Double up
***
Happy Reading
***
Pagi ini air hujan mengguyur, udara yang dingin membuat Celine enggan untuk keluar dari selimutnya dan ingin melanjutkan tidurnya.
Tapi ia tidak boleh egois perutnya sudah berbunyi ingin segera di isi, anaknya juga butuh asupan nutrisi, dengan terpaksa Celine keluar dari selimut.
Ia melihat sekeliling, sepertinya Aaron tidak pulang tadi malam, diam-diam Celine menghela nafas lega.
Dengan langkah lesu ia keluar dari kamar, ia tadi malam tidak bisa tidur, wajahnya terlihat lelah karena hanya tidur sebentar, gara-gara pemandangan yang seharusnya tidak ia lihat.
Sekarang ia baru menyesali rasa penasarannya, jika saja ia tidak penasaran ia tidak akan melihat sisi Aaron yang lain.
"Selamat pagi nyonya," sapa Bernan.
Bernan mengeser kursi untuk nyonya Celine. "Pagi juga Bernan dan terimakasih."
"Bernan bisa aku minta tolong?"
Bernan mengangguk. "Tentu saja nyonya."
"Kemarin aku menjatuhkan gelas susu di ruangan paling pojok lantai tiga, bisakah kau membereskannya untukku?"
Bernan menunduk. "Maaf nyonya saya tidak bisa, tuan melarang saya menginjakkan kaki di ruang pojok lantai tiga."
Jelas Celine tahu apa alasan dari larangan itu. "Lalu siapa yang boleh memasuki ruangan itu?" tanya Celine, semoga saya Bernan tahu, sebenarnya Celine bisa membereskan nya sendiri, tapi ia tidak berani untuk kembali ke dalam ruangan itu.
"Hanya tuan Aaron yang bisa masuk kedalam ruangan itu, dan mungkin juga tuan Rion bisa," jawab Bernan.
Celine mengangguk. Pupus sudah harapannya, sepertinya ia harus kembali lagi ke ruangan itu. "Baiklah."
"Oh iya kau tahu dimana Dela, Bernan? Kenapa dia tidak datang ke kamarku pagi ini?" Tanya Celine.
Bernan mengernyit bingung karena ia tadi melihat pelayan itu keluar dari gerbang mansion, Bernan kira pelayan itu keluar karena disuruh oleh Nyonya Celine.
"Saya tadi melihat nya keluar dari mansion nyonya, tapi tidak tahu akan kemana," ungkap Bernan.
Celine mengangguk. "Baiklah."
"Ingin sarapan apa nyonya?"
Celine menggerakkan sendoknya dengan semangat. "Aku ingin lasagna seperti kemarin malam Bernan, dan jangan lupa mangga mudanya Bernan."
"Siap nyonya, tapi untuk mangga muda anda bisa memakannya nanti siang, tidak baik untuk perut anda jika memakannya pagi-pagi seperti ini," ucap Bernan.
"Ck baiklah, tapi porsinya harus banyak jika nanti siang."
Bernan menggeleng. "Tidak nyonya, porsinya akan sesuai dengan anjuran yang dokter gizi sarankan."
"Ayolah Bernan, makan banyak mangga muda tidak akan membuatku sakit perut," Celine berusaha bernegosiasi dengan kepala pelayan itu.
"Tetap tidak nyonya."
Celine melipat bibirnya. "Baiklah, sekarang mana lasagna milikku, aku tidak sabar ingin memakannya."
"Silahkan nyonya."
"Terimakasih Bernan."
"Sama-sama nyonya."
Celine melahap lasagna itu dengan penuh semangat.

ANDA SEDANG MEMBACA
Sorry Mr. Husband (END)
Fiksyen SainsTak pernah terbayang olehku akan bertransmigrasi ke dalam novel yang baru aku baca apalagi aku menempati tubuh tokoh yang paling aku benci yang paling terpenting tokoh ini sedang hamil anak dari karakter favoritku. Karina si penggila novel harus ber...