Lia mengenal pria mungil itu sejak SMP, teman sebangkunya di kelas satu, tubuh mereka yang sama-sama mungil membuat teman-teman kelas langsung menjodoh-jodohkan mereka. Namun siapa sangka, seperti kata orang jawa yang bilang 'orang sabar panjang ususnya', karena mereka berdua pendek, dan mungkin ususnya juga pendek, Mereka berdua dikenal sebagai duo galak di kelas mereka. Maka dari itu saat kelas dua, teman kelas memilih dirinya menjadi bendaraha dan pria mungil itu sebagai ketua kelas.
Pria mungil itu dari keluarga pebisnis kaya raya, berbeda sekali dengan dirinya, ibunya hanya akuntan di sebuah perusaan swasta kecil, sedang ayahnya manajer sebuah franchise fast food. Ya, cukup bercukupan, tapi sangat jauh berbanding dengan pria mungil itu yang jika berjalan saja wanginya uang. Pria mungil itu juga cukup punya banyak trust issue, efek keluarga yang kaya raya, tak sedikit yang berteman karena hartanya saja. Yah, tidak munafik, dia pun senang juga memiliki sahbat atau pasangan yang royal pada dirinya. Hal itu juga yang membuat pria mungil itu hampir tidak memiliki dekat, kecuali mungkin dirinya. Kok bisa?
Simpel, seminggu pertama mereka duduk bersama, Dia melihat Lyien hampir tidak pernah ke kantin. Dia merasa kasihan, tidak saat itu Lyien masih belum ketahuan betapa kaya keluarganya. Rasa kasihan pun muncul, apa mungkin pria mungil ini, mungil karena kurang gizi ya?
"Elu ga ke kantin Jess?" tanyanya.
"Engga, ga bawa duit" Ucap Lyien, kalau kalian lupa nama panjang Lyien adalah Jesslyien Elliot.
Lia langsung memandang Lyien Iba, ternyata pria mungil ini tidak ke kantin karena tidak ada uang, padahal salah besar, dia tidak ke kantin karena kemarin sudah coba, namun kantin sini tidak menerima debit America Express. Dia sedang minta ke assiten Ayahnya untuk membuka rekening BNI saja, namun belum jadi sampai sekarang. Belum lagi, kantin sekolahnya juga tidak bisa Qris, Lyien yang biasa cashless jadi tidak bisa jajan. Tapi, dia sudah belajar dari hari pertama, jadi sebenarnya sudah membawa bekal kok. Sushi Salmon ditambah Sai Koro lada hitam, dengan pudding cokelat sebagai dessert.
Lia mengambil dompetnya, ada 1 lembar berawarna merah, 2 lembar berwarna hijau dan beberapa lembar berwarna ungu, jajan di kantin SMP rata-rata 5000 sampai 15000 yang paling mahal, Lia mengambil 1 lembar berwarna hijau dan menyerahkan ke Lyien. Pria mungil itu bengong, seumur-umur, ini uang dengan nominal tersedikit yang pernah orang lain berikan padanya.
"Buat Jajan, yuk bareng gue Jess!" ucap Lia, sembari menarik tangan Lyien.
"Eh tapi--" Entah mengapa ada debar aneh yang Lyien rasakan saat tangan Lia menariknya.
"Tenang aje, ga usah dibalikin" ucap Lia menenangkan.
Sekarang, lihatlah, dengan canggung Lyien mulai menyantap Mie Ayam yang dibeli dengan uang dari Lia, bahkan masih kembali 12ribu, lalu dibelikan es teh, masih sisa 10ribu. Saat Lyien ingin mengembalikan sisa 10ribu Lia, gadis manis itu menggeleng.
"Buat Lu aja Jess, mayan buat ongkos balik, lu ada ongkos balik ga?" tanya Lia.
Lyien menggeleng, soalnya dia di jemput dengan Honda City Hatchback, Mobil hadiah dia lulus SD.
"Nah, yaudah buat elu aja jess, atau lu tinggal dimane? kalau deket bonceng sepeda gue aja" Lia nyerocos, dari dulu dia memang terkenal sosial butterfly, mudah membuat orang nyaman. Ehm, setidaknya bagi Lyien.
"Gue di Armanda Boulevard" ucap Lyien.
"Oh deket ya, kompleks rumah gue ngelewatin itu tuh--" Lia pun menyeruput Es Teh-nya, tak lama dia tersadar "Lu tinggal di Armanda Boulevard?"
Lyien mengangguk.
"Balikin duit gue pake bunga, jadi 2juta" tagih Lia, tentu saja bercanda. Sedang Lyien panik, kenapa bunganya besar sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAMAI SEPI BERSAMA
FanfictionRava Fadel Kuncoro tidak pernah menyangka kepindahannya ke salah satu sekolah swasta di Jakarta akan mempertemukannya dengan kisah-kisah yang akan membentuk masa remajanya. Kisah ini hadir dalam balutan Aksi-Komedi, Slice of Life dan pastinya Romans...