melupakan memang tidak mudah mau selama apa pun kamu berusaha melupakan sesuatu pasti ada sekilas ingatan walaupun itu sedikit:)
happy reading.......
sebuah kamar terlihat seorang gadis yang tengah termenung dengan banyak hal yang berterbangan di kepalanya kilasan ingatan sangat jelas seorang anak laki laki dan anak perempuan yang tak lain adalah dirinya sendiri sedang berpelukan walaupun cuma sekilas Laurel cukup peka siapa anak laki laki yang bersamanya itu
'apakah gue udah kenal dia sejak lama?, tapi mengapa gue ngak ingat sama dia?' batinnya bertanya
flashback on
"aurel!" teriak anak laki laki tersebut sedangkan yang dipanggil langsung menoleh dengan senyum mengembang dan berlari kearah anak laki laki dan memeluk anak itu dengan erat
"ezi, aurel kangen tau ezi perginya lama banget" ucap gadis itu dengan bibir mengerucut lucu
anak laki laki itu terkekeh gemas " baru juga satu Minggu kalau selamanya gimana?" tanya anak itu
dengan kesal gadis itu memeluk ezi erat
"ezi ngak boleh pergi ezi cukup sama Aurel aja" 'karena Aurel sayang sama ezi' lanjutan dalam hati"hmm ezi kita kesana yuk"
ajak gadis kecil itu sambil menunjuk kearah pinggiran danau yang jarang di kunjungi tersebut
ezi menganggukkan kepalanya lalu mengikuti langkah kaki gadis kecil itu kedua nya sama sama duduk di pinggiran danau itu mereka hanyut dengan pikiran masing-masing mereka sama-sama memikirkan sesuatu yang suatu saat nanti akan membuat mereka berpisah sangat jauhlamunan ezi hilang saat gadis kecil di sampingnya mengucapkan sesuatu yang membuat takut
"ezi kalau seandainya terjadi sesuatu sama Aurel dan aurel lupa sama ezi nanti tolong ajak aurel kesini lagi yah mana tau aurel bisa ingat" ucap gadis kecil itu melantur
ezi menatap gadis itu tajam
"kok kamu ngomong gitu seakan akan kamu mau ninggalin aku?"tanyanya menggebugadis itu tersenyum ia tidak takut dengan tatapan tajam itu yang menurutnya sangat lucu
"kan kalau seandainya kita ngak tau kan kedepannya akan kayak mana ezi punya masa depan dan aurel juga, mana tau kitanya terpisahkan kita kan ngak tau" jelasnya panjang lebar
ezi terdiam dengan pikiran yang berkecamuk semua itu benar dan hal itu tidak akan terjadi karena hidupnya sudah sangat terikat dengan aurel sejak lama dan tidak akan ada yang bisa memisahkannya
tanpa mereka sadari dari kejauhan seseorang sedang berjalan kearah mereka dengan saputangan yang sudah di beri bius orang itu langsung membekap mulut salah satunya dan membawa kemobil sedangkan yang satunya lagi di bekap, ezi memberontak dengan sekuat tenaganya sedangkan Laurel sudah tak sadarkan diri karena bius yang membekapnya tadi
ezi berusaha membuka ikatan tangan dan Laban di mulutnya"emmmm" Berontaknya dengan kuat lalu matanya mengamati mobil itu berjalan jauh ke dalam hutan dan berhenti di sebuah rumah kosong dua tingkat di tengah hutan itu, dengan tak manusiawi keduanya di seret dengan kasar masuk ke dalam rumah kosong itu dan membawa ke satu ruangan kosong dan menguncinya
ezi hanya diam tenaganya sudah sangat habis ia menoleh dan melihat Laurel dengan mata yang berkaca-kaca ia mau memeluk Laurel tapi tidak bisa karena tubuh nya masih terikat
