Chapter 24

72 7 0
                                    

Kembali Sadar.

Setelah menempuh perjalanan seharian mereka akhirnya sampai di kota.

  "Rylee...Aku akan mengantar Bell ke istana, karena di sana dia bisa mendapatkan perawatan yang maksimal, kamu tidak keberatan kan? Kalau kamu khawatir, kamu juga bisa tinggal di sana sebentar?"   ucap Pangeran Levin.

  "Aku tidak keberatan untuk kesembuhan Bell...tapi sepertinya aku tidak bisa tinggal di sana, aku akan mengunjunginya nanti."   jelas Rylee.

  "Kalau begitu, oke."

  Pangeran Levin pun membawa Bell ke istana.

  "Apakah kamu benar-benar yakin membiarkan dia membawa Bell ke istana?"   tanya Nicco.

  Rylee menurunkan pandangannya.

  "Tidak apa-apa, ini demi kesehatannya, di istana dia akan mendapat perawatan yang layak."   kata Rylee.

  "Baiklah... kalau begitu aku akan pulang juga."   kata Nicco.

  Bart dan Callie pun pamit untuk pulang.

  Rylee akhirnya juga pulang untuk beristirahat.

  Sesampainya di rumah dia melihat rumahnya masih berantakan dan teringat Bell.    Dia juga merasa sedih karena tidak bisa melihat Bell.

  Di sisi lain, Pangeran Levin dan rombongan tiba di istana.

  Yang Mulia Raja terkejut melihat Levin menggendong Bell dalam keadaan pingsan.

  "Levin! apa yang sebenarnya terjadi, kamu dari mana? ada apa dengan Bell?"   tanya Raja.

  "Ceritanya panjang...Nanti kuceritakan, aku ingin Bell dirawat di sini, dia sudah pingsan selama 2 hari?"   jelas Levin.

  "Oke."

  Yang Mulia Raja segera menyiapkan kamar untuk Bell dan memerintahkan dokter untuk memeriksa kondisinya.

  Dalam waktu singkat dokter memeriksa kondisi Bell.

  "Dokter! Bagaimana kondisinya?"   Levin bertanya.

  “Jangan khawatir, dia hanya tertidur karena kehabisan mana, dia pasti akan segera bangun?”   jelas dokter.

  "Syukurlah."   Levin tampak lega.

  Setelah itu, Levin menceritakan kejadian tersebut kepada ayahnya.    Namun dia tidak mengungkapkan identitas Bell yang sebenarnya.

  Ayahnya terkejut sekaligus bersyukur Pangeran Levin bisa pulang hidup-hidup.

Singkat waktu Sudah dua hari sejak Bell belum bangun, Rylee juga belum datang mengunjunginya.

  Pangeran Levin terus menunggu di dekatnya untuk menunggu Bell bangun.   Dia memegang tangannya.

  Bell...kenapa kamu belum bangun, aku sangat mengkhawatirkanmu.   Levin berkata dalam hati sambil mencium tangan Bell.

  Tiga hari kemudian, Bell akhirnya mulai bangun.

  Saat aku membuka mata, aku melihat sebuah ruangan yang sangat asing, interiornya juga sangat mewah.   Kasur yang aku tiduri juga sangat empuk dan nyaman.

  Dimana ini?   Ini bukan rumahku?   Rylee, dimana Rylee?

  Aku segera bangkit dan meninggalkan ruangan.   Saat aku membuka pintu kamar, aku melihat banyak pelayan yang sedang bekerja.

  Salah satu pelayan wanita mendekatiku.

  "Nona, apakah kamu sudah bangun?"   tanya pelayan itu.

Black Knight VampireWhere stories live. Discover now