by sirhayani
part of zhkansas
22
Abim mengetuk telunjuknya di atas meja sembari menyeruput jus alpukatnya dari sedotan stainless steel. Meski tak ingin mencari tahu tentang seperti apa cowok yang merupakan pacar Kenanga itu, tetapi hatinya tak tenang jika rasa penasarannya tidak segera menghilang.
"Kalian ada yang lihat nggak cowok yang waktu itu narik Kenanga?" Akhirnya, dia bertanya juga. Persetan dengan teman-temannya yang akan menggodanya habis-habisan.
Calvin yang duduk di sampingnya, merangkulnya sambil tersenyum penuh arti. "Gue sempat lihat, sih. Kalau nggak salah dia itu peringkat satu paralel di angkatannya. Siapa, ya, namanya? Ken?"
"Keenan!" seru Dafa. "Dia terkenal banget katanya di antara guru-guru. Jadi murid kesayangan."
Abim menatap Dafa, tertarik mendengarkan lebih jauh. "Orangnya kayak gimana?"
"Ya mana gue tahu?" Dafa menaikkan alis. "Pinter? Udah jelas. Rada kaku kayaknya. Kelihatan orangnya lebih banyak ngabisin waktu dengan buku dibanding ngobrol bareng yang lain alias kutu buku. Kayaknya dia nggak punya temen? Rata-rata anak ambis gitu kan, jarang temennya. Tapi nggak tahu, sih."
Meski Keenan pintar dan peringkat satu, tetapi jika tidak mudah bergaul, semua kepintarannya itu akan sia-sia, kan? Sudut bibir Abim sedikit naik ke atas. Ternyata dirinya jauh lebih baik meski dia tidak pintar-pintar amat dalam pelajaran, tetapi soal mencari koneksi jauh lebih jago.
Ah, tapi tetap saja. Kenanga malah pacaran dengan cowok seperti Keenan.
Apa Kenanga lebih suka cowok pintar, ya?
Apa pun itu, mereka kan masih pacaran! Abim bisa merebut hati Kenanga....
"Lo lagi mikir apa, sih, Bro? Kayak berat banget gue lihat-lihat." Calvin menepuk-nepuk pundak Abim. "Gue tahu lo suka berat sama cewek yang namanya Kenanga itu, tapi jangan sekali-kali buat berpikir untuk jadi perebut cewek orang."
"Memangnya lo tahu gue bakalan rebut?" tanya Abim, heran dengan temannya yang seolah-olah bisa menyelam ke pikiran Abim.
"Ya, tahu lah. Lo kan tipe yang berambisi tinggi. Kalau lo udah suka sesuatu, nggak akan lo biarin lepas. Lo akan ngejar sampai dapat. Waktu lo beli Blacky juga kan rebutan sama orang dan nggak mau kalah."
Abim menaikkan alis. "Memang gue gitu?"
"Ya elah pake nanya."
Abim menaruh gelasnya ke atas meja, lalu keluar dari bangku panjang.
"MAU KE MANA LO?" seru Neo.
Abim melambaikan tangan. "Berak," bohongnya. Dia hanya ingin ke toilet untuk buang air kecil. Jika mengaku ingin buang air kecil, maka mereka bisa ikut semua untuk buang air kecil juga. Abim hanya ingin BAK dengan tenang tanpa belalainya harus diintip-intip untuk dibandingkan dengan milik mereka.
***
Padahal Sadewa sudah berusaha untuk menahan haus agar tidak masuk toilet siswi, tetapi dia tetap tak bisa menahan diri minum dua gelas air mineral setelah berolahraga dan membuatnya harus buru-buru ke toilet para siswi, berharap di sana tak ada para cewek.
Karena mendapatkan sebuah peringatan di pikirannya bahwa dia tak boleh mengintip para siswi berganti pakaian, saat mengganti pakaian sebelum dan setelah jam olahraga tadi, Sadewa memilih menggantinya di gudang sendirian. Entah kenapa langsung ada alarm peringatan di kepalanya bahwa dia tak boleh ada di ruangan yang sama dengan cewek-cewek satu kelas Kenanga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Times
Teen FictionSELESAI ✔️ Kenanga yang pendiam, pemalu, lemah, selalu dirundung oleh teman sebangkunya yang bernama Sheila tiba-tiba menjadi sosok yang tak tahu malu, pembuat masalah, jago bela diri, dan tak tanggung-tanggung memukul siapa pun yang melukai dirinya...