Charlotte semakin melotot mendengar ucapan Lucifer. Ia pikir pertanyaannya akan dijawab dengan tebasan di kepalanya, tapi ternyata ia salah, justru Lucifer menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak ia sangka sama sekali.
Merasa jika Lucifer menyuruhnya ke istana untuk dieksekusi, Charlotte sontak menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Kau menolakku?"
Skakmat! Charlotte benar-benar yakin kalau dia tidak akan mempertahankan kepalanya dengan waktu lama lagi.
Pertama, ia berani mempertanyakan perintah raja.
Dan yang kedua, ia berani menolak perintah raja.
"Empat hari aku menjadi peliharanmu, dan sekarang aku ingin kau menjadi peliharaanku," ujar Lucifer. Matanya menikmati ketakutan Charlotte terhadap dirinya.
Lucifer suka itu, suka jika orang yang ia inginkan takut dan tunduk padanya.
Tidak berani berbicara, Charlotte hanya bisa menggerutu di dalam hati. Dia mana tahu jika kucing yang ia pelihara adalah seorang bangsawan.
Jika saja Charlotte tahu terlebih dahulu, jangankan ingin memelihara, melihat kucing itu pertama kali pun Charlotte akan lari.
"Apa yang kau pikirkan?" tanya Lucifer lagi saat tidak mendapat jawaban. Lucifer benar-benar penasaran kenapa dia tidak bisa membaca pikiran Charlotte.
Charlotte kembali diam, ia mengingat isi novel yang mengatakan kalau Lucifer memiliki kekuatan bisa membaca pikiran. Dan detik itu juga ia langsung mengumpati dirinya sendiri karena baru sadar akan hal itu.
Pasti Lucifer tahu apa yang ia pikirkan sekarang.
"Aku bertanya untuk dijawab, Charlotte."
Mendengar namanya dipanggil, Charlotte langsung menatap kembali mata Lucifer dengan takut.
"A-aku ingin bertemu Bibi Rose," jawab Charlotte dengan suara lirih. Ia benar-benar menjaga ucapannya jika berhadapan dengan Lucifer.
Lucifer tersenyum lebar, tapi Charlotte bisa mendefinisikan kalau itu adalah senyum kematian. Semua senyum Lucifer sudah dijelaskan dalam novel. Charlotte dibuat seperti salah bicara.
"Kau akan melihatnya setelah kita kembali ke istana," ujar Lucifer kembali.
Lucifer mengulurkan satu tangannya pada Charlotte, berharap Charlotte menerimanya dan Lucifer akan langsung membawanya pergi.
Bukannya menyambut uluran tangan besar itu, Charlotte justru menatap tangan yang nanti memegang pedang kematiannya itu dengan tatapan was-was. Ia semakin ragu untuk menyambut uluran tangan itu.
"Kau menolakku lagi?" tanya Lucifer, matanya kembali menatap datar Charlotte.
'Aku akan memaksamu dengan kasar jika kau berani menolak. Aku sudah menurunkan harga diriku di hadapanmu dengan mengulurkan tanganku, tapi kau menolakku?' batin Lucifer berteriak marah.
Dengan tangan yang gemetar, Charlotte mengangkat tangannya dan menerima uluran tangan Lucifer. Tangan lembab karena berkeringat itu kini bersentuhan dengan tangan besar nan dingin milik Lucifer.
'Ahh, kulitnya jauh lebih halus jika aku menyentuhnya secara langsung.' Lucifer tersenyum miring saat Charlotte menerima uluran tangannya.
Lucifer menggenggam tangan yang terlihat kecil di genggamannya itu. Membawa Charlotte keluar, Lucifer langsung mendatarkan pandangannya saat melihat orang-orang yang kini mengintip mereka dari jendela rumah.
'Setelah menjinakkan gadis ini, aku akan membunuh pemimpin kecil di desa ini,' gumam Lucifer dalam hati.
Lucifer mendekati kuda miliknya dan menyuruh Charlotte untuk naik ke atas kuda itu. Lucifer menahan senyumnya saat tubuh Charlotte justru lebih pendek dari punggung kuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPEROR'S DOLL [END]
Fanfiction"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, terjebak selamanya dalam tubuh itu dan harus menghadapi seorang raja yang terobsesi dengannya. ***