Saat itu Cornelia masih dalam Adrenalin, teman-temannya menyelematinya dirinya yang baru selesai menampilkan performa yang cukup memukau bersama Lulu. Setelah berfoto dan berpelukan denga teman-teman kelompoknya, Oniel izin ke kamar kecil karena dari tadi menahan hasrat ingin buang airnya. Saat jalan di lorong tiba-tiba ia dipanggil.
"Cornelia kan?" tanya gadis cantik itu "Gue Nadila, anak 3A, tadi penampilan lu keren" pujinya.
"Wah makasih kak suatu kehormatan" ucap Cornelia, hidungnya kembang kempis dipuji seperti itu.
"Oiya, temen gue mau kenalan, boleh?" tanya Nadila.
"Bo-leh?" Cornelia heran, apakah ada seniornya cowok yang menaksir dirinya? keren juga, pikirnya saat itu.
Ternyata yang membuat ia kaget, yang ingin berkenalan dengannya adalah seorang gadis manis, berkulit sawo matang, matanya nampak indah.
"Hai, gue Sisca dari 3A, salam kenal ya" ucap Sisca "Ini temen gue Made" Sisca memperkenalkan gadis berambut bondol di sebelahnya."Hai kak Siska, hai kak Made" Cornelia menyalami mereka satu persatu. Cornelia yang darah betawinya cukup kental, membuat Sisca menjadi Siska.
"Boleh tukeran nomor?" tanya Siska langsung to the point.
"Eh boleh kok" setelah itu Cornelia menulis nomornya dan izin pamit karena harus kembali ke acara.
===
"Jadi sejak itu sampai sekarang, dia terus ngajak ketemu, ngechatin, kadang sampe telfon dan VC?" tanya Rava, saat itu sudah pukul 6 pagi, namun baru Rava, Cornelia dan Christy yang bangun.
Christy langsung memastikan langsung pada Cornelia tentang handphonenya yang terus bergetar seperti itu selepas shalat subuh. Ternyataan dugaanya benar. Daripada Stalker, Siska ini lebih seperti terobsesi.
"Lu ga kaget Rav, ada cewe bisa segitunya cinta sama cewek?" tanya Christy.
"Cinta mah ga kenal gender" ucap Rava "Kamu gimana, nyaman ga?" tanya Rava.
"Jujur, gue stress banget" Cornelia menunduk, bohong jika energinya tidak terkuras gara-gara harus meladeni Siska "Gue diemin dia pasti langsun spam, mau gue tegur, ga enak soalnya senior"
"Iya, kata gue sih mending notif dari kak Siska, lu matiin aja dulu, jadi sekalipun dia spam, ga bakal muncul" saran Christy.
"Menurutku emang kudu hati-hati sih, nanti aku coba tanya ke kenalanku yang anak kelas 3, buat nyari tau siapa Siska" ucap Rava.
"Siapa yang kaga tau kak Siska Rav, semuanya juga tauuu" Christy geleng-geleng kepala "Dia kan Diva muda sekolah kita, lebih jago main gitarnya dari Oniel dia, tiap minggu nongkrongnya sama Selebgram dan penyanyi-penyanyi yang baru naik daun juga"
Rava memandangi Christy aneh "Kamu stalker juga?" tanyanya.
"Sialan, itu namanya apdet ya!" Christy membela diri.
"Jujur ya, gue awalnya ngira kak Siska juga tertarik karena mau ngajak collab atau gimana gitu, tapi masa malah ngirim pap handukan doang, bilangnya laporan abis mandi, gue musti ngapaiiin" Cornelia menghela nafas.
"Kalau kamu naksir juga sih-" belum sempat selesai Rava mengucapkan kalimatnya, tatap tajam Cornelia membuat pria itu terkekeh ciut.
"Intinya sekarang tanggepin seadanya, mute notifikasinya, gitu dulu deh" sara Christy.
===
"Fransisca kan?" Gracia disebrang telfon memastikan "Temen kamu, kudu hati-hati, Sisca kalau udah suka sama orang, segala cara dia lakuin"
"Gitu ya? Better, Cornelia ngejauh dong kalau gitu" ucap Rava.
"Hmm gimana ya bilangnya, Fransisca itu salahsatu dari 4 Horseman of Apocalypse" jelas Gracia, Rava cukup kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAMAI SEPI BERSAMA
FanfictionRava Fadel Kuncoro tidak pernah menyangka kepindahannya ke salah satu sekolah swasta di Jakarta akan mempertemukannya dengan kisah-kisah yang akan membentuk masa remajanya. Kisah ini hadir dalam balutan Aksi-Komedi, Slice of Life dan pastinya Romans...