dengan kesabaran penuh ia marik napas dalam dan berusaha membuka ikatan tangannya akhirnya ikatan tangan itu lepas dengan cepat ia membuka Laban dan ikatan kakinya lalui menghampiri Laurel yang masih pingsan lalu memeluknya erat
"hiks... Aurel sadar pliss maafin ezi hiks seandainya tadi ezi dengarin omongan papa untuk ngk bawa Aurel jauh jauh pasti ini ngak akan terjadi" tangisnya
"BRAKK" dobrakan kecang itu membuat ezi memeluk Laurel kuat ia sangat takut seseorang yang mendobrak pintu itu langsung menghampiri keduanya dengan amarah yang sangat terlihat dari matanya orang tersebut mendorong ezi dengan kuat
ezi yang melihat itu langsung menangis kencang saat orang itu mengambil alih Laurel"DASAR BOCAH SIALAN!!! DARI AWAL GUE UDAH BILANG JANGAN AJAK AUREL JAUH JAUH!!!! MULAI SEKARANG JAUHIN ADEK GUE!! ADIK GUE NGAK BUTUH COWOK LEMAH KAYAK LO!!" Bentak orang itu lalu membawa Laurel pergi dari sana
ezi mengejar keduanya dengan kuat isakan nya semakin kuat seakan hal yang sangat berarti telah hilang
"NGAK KAK JANGAN JAUHIN AKU DARI AUREL HIKS Aku mohonnnn..." lirih nya terduduk di tengah aspal itu lalu seseorang langsung menggendong membawa ke mobil dengan keadaan kacau seakan merasakan apa yang sedang ezi rasakan
flashback off
laurel membuka matanya dengan keringat dingin membasahi seluruh mukanya mimpi yang sama tapi ini lebih jelas siapa saja yang berada di dalam mimpi itu ia merasakan pusing yang sangat kuat di kepalanya seakan akan mimpi tadi sangat nyata
"ck pusing banget dan gue lupa minum tu obat beberapa hari ini makanya kepala gue pusing banget" lirihnya
ya obat pemberian kakak laki lakinya dan anehnya setiap ia mengonsumsi obat itu ia akan mudah melupakan sesuatu padahal kata kakaknya itu hanya vitamin yang dengan sengaja tidak ia minum karena ia merasa aneh dengan pikirannya akhir-akhir ini
Laurel termenung memikirkan mimpinya akhir akhir ini dan itu terasa sangat nyata
"ezi anak kecil itu sangat mirip dengan cowok yang selalu ngikutin gue semenjak gue disini mirip banget apa mungkin gue punya hubungan dulunya sama dia? soalnya ingatan masa kecil gue ngak ada satupun yang gue ingat" gumamnya bertanya tanya
dan tanpa Laurel sadari di pintu kamarnya kakaknya mendengar semua gumamnya itu karena ia baru saja sampai dan ingin memberi kejutan untuk Laurel dan malah ia mendengar kata-kata yang paling ia benci demi apapun ia harus menjauhkan adiknya dari lelaki itu nta kenapa rasa bencinya sangat kuat Karena kejadian 10 tahun lalu ia hampir kehilangan adik yang paling ia tunggu kehadiran di dalam kandungan dan ia tidak mau kejadian itu terulang lagi
'fa Lo ngk akan bisa bersama adik gue lagi gue jamin itu, gua bakal cari laki laki yang lebih baik dari Lo untuk adik gue' batinnya
BERSAMBUNG.......
Kalau suka boleh comen next sebanyak banyaknya..............
YOU ARE READING
GAFALION (On Going)
Random{𝕎𝕒𝕛𝕚𝕓 𝕗𝕠𝕝𝕝𝕠𝕨 𝕤𝕖𝕓𝕖𝕝𝕦𝕞 𝕓𝕒𝕔𝕒} "lo cantik, tapi kecantikan lo lebih menarik jika ada senyuman di bibir lo" "senyuman? ck senyuman itu hanya datang di waktu tertentu" "𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘰𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘶𝘢𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘦...