Happy Reading^^
***
Celine membuka matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk, ia mencoba merenggangkan tubuhnya yang kaku namun pergerakan tubuhnya terbatas karena ada tangan yang melilit tubuhnya dengan kuat. Ia perlahan menoleh dan melihat Aaron tidur di sampingnya dengan lengan melingkar erat di pinggangnya.
Sudah seminggu belakangan ini Aaron tidak pernah membiarkannya tidur dengan tenang, pria itu terus menyentuhnya, ia sedikit menyesal mengizinkan pria itu untuk menjamah tubuhnya. Pria itu seperti singa yang baru saja bangun dari tidurnya, sangat buas.
Celine perlahan mencoba melepaskan diri dari pelukan Aaron tanpa membangunkannya. Namun bukannya terlepas pelukan itu malah makin erat.
Celine perlahan menoleh dan melihat Aaron tidur di sampingnya dengan lengan melingkar erat di pinggangnya. Ia mengapit hidung Aaron, agar pria itu bangun. "Aku tahu kamu sudah bangun Aaron."
Aaron mengerutkan kening dan perlahan membuka matanya, merasa terganggu oleh tindakan Celine. "Selamat pagi, Love," gumam Aaron dengan suara serak, masih setengah tertidur.
"Cepat lepaskan tangganmu dari pinggangku!" Suruh Celine.
Bukannya melepaskan, Aaron malah menelusupkan kepalanya pada dada Celine. Ia melotot terkejut dengan tindakan tiba-tiba sang suami.
"Nyaman," guman Aaron.
"Lepaskan aku, Aaron!" Celine memukul tangan Aaron.
"Biarkan seperti ini sebentar saja," pinta Aaron yang masih menutup matanya.
Celine menghela nafas panjang. "Jika kamu masih seperti ini, kamu dilarang menyentuhku satu minggu penuh," ancam Celine.
Aaron akhirnya membuka matanya sepenuhnya dan melepaskan pelukannya dengan enggan. "Baiklah, baiklah. Aku menyerah, jangan memberiku ancaman seperti itu, bagaimana mungkin aku tidak menyentuhmu, love."
Celine segera bangkit dari tempat tidur, menutupi tubuhnya dengan selimut sambil memberikan tatapan tajam ke arah Aaron. "Jika bukan ancaman itu, kamu tidak akan melepaskanku sampai siang nanti kamu tahu itu."
Aaron tertawa kecil, ia berjalan mendekati wanitanya. "Baiklah, Love. Aku mengerti. Sekarang, bagaimana kalau kita mandi Bersama," bisik Aaron memeluk pinggang wanitanya.
Celine melotot. "Tidak," tolaknya mentah-mentah sambil berusaha melepaskan pelakan Aaron.
"Terlambat," Aaron mengangkat wanitanya.
"Akh aku tidak mau, siapapun yang ada diluar tolong aku," teriak Celine.
"Sia-sia saja Love, mereka tidak bisa mendengar teriakanmu, kamu lupa kamar ini kedap suara," Aaron membawa wanitanya kedalam kamar mandi.
Meskipun awalnya Celine merasa kesal, mereka akhirnya menghabiskan waktu bersama di kamar mandi, menikmati momen kebersamaan mereka.
***
Siang ini Celine duduk di ayunan taman di sayap kiri mansion sambil melihat bunga yang beragam jenis dan warna. Angin sepoi-sepoi membuatnya merasa sedikit tenang, meskipun pikirannya masih berkecamuk. Aaron kini sedang sibuk membicarakan pekerjaan dengan Leo di ruang kerja, jadi ia ditemani oleh seorang pelayan yang sudah Aaron tunjuk untuk menjaganya.
Celine mencoba menikmati momen damai ini, tetapi sulit baginya untuk sepenuhnya rileks. Ia masih memikirkan tentang tangan kanan baru suaminya itu, ia benar-benar pernah melihat Leo, tapi Dimana. Ia mengacak rambutnya sendiri karena kesal tidak bisa mengingat dimana ia bertemu dengan Leo.
"Nyonya anda baik-baik saja?" Tanya pelayan dengan nada khawatir.
Celine menengok kearah pelayan dan mengangguk. "Aku baik-baik saja."

STAI LEGGENDO
Sorry Mr. Husband (END)
FantascienzaTak pernah terbayang olehku akan bertransmigrasi ke dalam novel yang baru aku baca apalagi aku menempati tubuh tokoh yang paling aku benci yang paling terpenting tokoh ini sedang hamil anak dari karakter favoritku. Karina si penggila novel harus ber...