau harus sedih atau bahagia karena satu sisi ia sedih Chika meninggalkannya dan disisi lain ia senang karena akan menjadi ayah.

"Kenapa? Kenapa kamu harus pergi?" Gumam Zee

"Aku bisa bantu kamu Chik, kenapa kamu harus pergi disaat kamu lagi hamil?" Gumam Zee

"Kenapa lagi lagi aku gagal cegah kamu untuk pergi, maaf Chik" gumamnya lirih ia menangis sambil memeluk testpack itu.

••••••••

The end

Jangan sedih ya semangat

S2 blae on going hehe

See u all

Maaf kalau tidak memuaskan dan menggantung yaa hehe

👋👋

Labyrinth Unidirectional Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang