Zilan menggeliat diatas tempat tidurnya. Dia melirik jam di dindingnya, sudah pukul 7 pagi. Dia bangun dan merenggangkan otot-ototnya sebentar, setelah itu dia bangkit untuk mandi.
Setelah mandi, dia bersiap-siap untuk berangkat ke kampusnya. Zilan mengecek ponselnya, tidak ada pesan dari Kesha. Dia menghela nafasnya. Sepertinya Kesha sangat sibuk disana sehingga tidak bisa membalas pesan Zilan.
Zilan turun kebawah, seorang maid menghampirinya.
"Tuan muda Zilan, kami sudah menyiapkan sarapan anda" Zilan mengangguk. Dia berjalan ke meja makan.
"Dimana kak Rahma?"
"Nona Rahma sudah berangkat tadi pagi jam 7, tuan muda" Zilan mengangguk. Dia memakan sarapannya.
Setelah selesai, dia menuju ke garasi untuk mengendarai mobilnya keluar dari mansion Kesha.
Ya, Zilan tidak jadi mengambil kuliah di Amerika karna persaingan nilai disana yang begitu ketat. Nilai Zilan masih kurang untuk masuk ke beberapa universitas disana. Maka dari itu dia memilih untuk berkuliah di Indonesia saja. Sebenarnya dia sangat berat hati untuk berjauhan dengan Kesha, namun mau bagaimana lagi. Kesha bisa saja menggunakan uangnya untuk menguliahkan Zilan disana, tapi Zilan yang tidak mau. Dia takut malah nanti mempermalukan Kesha.
Zilan masuk ke pekarangan kampus, dia memarkiirkan mobil sport putih milik Kesha di parkiran kampus. Sebenarnya Kesha ingin membelikan mobil baru untuk Zilan tapi Zilan menolaknya, dia lebih menyukai menggunakan mobil milik Kesha.
Zilan turun dari mobilnya, beberapa pasang mata menatap memuja Zilan. Siapa yang tidak kepincut dengan visual Zilan yang seperti artis Korea. Mata sipit dan hidung mancungnya, juga kulit putih bersih dan tinggi badan yang lumayan tinggi untuk orang-orang asli Indonesia.
Zilan berjalan masuk kedalam kampus, dia tidak satu kampus dengan Kris. Kris memilih menggunakan uangnya agar bisa masuk kedalam UI agar bisa bersanding dengan Rahma padahal nilainya pas-pasan.
"Zilan!" Zilan menoleh. Dia melihat seorang gadis berlari kearahnya.
"Ini aku bawain makanan buat kamu" gadis itu tersenyum lebar. Zilan hanya menatap datar gadis itu.
"Gua udah sarapan" Zilan hendak pergi namun tangannya dicekal oleh gadis itu.
"Pliss terima masakan aku ya, aku udah buat capek-capek loh ini" Zilan melepas kasar cekalan tangan gadis itu.
"Gua gak nyuruh Lo buat masakin gua, gua udah makan dari rumah!" ketus Zilan. Gadis itu masih kekeh memegang lengan Zilan.
"Lepasin tangan gua Aluna!" Zilan sedikit meninggikan suaranya. Aluna melepas cekalannya, dia menatap sedih Zilan.
Para mahasiswa di kampus itu sudah biasa melihat Aluna yang selalu mengejar-ngejar Zilan padahal Zilan sudah menolaknya berkali-kali. Zilan langsung pergi meninggalkan Aluna di koridor kampus dan menuju ke kelasnya.
"Woy Lan! Lo dapet buket bunga lagi nih!" Seru Raven, teman sejurusan Zilan.
Dia berlari kearah Zilan sembari mengangkat buket bunga mawar berukuran kecil. Zilan menghela nafasnya lelah. Sejak menjadi mahasiswa baru tahun kemaren hingga saat ini banyak sekali cewe yang mengejar-ngejar Zilan. Mau senior, junior ataupun orang seangkatannya selalu mengejar-ngejar Zilan. Bahkan ada yang bar-bar dengan berani mengungkapkan perasaannya kepada Zilan ditengah lapangan.
"Gila Lo ya Lan, emang idola di kampus ini Lo tuh" goda Raven.
"Apa sih" Zilan berseru sebal. Dia berjalan kedalam kelasnya.
"Eh ini bunganya gimana?"
"Buat Lo aja!" Raven sudah meloncat kegirangan. Pasalnya buket bunga itu berasal dari mahasiswi incarannya, namun dia malah menyukai Zilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKHESHA (BOOK 1 & 2)
Teen FictionSeorang wanita muda pebisnis sukses untuk sebuah perusahaan real estat di Indonesia, Rakhesha Aquino atau kerap disapa Kesha. Dia cantik, menawan, pintar dan lulusan Oxford bertemu dengan seorang siswa SMA yang nakal, arogan namun sialnya memiliki...