"Pagi-pagi udah ngebul aje" Jessi protes melihat Christy sudah asyik dengan Vape yang ia beli sendiri dan dijanjikan akan di ganti oleh Rava dalam bentuk dana nantinya. Di sofa ruang keluarganya, sembari menonton TV.
"Biarin sih, mumpung Libur" ucap Christy santai. Di sebelahnya Flora asyik menyantap nasi goreng buatannya.
"Eh makan Jess, gue udah masak" ucap Flora.
"Yeayy, makanan Fwowaaa, aku selalu suka" ucap Jessi yang memang kegiatan sehari-harinya adalah memalak bekal Flora. Flora tak keberatan, senang malah, ada teman makan bersama seperti jaman di panti dulu. Satu piring untuk bertiga sampai berempat. Makanya bekal Flora selalu ia lebihkan.
Flora tercekat saat melihat berita pagi ini, Ruko yang ia sangat tahu sekali diberitakan terbakar, dengan ownernya semalam di tangkap dikarenakan dugaan kekerasan seksual pada anak-anak di bawah umur dan merekamnya. Sendoknya jatuh, airmatanya tak terasa menetes dari matanya. Christy yang paham akan bahwa berita yang sedang tayang berkaitan dengan Rava semalam, langsung memeluk Flora. Flora menangis sekeras-kerasnya, ia merasa lega. Jessi yang baru datang dengan piring nasi gorengnya pun ikut menenangkan Flora meskipun bingung.
Setelah Flora sedikit lebih tenang, Christy melipir ke belakang untuk menelfon Rava. Setelah beberapa panggilan nada sambung, akhirnya telfon terangkat. Anehnya yang mengangkat adalah suara perempuan muda, padahal Rava bilang ia hanya tinggal dengan pamannya.
"Maaf, Sholehnya masih tidur kak, hubungi nanti saja" suara gadis muda di sebrang.
Karena merasa apa yang ingin ia obrolkan termasuk Privasi, Christy pun menutup panggilannya dengan sedikit bersungut-sungut. Bisa-bisanya jam segini masih tidur, sama cewek lagi. Cowok itu ternyata cuma pura-pura polos luarnya.
===
"Kemana?" Jinan melihat Rava sudah bersiap-siap untuk pulang. Saat ini mereka berada di kontrakan Jaya. Sebenarnya terlalu mewah untuk dibilang kontrakan. Bahkan sebenarnya bukan kontrakan, karena itu adalah rumah kosong milik keluarga Jaya yang di kontrakan. Karena sedang tidak ada yang menyewa, akhirnya mereka bertiga tinggal disitu, sekaligus basecamp Geng Kraton.
"Mau ke rumah temen, laporan" Rava mengenakan jaketnya, perban-perban yang dibebatkan di badannya jadi sedikit tertutup, tentu kecuali kassa dan pleseter di pelipisnya.
"Yang tadi nelfon itu?" tanya Jinan dengan nada menyelidik.
"Hu-um" jawab Rava santai. Remaja itu tidak menyadari raut tidak suka dari Jinan. Gadis itu menekuk mukanya lantas fokus pada gawainya.
"Jayyy, aku balik dulu" teriak Rava pada Jaya yang sedang asyik menonton anime di kamarnya. Remaja itu tergopoh-gopoh keluar.
"Weh, ati-ati, thanks ya semalem" kekeh Jaya sembari fist bump pada Rava.
===
"Ravaaaaaa" Flora memeluk Rava erat, menyambut pria itu yang sedang cengar-cengir di depan pintu rumah Christy. "Ruko tempat waktu itu kebakar Rav, ownernya anjing itu di tangkep, Alhamdulillah huhuhu" Flora menangis sejadi-jadinya.
"Alhamdulillah" Rava tersenyum simpul mengelus kepala Flora.
Jessi menahan tawa dalam hatinya melihat ekspresi Christy yang sulit digambarkan. Ia sudah bersahabat sejak lama dengan gadis itu, dia paham bahwa sahabatnya sedang cemburu tapi denial. Jessi sudah mendengar kisah ini dari Flora langsung saat berita soal Ruko terbakar itu, dia juga sudah mendengar porsi kisah dari Christy perihal Rava yang ingin melabrak langsung pria itu. Tapi Jessi sangsi, apa mungkin pria sedikit culun asal Indramayu ini bisa sampai membakar rukonya?
"Elu kenapa Rav?" tanya Christy saat menyadari wajah Rava penuh luka. Meskipun sungguh ia dibuat dua kali kesal oleh pria itu yang tadi pagi tidur sama cewek lah, sekarang pas sampai rumahnya malah dipleuk Flora.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAMAI SEPI BERSAMA
FanfictionRava Fadel Kuncoro tidak pernah menyangka kepindahannya ke salah satu sekolah swasta di Jakarta akan mempertemukannya dengan kisah-kisah yang akan membentuk masa remajanya. Kisah ini hadir dalam balutan Aksi-Komedi, Slice of Life dan pastinya Romans...