VOTE WOI!! KALAU NGGAK AKU SEMBELIH!
***
Terhitung sudah dua minggu Charlotte diam di kamar besar ini dengan tangan yang masih dirantai. Bosan mungkin menyerang, namun ia tidak bisa bertindak bodoh seperti dulu-dulu lagi untuk meraih kebebasan yang hanya sementara.
Rantai yang membelenggunya tidak akan bisa ia lepaskan sendiri. Semuanya dikendalikan Lucifer. Rasa sakit dan hidupnya, laki-laki itu yang mengendalikannya.
Kesehariannya di dalam kamar hanya makan, minum, tidur, mandi dan lain sebagainya yang mengacu pada 'kemalasan'. Tapi itu bukan kehendaknya. Dirinya kalau bisa juga akan pergi dan bersenang-senang di luar.
Tapi apalah daya. Mengharapkan kebebasan sementara dan melakukan hal bodoh yang akan membuat hidupnya semakin tidak terkendali membuatnya memikirkan hal itu seribu kali.
"Yang Mulia.."
Charlotte tersentak dan menatap ke depan, melihat wanita pelayan yang sering ia lihat akhir-akhir ini sebagai orang yang membawakan makanan.
"Terima kasih," ujar Charlotte tersenyum manis.
Wanita itu Maria, si kepala pelayan. Ia tersenyum pada Charlotte dan membawakan makanan yang tadinya Charlotte tunjuk untuk diambilkan.
Sebelum memberikan makanan itu, Maria berkata. "Maaf lancang, Yang Mulia. Bisakah Yang Mulia tidak mencoba kabur lagi dari Raja Lucifer?"
Charlotte mengangkat kepalanya, ia mengernyit heran. "Kenapa?" tanya Charlotte.
"Kerajaan jadi tidak terkendali jika Yang Mulia pergi. Kunci hilangnya kesengsaraan di kerajaan hanya Yang Mulia."
Charlotte terdiam, ia mengerti. 'Apa Lucifer memang segila itu? Tapi, kenapa dia gila karenaku?'
"Maaf egois, Yang Mulia. Tapi jika Yang Mulia berusaha kabur lagi, saya tidak akan tinggal diam." Maria menatap Charlotte sembari tersenyum.
Baiklah, ini pertama kalinya ada pelayan yang berani berbicara seperti itu pada atasannya. Dan pertanyaannya, kenapa Maria sama sekali tidak menatap hormat pada Charlotte?
"Saya tidak ingin kehilangan putra saya lagi karena kegilaan Raja Lucifer," ujar Maria.
"Apa?" Charlotte dibuat terkejut. Memangnya apa yang dilakukan Lucifer hingga membuat Maria seperti ini padanya?
"Dua putra saya menjadi prajurit di kerajaan ini. Satu putra saya telah mati karena Raj--"
BRAK!
Maria yang merasa Raja Lucifer masuk ke dalam, langsung menyerahkan makanan yang diinginkan Charlotte. Wanita itu tersenyum dan membungkuk.
Menoleh ke samping, Maria dibuat gemetar dengan tatapan tajam Lucifer. Mata merah yang menyala membuatnya benar-benar lemas.
"Kau mengancamnya?" tanya Lucifer dengan suara rendah. Tatapannya menghunus tajam ke arah Maria.
Maria semakin gemetar dibuat lucifer. Ia menunduk dalam. Jika menjawab jujur akan kena, dan jika menjawab bohong akan lebih berbahaya. Karena Lucifer tahu segalanya.
"Keluar!" suruh Lucifer.
Meski bingung, Maria memanfaatkan kesempatan itu dan pergi dengan tergesa-gesa keluar dari kamar.
Sepeninggal Maria, Lucifer yang tadinya mendapat tatapan heran dari Charlotte langsung tersenyum manis.
Tubuhnya ia bawa ke dekat Charlotte dan melempar buku yang ada di atas paha Charlotte dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPEROR'S DOLL [END]
Fanfiction"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, terjebak selamanya dalam tubuh itu dan harus menghadapi seorang raja yang terobsesi dengannya. ***