ada typo tandain, yaa.
***
Amel, dia adalah gadis pemalas yang kesehariannya di rumah hanya berbaring dan bermain HP. Jika sekolah pun yang ada di pikirannya hanya pulang, pulang dan pulang. Orang tuanya bahkan sudah lelah dan terlihat memaklumi sifat Amel yang selalu bermalas-malasan.
"Berat banget anjir!" Amel menggerutu saat dirinya dihukum oleh guru untuk mengangkat satu ember penuh air.
"Cepat selesaikan hukuman kamu, lalu masuk ke kelas dan ikuti pelajaran Ibu!" Guru berkacamata itu langsung pergi meninggalkan Amel yang kesusahan mengangkat berat massa lima kilogram itu.
"Gue lemah banget anjir! Gimana gue mau jadi bini orang coba," gerutunya kesal. Wajah gadis yang terlihat pas-pasan itu memasang wajah kesal.
"Muka pas-pasan ngarep jadi bini orang. Orang juga punya standar lah. Udah muka pas-pasan, lemah lagi, mana ada yang mau sama lo." Gevan yang ikut dihukum karena terlambat menyerca perkataan Amel yang sempat didengarnya. Pemuda itu menatap jijik Amel yang hanya diam menatap ke bawah.
"Kenapa? Kena mental?" Gevan tahu, meski Amel diam, gadis itu berusaha menahan tangisnya.
Amel terkadang memikirkan perkataan orang-orang terhadapnya. Ia yang terlalu sadar diri membuat dirinya selalu tertutup akan dunia luar. Di rumah, kerjaannya yang hanya main HP selalu berharap untuknya dicintai dengan tulus oleh seseorang dengan wajahnya yang pas-pasan.
Pembullyan yang Amel rasakan semenjak SD dari lawan jenis yang selalu mengolok-olok dirinya membuatnya menjadi pendiam di luar. Gadis itu menunjukkan keaktifannya hanya pada orang-orang terdekatnya.
Dan Amel sangat anti dengan laki-laki, bahkan memandang laki-laki yang baru ditemuinya saja Amel selalu menundukkan kepalanya. Dia selalu merasa kalau dia tak pantas karena wajahnya yang tak cantik.
"Andai gue ada di dunia fantasi, gue nggak bakal diperlakuin kek gini." Amel memejamkan matanya.
Kini, gadis itu kembali berbaring di kasurnya dan membuka aplikasi Tik Tok. Tatapannya terhenti saat sebuah vidio mempromosikan sebuah novel bergenre fantasi itu.
Keesokannya, Amel langsung ke Gramedia untuk membeli novel tersebut karena ia penasaran dengan isi novel yang berjudul 'Raja Iblis Tak Punya Hati'. Karena dirinya menyukai genre fantasi kerajaan, gadis itu tak perlu memikirkan matang-matang untuk membeli novel tersebut.
Gadis itu membuka buku yang baru saja dibelinya dan langsung membaca cerita di halaman terakhir.
"Dan pada akhirnya, Charlotte mati di tangan Lucifer karena keegoisannya sendiri." Amel membaca paragraf pertama di halaman terakhir itu.
"Kehancuran terjadi di mana-mana setelah kematian Charlotte. Wilayah kerajaan seperti danau darah yang haus akan nyawa." Amel kembali membaca narasi paragraf sebelum paragraf terakhir.
"Aku tidak bisa--"
Buk
Amel tak melanjutkan dialog dari Lucifer dan langsung menutup buku tersebut dengan kasar.
"Njir sad ending." Amel mengomentari isi novel yang baginya bagus tapi tak bagus karena sad ending.
"Dah lah, gue nggak mau cari penyakit." Amel langsung memasukkan buku itu ke dalam tasnya, memakai headset di kedua telinganya dan pergi keluar dari tempat itu.
Amel melirik lampu lalu lintas yang merah dan dia langsung menyebrang tanpa mendengar suara klakson dari truk tronton sedang melaju ke arahnya.
Tin
Tin
Tiinnnn
Brukkk
Brakghhh
Sebelum Amel benar-benar menutup matanya, ia meneteskan air mata karena mengingat jahatnya dunia kepadanya.
***
Note:
Novel 'Raja Iblis Tak Punya Hati' tidak ditemukan di mana pun, karena novel itu saya rekayasa sendiri agar mengatur jalannya cerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPEROR'S DOLL [END]
Fanfiction"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, terjebak selamanya dalam tubuh itu dan harus menghadapi seorang raja yang terobsesi dengannya. ***