vote before reading❤️
***
Charlotte dengan wajah lesunya memetik bunga mawar putih yang sudah lama berada di taman istana. Mawar putih itu ia cium selama lima detik sambil memejamkan mata, lalu ia kembali menghela napas lelah.
"Aku tidak apa-apa jika tidak memiliki keturunan, asal aku tidak kehilanganmu."
Ucapan Lucifer masih membuatnya bimbang. Baru kali ini ia menemui orang yang tidak ingin punya anak. Bukan dari pihak perempuan, tapi dari pihak laki-laki.
Padahal, pernikahan dilakukan untuk membangun rumah tangga, tapi Lucifer sama sekali tidak mengizinkannya memiliki anak.
Kecewa. Charlotte kecewa. Ia ingin mempunyai anak dan melihat bagaimana menggemaskannya anaknya nanti.
Mungkin terlihat bodoh jika Charlotte mengharapkan ia bisa melahirkan anak Lucifer, tapi seperti itulah kenyataannya. Ia ingin, tapi tidak diizinkan.
"Sebenarnya apa perasaanku?" gumam Charlotte. Ia menjadi bingung dengan dirinya sendiri. Hatinya belum yakin, tapi ia ingin punya anak dari Lucifer.
Charlotte mematahkan tangkai bunga mawar putih itu dan menghela napas kembali. Tatapannya kini beralih ke atas, tepat di mana Lucifer berada. Laki-laki itu menatapnya dari atas istana dengan tatapan sedih.
Charlotte menyuruh Lucifer tidak dulu mendekatinya sampai perasaannya membaik.
Menatap kembali bunga-bunga mawar putih itu, Charlotte langsung beranjak dari taman dan masuk kembali ke dalam istana.
Dan saat ia masuk satu langkah di depan pintu, Lucifer langsung berada di depannya, tapi itu tidak membuatnya terkejut karena ia terlalu larut dalam pikiran.
"Maafkan aku," ujar Lucifer. Laki-laki itu meraih tangan Charlotte untuk ia genggam.
"Aku melakukannya demi kebaikanmu. Aku mencintaimu." Lucifer mengecup tangan wanita itu dan memejamkan matanya. Hatinya sakit saat Charlotte melarangnya untuk mendekat.
"Iya," jawab Charlotte singkat.
Charlotte menarik tangannya kembali dan berjalan maju, mengabaikan Lucifer. Entahlah, ia merasa tidak enak hati ketika melakukan itu, tapi rasa kecewa membuatnya mau tidak mau melakukan itu.
"Bicaralah padaku," pinta Lucifer. Kakinya terus melangkah untuk sejajar dengan Charlotte sembari menatap wanita itu penuh permohonan.
"Kumohon mengertilah..." lirih Lucifer.
Lucifer dan Charlotte menghentikan langkahnya saat Asher berada di hadapan mereka. Pria itu membungkuk hormat dan memberi salam.
"Salam Yang Mulia."
"Kenapa?" tanya Lucifer.
Asher berdehem singkat. "Sekarang waktunya kunjungan ke desa untuk memberikan sebagian koin dan makanan kepada warga," ujar Asher memberitahu.
Lucifer jadi melupakan itu. Dia sendiri yang memutuskan itu pada hari ini di waktu sekarang. Tapi malangnya, waktunya sangat tidak tepat saat kini istrinya sedang tidak mau berbicara dengannya.
Lucifer menatap Charlotte yang menatap lurus ke depan. Ia menjadi bingung antara meninggalkan istrinya ini, atau melakukan perjanjian yang ia katakan.
"Pergilah. Tidak baik jika janji tidak ditepati," ujar Charlotte tanpa menatap Lucifer.
"Tapi--"
"Niatmu sudah baik. Lanjutkan kebaikan itu dan tebus dosamu. Aku menyukainya," ujar Charlotte melirik Lucifer sekilas. Ada perasaan sedikit senang saat ia mengetahui bahwa Lucifer perlahan-lahan mau berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPEROR'S DOLL [END]
Fanfiction"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, terjebak selamanya dalam tubuh itu dan harus menghadapi seorang raja yang terobsesi dengannya. ***